
Tinggalkan Komentar / Bahtsul Masail, Uncategorized, Zakat / Oleh K Abd Ghani Al-Jazary
HUKUM ZAKATNYA GABAH ATAU PADI GAGANG YANG DIPANEN DARI DUA SAWAH
Assalamualaikum.
Deskripsi masalah.
Seorang Hamid berprofesi sebagai petani dia mempunyai dua sawah yang satu berada di Desa Muangan dan satu ada di Desa Talang, setiap sawah berukuran 150 meter persegi dan setiap tahunnya ditanami padi, sedangkan panennya sawah tersebut selisih satu bulan sedangkan jumlah dari masing-masing keduanya ketika panen tidak sampai satu nisab, namun apabila dikumpulkan dari hasil panen keduanya sampai satu nisab.
Pertanyaanya.
Apakah Hamid berkewajiban mengeluarkan zakat..? Mohon jawabannya.
Waalaikum salam.
Jawaban.
Hamid wajib mengeluarkan zakat dengan mengumpulkan seluruh panen dari dua sawah tersebut.
مرقاة صعود التصديق فى شرح سلم التوفيق.ص ٣٩
( ويضم زرع العام )
أى أنواع زرع العام ( بعضه إلى بعض ) فى إكمال النصاب إن اتخذ الجنس ووقع الحصاد فى عام واحد إثني عشر شهرا عربية وإن لم يقع الزرعان فى سنة إذ الحصاد هو المقصود.
Dan dikumpulkan tanaman dalam setahun antara yang satu dengan yang lainnya dalam menyempurnakan nisab apabila sejenis. Dan adanya panen berada dalam satu tahun, yakni 12 bulan hijriyah, meskipun dua tanaman tidak dipanen pada tahun yang sama.Karena panen tersebut yang damaksud”
الفقه الإسلامي و أدلته – ١٨٢٤/٧٧٢٢
وقال الصاحبان وجمهور الفقهاء (٣): النصاب شرط، فلا تجب فيه الزكاة في شيء من الزروع والثمار حتى تبلغ خمسة أوسق
(653,kg)
أو 50 كيلة مصرية لقوله صلى الله عليه وسلم ليس فيما دون خمسة أوسق صدقة» (١) والوسق ستون صاعا، وهذا حديث خاص بهذه الزكاة، يجب تقديمه، وتخصيص عموم أدلة أبي حنيفة، كما خصص قوله: «في سائمة الإبل الزكاة» بقوله في نهاية هذا الحديث: «ليس فيما دون خمسة ذود صدقة »،وقوله: «في الرقة العشر» بقوله «ليس فيما دون خمس أواق صدقة»، ولأنه مال تجب فيه الصدقة، فلم تجب في يسيره كسائر الأموال الزكائية، ولأن الصدقة تجب على الأغنياء، ولا يحصل الغنى بدون النصاب، كسائر الأموال الزكائية. وهذا هو الراجح لدي لصحة الحديث.وإنما لم يعتبر الحول؛ لأنه يكمل نماؤه باستحصاده لا ببقائه، واعتبر الحول في غيره من الزكوات؛ لأنه مظنة لكمال النماء في سائر الأموال. والنصاب معتبر بالكيل، فإن الأوساق مكيلة، وكان الصاع مكيال أهل المدينة في عهد النبي صلى الله عليه وسلم وقدره أربعة أمداد، والصاع خمسة أرطال وثلث رطل، والرطل (675غم) وذكر الشافعية والحنابلة أنه يعتبر النصاب تمرا أو زبيبا إن تتمر وتزبب، لحديث مسلم «ليس في حب ولا تمر صدقة حتى يبلغ خمسة أوسق» وإن لم يتتمر الرطب ولم يتزبب العنب، بأن لم يأت منه تمر ولا زبيب جيدان في العادة، أو كانت تطول مدة جفافه كسنة، اعتبر نصابا رطبا وعنبا، فيوسق رطبا وعنبا؛ لأن ذلك وقت كماله. فيكمل به نصاب ما يجف من ذلك، وتخرج الزكاة من كل منهما في الحال؛ لأن ذلك أكمل أحوالهما.ويعتبر الحب خمسة أوسق حال كونه مصفى من تبنه؛ لأنه لا يدخر فيه ولا يؤكل معه.وأما ما ادخر في قشره كالأرز والعلس، فنصابه عشرة أوسق، اعتبارا بقشرهالذي يكون ادخاره فيه أصلح له أو أبقى بالنصف ، ولا يضم ثمر عام إلى ثمر عام آخر في إكمال النصاب، ولا زرع عام إلى زرع عام آخر كذلك، ويضم ثمر العام بعضه لبعض، وكذلك زرع العام بعضه لبعض، وإن اختلف إدراكه لاختلاف أنواعه وبلاده حرارة وبرودة. والمراد بالعام هنا: اثنا عشر شهراً عربية.
