KOPIBARISTA (Komunitas Pangan Mandiri Berbasis Agribisnis Bata-bata)
Lahir atas inisiasi RH. Moh. Tohir Abd Hamid ketika melihat realitas masyarakat di tengah pandemi Covid-19 yang semakin tidak menentu. Ekonomi terganggu, pendapatan semakin buntu. Dunia, seketika seperti terbalik. Tak ada persiapan sebab semuanya berubah dalam hitungan relatif singkat, mungkin dalam hitungan detik.
Di antara yang paling mengkhawatirkan di tengah pandemi ini adalah soal ketahanan pangan. Betul, kita adalah negara agraris. Tapi faktanya, bangsa ini kerap rentan jika dihadapkan pada ketahanan pangan. Ujung-ujungnya, impor adalah jalan untuk memenuhi kebutuhan. Jalan pintas yang cukup mengecewakan.
Terlebih Madura, setelah diserbu sekian ribu masyarakatnya yang memilih “mudik awal” karena kekhawatiran terpapar Covid-19, tentu saja memiliki beban yang semakin berat. Saat ini, mereka mulai kebingungan sementara pandemi tak kunjung selesai. Tabungan mulai menipis, sebagian mungkin sudah habis. Setiap kita berpotensi menjadi beban.
Hampir semua lapisan masyarakat mengeluh. Semua pihak juga berpeluh-peluh. Maka, salah satu cara terbaik untuk bertahan dalam kondisi seperti ini adalah kembali bertani untuk membuat masyarakat tetap mandiri, baik secara pangan lebih² secara perekonomian, pada akhirnya.
Hal itulah yang akhirnya membuat RH. Moh. Tohir Abd. Hamid, merasa perlu untuk kembali menyadarkan masyarakat, lebih² para alumni Mambaul Ulum Bata-bata, untuk menggalakkan sektor pertanian karena dengan itulah akan dicapai kemandirian. Sedikit meringankan sesak nafas akibat pandemi Covid-19 yang melelahkan.
Bertani bukanlah hal asing bagi kita semua, tapi mengejawantahkannya dalam bentuk komunitas yang betul-betul intens, semangat, serta melalui pengelolaan yang profesional adalah hal yang berbeda.
Namun, KopiBarista tidak hanya berbicara soal bertani, tapi sekaligus soal penyediaan bibit, penelitian dan survei, serta pengelolaan pasca panen bagi segala hasil pertanian. Besar harapannya, bahwa ini akan menjadi ikhtiar dan pembuka jalan bagi tercapainya kemandirian pangan di sekitar, serta akan memiliki nilai jual yang tinggi sehingga geliat perekonomian akan tumbuh perlahan.
Terakhir, ini juga harus dipahami tidak hanya sebagai antisipasi atas situasi yang tidak menentu saat ini, kemandirian pangan melalui agribisnis, serta marketplace dari hasil pertanian semata. Tapi lebih dari itu, bahwa ini adalah bentuk kepedulian, perhatian, dan wujud cinta Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-bata, melalui RH. Moh. Tohir Abd. Hamid, untuk memberikan solusi bagi masyarakat, terutama para alumni.
Mari bertani, dengan itu kita akan mandiri.