وذكر المالكية أن المعتبر كون الحب منقى من تبنه وصوانه الذي لا يخزن به، مقدر الجفاف، وكون الرطب تمراً والعنب زبيباً، فإن بيع رطباً أوعنباً فيجب نصف عشر القيمة، ونصف عشر ثمن فول أخضر وحمص مما شأنه ألا ييبس. ويؤخذ نصف العشر من زيت ماله زيت. ويحسب في النصاب الشرعي قشر الأرز والعلس والشعير الذي يخزن به. فلو كان الأرز مثلاً مقشوراً أربعة أوسق، وبقشره خمسة أوسق زكي، وإن كان أقل فلا زكاة.واتفق الجمهور مع الحنفية على أنه لا ينقص النصاب بمؤنة الحصاد والدياس وغيرهما من نفقات الزرع
Para sahabat Abu Hanifah dan mayoritas fuqaha berpendapat bahwa nishab merupakan syarat dalam zakat hasil pertanian dan buah-buahan. Oleh karena itu, zakat tidak wajib pada hasil pertanian dan buah-buahan hingga mencapai lima wasaq (653 kg) atau 50 kīlah Mesir, berdasarkan sabda Nabi ﷺ:
“Tidak ada zakat pada sesuatu yang kurang dari lima wasaq.”
Satu wasaq setara dengan enam puluh sha’. Hadis ini adalah dalil khusus terkait zakat ini, sehingga harus didahulukan dan mengkhususkan dalil umum dari Abu Hanifah, sebagaimana perkataan Nabi ﷺ:
“Pada unta yang digembalakan terdapat zakat,”
yang dikhususkan oleh akhir hadis ini:
“Tidak ada zakat pada sesuatu yang kurang dari lima ekor unta.”
Begitu pula, perkataan beliau:
“Pada perak dikenakan sepersepuluh,”
yang dikhususkan dengan sabda beliau:
“Tidak ada zakat pada sesuatu yang kurang dari lima uqiyah.”
Alasannya adalah karena harta yang wajib dizakati tidak dikenakan zakat jika jumlahnya sedikit, sebagaimana hukum harta zakat lainnya. Selain itu, zakat diwajibkan atas orang-orang kaya, sementara kekayaan tidak terwujud tanpa adanya nishab, sebagaimana harta zakat lainnya. Pendapat ini lebih rajih (kuat) menurut saya karena keabsahan hadis tersebut.
Siklus satu tahun tidak disyaratkan dalam zakat ini, karena pertumbuhan hasil pertanian sempurna dengan proses panen, bukan dengan keberlangsungan waktu. Berbeda dengan zakat lainnya, yang mensyaratkan haul (satu tahun) karena haul adalah indikasi sempurnanya pertumbuhan harta lainnya.
Nishab dalam zakat ini dihitung berdasarkan takaran, karena wasaq merupakan satuan takaran. Sha’ adalah takaran penduduk Madinah pada masa Nabi ﷺ, dengan ukuran empat mud. Satu sha’ setara dengan lima rithl dan sepertiga rithl, sedangkan satu rithl setara dengan 675 gram.
Mazhab Syafi’i dan Hanbali menyatakan bahwa nishab dihitung dalam bentuk kurma atau kismis apabila buah kurma atau anggur telah mengering dan menjadi kurma atau kismis, berdasarkan hadis Muslim:
“Tidak ada zakat pada biji-bijian dan kurma hingga mencapai lima wasaq.”
Namun, jika kurma masih dalam bentuk basah (ruthab) atau anggur masih segar dan belum menjadi kismis, atau jika proses pengeringannya membutuhkan waktu lama hingga setahun, maka nishab dihitung dalam keadaan masih basah (ruthab dan anggur segar). Artinya, penghitungan nishab dilakukan saat buah dalam kondisi sempurna, dan zakat dikeluarkan dalam kondisi tersebut karena itu adalah keadaan yang paling sempurna.
Biji-bijian dihitung mencapai lima wasaq dalam keadaan telah dibersihkan dari jeraminya, karena biji-bijian tidak disimpan atau dikonsumsi bersama jeraminya. Sedangkan hasil panen yang disimpan dengan kulitnya, seperti padi (beras dengan sekam) dan gandum al-‘ils, maka nishabnya adalah sepuluh wasaq, karena penyimpanannya lebih baik dalam keadaan masih berkulit. Maka, nisabnya dihitung dengan kulitnya, dan jika dikupas, ukurannya menjadi setengah dari itu.
Hasil panen dari satu tahun tidak digabungkan dengan hasil panen tahun berikutnya untuk melengkapi nishab, demikian pula hasil pertanian dari satu tahun tidak digabungkan dengan tahun lainnya. Namun, hasil panen dalam satu tahun digabungkan satu sama lain untuk melengkapi nishab, meskipun waktu panennya berbeda karena perbedaan jenis dan daerahnya (baik daerah panas maupun dingin). Yang dimaksud dengan “satu tahun” di sini adalah dua belas bulan hijriyah.
Mazhab Maliki berpendapat bahwa hasil panen dihitung dalam keadaan telah dibersihkan dari jerami dan kulit yang tidak disimpan bersamanya, serta dalam kondisi telah kering. Kurma dihitung setelah menjadi kurma kering dan anggur setelah menjadi kismis. Jika kurma dan anggur dijual dalam keadaan basah, maka zakatnya sebesar setengah dari sepersepuluh nilai jualnya. Setengah dari sepersepuluh juga berlaku pada kacang-kacangan hijau seperti kacang fava dan kacang arab yang biasanya tidak dikeringkan. Zakat minyak diambil setengah dari sepersepuluhnya.
Dalam penghitungan nishab, kulit padi, gandum, dan jelai yang disimpan bersama dihitung dalam nishab syar’i. Maka, jika padi yang telah dikupas hanya mencapai empat wasaq, tetapi dengan kulitnya mencapai lima wasaq, maka tetap wajib zakat. Namun, jika kurang dari itu, maka tidak wajib zakat.
Mayoritas ulama sepakat dengan mazhab Hanafi bahwa biaya panen, perontokan, dan biaya lainnya tidak mengurangi jumlah nishab.
1.Hadits Abdullâh bin Umar Radhiyallahu anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
فِيْمَا سَقَتِ السَّمَاءُ وَالْعُيُوْنُ، أَوْ كَانَ عَثَريّاً : الْعُشُرُ، وَمَا سُقِيَ باِلنَّضْحِ: نِصْفُ الْعُشُرِ
Pada pertanian yang disirami hujan atau mata air atau yang menggunakan penyerapan akar (Atsariyan) diambil sepersepuluh dan yang disirami dengan penyiraman maka diambil seperduapuluh . [HR al-Bukhari]
2.Hadits Jâbir bin Abdillah Radhiyallahu anhu bahwa beliau mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فِيْمَا سَقَتِ الأَنْـهَارُ وَالْغَيْمُ: الْعُشُوْرُ، وَفِيْمَا سُقِيَ بِا لسَّانِيَةِ: نِصْفُ اْلعُشُرِ
Semua yang diairi dengan sungai dan hujan maka diambil sepersepuluh dan yang diairi dengan disiram dengan pengairan maka diambil seperduapuluh [HR Muslim]
- Hadits Mu’âdz bin Jabal Radhiyallahu anhu yang berbunyi :
بَعَثَنِيّ رَسُوْلُ اللهِ إِلَى الْيَمَنِ فَأَمَرَنِيْ أَنْ آخُذَ مِمَّا سَقَتِ السَّمَاءُ: الْعُشُرَ، وَفِيْمَا سُقِيَ باِلدَّوَالِيْ: نِصْفَ الْعُشرِ
Rasûlullâh mengutusku ke negeri Yaman lalu memerintahkan aku untuk mengambil dari yang disirami hujan sepersepuluh dan yang diairi dengan pengairan khusus maka seperduapuluh [HR. an-Nasâ’i dan disahihkan al-Albâni rahimahullah dalam Shahîh Sunan an-Nasâ`i 2/193]
Nishab padi, jagung, dan gandum.
Nishab (batas minimal ukuran harta yang dizakati) dari jenis ini sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh imam Bukhari adalah 5 wasaq. Zakat yang dikeluarkan adalah sepersepuluh (10%) apabila menggunakan air hujan, sedangkan apabila tidak menggunakan air hujan maka zakatnya adalah seperduapuluh (5 %) dari hasil tanaman yang didapatkan.
4. Hadits yang lain Rasulullah saw bersabda:
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «فِيمَا سَقَتِ السَّمَاءُ وَالعُيُونُ أَوْ كَانَ عَثَرِيًّا العُشْرُ، وَمَا سُقِيَ بِالنَّضْحِ نِصْفُ العُشْرِ
Artinya: Dari nabi saw bersabda: “Pada tanaman yang diairi dengan air hujan, mata air atau air tanah maka zakatnya sepersepuluh, sedangkan yang diairi dengan tenaga zakatnya seperduapuluh. Dalam menjelaskan 5 wasaq inilah para ulama memberikan keterangan yang mungkin tidak sama antara satu dengan yang lain. Dalam kitab Fath al-Mu’in, Syaikh Zainuddin al-Malibari dari madzhab Syafi’i memberikan keterangan sebagai berikut;
وتجب على من مر في قوت اختياري من حبوب كبر وشعير وأرز إلى قوله …بلغ قدر كل منهما خمسة أو سق وهي بالكيل: ثلاثمائة صاع والصاع أربعة أمداد
Artinya: “Dan wajib zakat bagi orang yang telah lewat pembahasannya (muslim dan merdeka) dalam makanan pokok mereka (dalam kondisi normal) dari biji-bijian seperti gandum dan padi…. yang telah mencapai 5 wasaq, yakni 300 sha’ (dalam timbangan), sedangkan 1 sha’ adalah 4 mud.”
Syarat-syarat zakat tanaman.
Imam Syafi’i menetapkan tiga syarat :
1 – Adanya Hasil bumi harus berupa makanan pokok ,yang disimpan, dan ditanam manusia: yang berupa dari biji-bijian: gandum, biji syair, millet, jagung, beras, lentil, buncis, dan sejenisnya. Itu, dan di antara buah-buahan: kurma dan kismis. Tidak ada zakat pada sayur-sayuran, kacang-kacangan, dan buah-buahan seperti mentimun, semangka, delima, dan tebu.
Adapun Zakat pada biji-bijian yaitu setelah dibersikan dari kulitnya .
2 – Adanya hasil tanaman sampai sempurna satu nishab , yaitu lima awasq, yaitu seribu enam ratus (1600) kati Baghdadi, dan Damaskus .Adapun yang lebih Ashoh ( lebih tepat ) adalah tiga ratus empat puluh dua ( 342 ) Kati dan enam per tujuh ( 6/7 ) Kati, yaitu sama dengan 653kg.
3. Milik penuh ( pemilik tertentu) : Maka tidak wajib zakat atas harta yang diwakafkan pada masjid, menurut pendapat yang benar, alasannya karena masjid tidak dimiliki orang tertentu, dan juga tidak wajib zakat pada pohon Palem yang berada ara-ara yang diperbolehkan , alasannya karena tidak ada yang memiliki secara tertentu.
الفقه الإسلامي و أدلته – ١٨١٤/٧٧٢٢
أولا ـ فرضية زكاة الزروع والثمار وسبب الفرضية (١):هذه الزكاة واجبة بدليل من القرآن والسنة والإجماع والمعقول:أما القرآن: ققوله تعالى: {وآتوا حقه يوم حصاده} [الأنعام:١٤١/ ٦] قال ابن عباس: حقه: الزكاة المفروضة، وقال مرة: العشر، ونصف العشر، وقوله: {يا أيها الذين آمنوا أنفقوا من طيبات ما كسبتم، ومما أخرجنا لكم من الأرض} [البقرة:267/ 2] والزكاة تسمى نفقة، بدليل قوله تعالى: {والذين يكنزون الذهب والفضة، ولا ينفقونها في سبيل الله} [التوبة:٣٤/ ٩].
وأما السنة: فقوله صلى الله عليه وسلم: «فيما سقت السماء والعيون أو كان عثريا (٢) العشر، وفيما سقي بالنضح نصف العشر» (٣) وقوله: «فيما سقت الأنهار والغيم: العشور، وفيما سقي بالسانية (٤) نصف العشور» (٥).وأما الإجماع: فقد أجمعت الأمة على فرضية العشر.
وأما المعقول: فكما ذكرت في حكمة مشروعية الزكاة؛ لأن إخراج العشر إلى الفقير من باب شكر النعمة، وإقدار العاجز، وتقويته على القيام بالفرائض، ومن باب تطهير النفس عن الذنوب وتزكيتها، وكل ذلك لازم عقلا وشرعا.وأما سبب فرضية هذه الزكاة: فهو الأرض النامية بالخارج منها، حقيقة في حق العشر، أو تقديرا في حق الخراج، فلوأصاب الخارج آفة، فهلك لا يجب فيه العشر في الأرض العشرية، ولا الخراج في الأرض الخراجية، لفوات النماء حقيقة وتقديرا. ولو كانت الأرض عشرية فتمكن من زراعتها، فلم تزرع، لا يجب العشر، لعدم الخارج حقيقة. ولو كانت أرضا خراجية يجب الخراج، لوجود الخارج تقديرا.
ولا تجب زكاة الزروع إلا بعد انعقاد الحب واشتداده، ولو بعضه. ولا تثبت الزكاة في الثمار إلا بعد بدو صلاحها، أي ظهور نضجها باحمرار أو اصفرار أو تموه أوتلون، بحسب المعهود في كل ثمر، ويكفي ظهور الصلاح في بعض الثمر من جنس واحد، كما سأبين.
واشترط الشافعية ثلاثة شروط (٢):
١ – أن يكون الناتج الذي تخرجه الأرض مما يقتات ويدخر وينبته الآدميون: فمن الحب: الحنطة والشعير والدُخن والذرة والأرز والعدس والحمص وما أشبه
ذلك، ومن الثمار: التمر والزبيب. ولا زكاة في الخضروات والبقول والفواكه كالقثاء والبطيخ والرمان والقصب. والزكاة على الحبوب بعد تصفيتها من القش والتبن.
٢ – أن يكون الناتج نصاباً كاملاً، وهو خمسة أوسق وهي ألف وست مئة رطل بغدادية، وبالدمشقي في الأصح ثلاث مئة واثنان وأربعون رطلاً وستة أسباع رطل، وهي تساوي ٦٥٣ كغ.
٣ – أن يكون مملوكاً لمالك معين: فلا زكاة في الموقوف على المساجد على الصحيح، إذ ليس لها مالك معين، ولا زكاة في نخيل الصحراء المباح إذ ليس له مالك معين. …….
Kewajiban Zakat Hasil Pertanian dan Sebab Disyariatkannya
Zakat hasil pertanian diwajibkan berdasarkan dalil dari Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’, dan logika:
1. Dalil dari Al-Qur’an
Allah Ta’ala berfirman:
“Berikanlah haknya pada hari panennya.” (QS. Al-An’am: 141)
Ibnu Abbas berkata bahwa “haknya” dalam ayat ini adalah zakat yang diwajibkan. Dalam riwayat lain, ia menyebutkan bahwa yang dimaksud adalah ‘ushr (sepersepuluh) dan nishfu ‘ushr (seperdua sepuluh).
Allah juga berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil usaha kalian yang baik-baik dan dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kalian.” (QS. Al-Baqarah: 267)
Zakat disebut sebagai nafkah (infak), sebagaimana firman Allah:
“Dan orang-orang yang menimbun emas dan perak, lalu tidak menafkahkannya di jalan Allah…” (QS. At-Taubah: 34)
2. Dalil dari Sunnah
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Pada tanaman yang disirami oleh air hujan dan mata air, atau tumbuh dengan sendirinya (‘atsariyyan*), dikenakan zakat sepersepuluh (‘ushr). Sedangkan yang disirami dengan alat (nadh) dikenakan zakat setengah dari sepersepuluh (nishfu ‘ushr).”*
Beliau juga bersabda:
“Tanaman yang diairi oleh sungai dan air hujan dikenakan zakat sepersepuluh (‘ushr*), sedangkan yang disirami dengan alat (saniyah) dikenakan zakat setengah dari sepersepuluh (nishfu ‘ushr).”*
3. Dalil dari Ijma’
Umat Islam telah sepakat (ijma’) mengenai kewajiban zakat hasil pertanian dengan kadar sepersepuluh atau setengahnya.
4. Dalil dari Akal (Logika)
Sebagaimana telah dijelaskan dalam hikmah pensyariatan zakat, mengeluarkan zakat hasil pertanian merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat Allah, membantu orang-orang yang membutuhkan, memperkuat mereka agar dapat menjalankan kewajiban agama, serta menyucikan jiwa dari dosa. Semua ini adalah sesuatu yang diwajibkan oleh akal dan syariat.
Sebab Kewajiban Zakat Ini
Sebab diwajibkannya zakat ini adalah tanah yang subur dan menghasilkan panen. Hal ini berlaku secara hakiki dalam zakat pertanian (‘ushriyyah) dan takdiran (perkiraan) dalam zakat tanah kharajiyyah (tanah yang dikenakan pajak kharaj).
- Jika hasil panen terkena bencana dan musnah, maka zakat ‘ushr tidak wajib pada tanah ‘ushriyyah, begitu pula pajak kharaj tidak wajib pada tanah kharajiyyah, karena hasilnya benar-benar tidak ada.
- Jika seseorang memiliki tanah ‘ushriyyah tetapi tidak menanamnya, maka tidak ada kewajiban zakat karena tidak ada hasil yang nyata.
- Namun, jika tanahnya termasuk tanah kharajiyyah, maka pajak kharaj tetap wajib meskipun tidak ditanami, karena hasilnya dianggap ada secara perkiraan.
Zakat hasil pertanian tidak wajib kecuali setelah biji-bijian telah berisi dan mengeras, meskipun sebagian saja. Sedangkan pada buah-buahan, zakat hanya wajib jika telah tampak tanda-tanda kematangannya,
CATATAN :
ZAKAT PERTANIAN MAKANAN POKOK
Hasil pertanian makanan pokok seperti beras dan gandum adalah sebagai berikut:
Nishab: 5 wasaq yang setara dengan 652,8 kg atau 653 kg gabah kering atau 520 Kg beras. Waktu mengeluarkan zakat: setelah panen.
Jumlah zakat yang harus dikeluarkan:
- 1/10 atau 10% apabila disiram air hujan/mata air/sungai.
- 1/20 atau 5% apabila pemeliharaannya menelan biaya pengairan seperti pakai pompa diesel, dll.
Cara menghitung zakat:
Pertama, biaya pupuk, insektisida, dan biaya lain selain pengairan diambilkan dari hasil panen. Apabila hasil bersih mencapai 653 kg gabah kering/520 kg beras, maka berarti sudah wajib zakat.
Kedua, zakatnya hasil bersih panen x 5% apabila pengairan memakan biaya. Hasil bersih panen x 10% apabila pengairan tidak memakan biaya seperti dengan air hujan, sungai, dll.
Terkait
HUKUMNYA TUKAR MENUKAR GULING TANAH WAKAF
November 30, 2023
dalam “Bahtsul Masail”
M093. HUKUM MEMANFAATKAN BARANG GADAI
November 1, 2018
dalam “Bahtsul Masail”
HADITS KE 158 : ZAKAT UNTUK BUAH-BUAHAN
Januari 3, 2020
dalam “001. BAHASAN ZAKAT SECARA UMUM”Navigasi pos
Tinggalkan Komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *Ketik di sini..
Nama*
Surel*
Situs web
Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.
Post Terbaru
- HUKUM ZAKATNYA GABAH ATAU PADI GAGANG YANG DIPANEN DARI DUA SAWAH
- DAMPAK WANITA BEKERJA MENJADI TKW TERHADAP PEMBETUKAN KELUARGA SAKINAH
- APAKAH YANG MENJADI PATOKAN MASUKNYA WAKTU SHALAT JUM’AT MATAHARI ATAU ADZAN..?
- HUKUMNYA MUALLAF MELAKUKAN AQIQOH UNTUK DIRINYA SENDIRI DAN KELUARGANYA
- TALAK DAN MACAM-MACAMNYA DITINJAU DARI BERBAGAI SISI
Archives
Archives Pilih Bulan Desember 2023 November 2023 Oktober 2023 September 2023 Agustus 2023 Juli 2023 Juni 2023 Januari 2023 Desember 2022 Maret 2022 Agustus 2021 April 2021 Januari 2021 September 2020 Agustus 2020 Juli 2020 Juni 2020 Mei 2020 April 2020 Maret 2020 Februari 2020 Januari 2020 Desember 2019 November 2019 Oktober 2019 September 2019 Agustus 2019 Juli 2019 Juni 2019 Mei 2019 April 2019 Maret 2019 Februari 2019 Januari 2019 Desember 2018 November 2018 Oktober 2018 September 2018 Agustus 2018 Juli 2018 Juni 2018 Mei 2018 April 2018 Maret 2018 Februari 2018 Januari 2018 Mei 2016 Maret 2016 Februari 2016 Januari 2016 Desember 2015 November 2015 Juni 2015 Mei 2015 April 2015 Maret 2015 Januari 2015
Search
Cari untuk:
Post Terbaru
- HUKUM ZAKATNYA GABAH ATAU PADI GAGANG YANG DIPANEN DARI DUA SAWAH
- DAMPAK WANITA BEKERJA MENJADI TKW TERHADAP PEMBETUKAN KELUARGA SAKINAH
- APAKAH YANG MENJADI PATOKAN MASUKNYA WAKTU SHALAT JUM’AT MATAHARI ATAU ADZAN..?
- HUKUMNYA MUALLAF MELAKUKAN AQIQOH UNTUK DIRINYA SENDIRI DAN KELUARGANYA
- TALAK DAN MACAM-MACAMNYA DITINJAU DARI BERBAGAI SISI
Archives
Archives Pilih Bulan Desember 2023 November 2023 Oktober 2023 September 2023 Agustus 2023 Juli 2023 Juni 2023 Januari 2023 Desember 2022 Maret 2022 Agustus 2021 April 2021 Januari 2021 September 2020 Agustus 2020 Juli 2020 Juni 2020 Mei 2020 April 2020 Maret 2020 Februari 2020 Januari 2020 Desember 2019 November 2019 Oktober 2019 September 2019 Agustus 2019 Juli 2019 Juni 2019 Mei 2019 April 2019 Maret 2019 Februari 2019 Januari 2019 Desember 2018 November 2018 Oktober 2018 September 2018 Agustus 2018 Juli 2018 Juni 2018 Mei 2018 April 2018 Maret 2018 Februari 2018 Januari 2018 Mei 2016 Maret 2016 Februari 2016 Januari 2016 Desember 2015 November 2015 Juni 2015 Mei 2015 April 2015 Maret 2015 Januari 2015
Search
Cari untuk:
Post Terbaru
- HUKUM ZAKATNYA GABAH ATAU PADI GAGANG YANG DIPANEN DARI DUA SAWAH
- DAMPAK WANITA BEKERJA MENJADI TKW TERHADAP PEMBETUKAN KELUARGA SAKINAH
- APAKAH YANG MENJADI PATOKAN MASUKNYA WAKTU SHALAT JUM’AT MATAHARI ATAU ADZAN..?
- HUKUMNYA MUALLAF MELAKUKAN AQIQOH UNTUK DIRINYA SENDIRI DAN KELUARGANYA
- TALAK DAN MACAM-MACAMNYA DITINJAU DARI BERBAGAI SISI
Archives
Archives Pilih Bulan Desember 2023 November 2023 Oktober 2023 September 2023 Agustus 2023 Juli 2023 Juni 2023 Januari 2023 Desember 2022 Maret 2022 Agustus 2021 April 2021 Januari 2021 September 2020 Agustus 2020 Juli 2020 Juni 2020 Mei 2020 April 2020 Maret 2020 Februari 2020 Januari 2020 Desember 2019 November 2019 Oktober 2019 September 2019 Agustus 2019 Juli 2019 Juni 2019 Mei 2019 April 2019 Maret 2019 Februari 2019 Januari 2019 Desember 2018 November 2018 Oktober 2018 September 2018 Agustus 2018 Juli 2018 Juni 2018 Mei 2018 April 2018 Maret 2018 Februari 2018 Januari 2018 Mei 2016 Maret 2016 Februari 2016 Januari 2016 Desember 2015 November 2015 Juni 2015 Mei 2015 April 2015 Maret 2015 Januari 2015