DEWAN PIMPINAN PUSAT
IKATAN ALUMNI BATA-BATA

DPP IKABA

DEWAN PIMPINAN PUSAT IKATAN ALUMNI BATA-BATA

KEUTAMAAN BERQURBAN/AQIQOH ANTARA SAPI/KAMBING JANTAN DAN BETINA


KEUTAMAAN BERQURBAN/AQIQOH SAPI/KAMBING  ANTARA YANG JANTAN DAN BETINA

Asslamualaikum.
Sebelumnya saya mohon maaf kepada para Kiyai dan ust.

Langsung saja saya bertanya.

Apa ada ketentuan jenis hewan yang utama diqurbankan atau dijadikan aqiqoh  mohon penjelassannya.

Wa’alaikumusaalam warahmatullah.

JAWABAN :

Ketika seseorang  ada niatan untuk berkurban sapi atau ada niatan untuk mengaqiqohi untuk anaknya  baik dengan cara membeli atau hewan yang dipelihara sendiri  maka diperbolehkan dengan jenis kelamin jantan maupun betina Namun  demikian yang utama sunnah berqurban atau aqiqoh dengan hewan yang jantan, dari pada berqurban atau aqiqoh  dengan kambing yang berjenis betina. Alasannya karena hewan sapi/kambing yang jantan  dagingnya lebih enak, lebih banyak dagingnya,dan juga lebih segar, daripada yang betina, tapi ada yang mengatakan yang betina namun yang lebih shohih  menurut madzhab syafiiy berqurban/aqiqoh dengan hewan jantan,Sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi:

التَّضْحِيَّةُ بالذَّكَرِ أَفْضَلُ مِنَ الْأُنْثَى عَلَى الْمَذْهَبِ


Artinya: “Berkurban dengan yang jantan lebih utama daripada betina dalam madzhab Syafi’i.”

Selain itu, Rasulullah SAW juga dulunya berkurban dengan dua ekor kambing jantan sehingga memilih hewan jantan untuk berkurban hukumnya menjadi sunnah. Hal ini bersandar pada hadits shahih yang dikutip dari kitab Sunan an-Nasai jilid 4 sebagai berikut:

أَخْبَرَنَا فَتَيَبةُ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ: ضَحَى النَّبِيُّ ﷺ بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَمْرتَيْنِ، ذَعَهُمَا بِيَدِهِ وَسَمَّى وَكَبَّرَ وَوَضَعَ رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا ق، تَقَدَّمَ آنفًا


Artinya: Qutaibah mengabarkan bahwa Abu Awanah mengatakan dari Qatadah dari Anas, ia berkata, “Rasulullah SAW berkurban dengan dua ekor kambing jantan yang berwarna putih, dan bertanduk dua. Beliau menyembelih dengan tangan beliau sendiri sambil membaca basmalah dan takbir, dan dengan meletakkan kaki beliau di atas sisi kambing itu.” (HR Muttafaq ‘alaih).

المجموع شرح المهذب بيروت دار الفكر ج ٨ص ٣٩٢

وإذا جاز ذلك في العقيقة بهذا الخبر دل على جوازه في الاضحية ولان لحم الذكر أطيب ولحم الانثى أرطب

Artinya: “Jika dalam hal aqiqah saja diperbolehkan dengan landasan hadits tersebut, maka hal ini menunjukkan kebolehan untuk menggunakan hewan berjenis kelamin jantan maupun betina dalam kurban. Karena daging jantan lebih enak dari daging betina, dan daging betina lebih lembab.”

مغني المحتاج ٤/٢٨٤

ويجوز ذكر وأنثى أى التضحية بكل منهما بالإجماع وإن كثر نزوان الذكر وولادة الأنثى ،نعم التضحية بالذكر أفضل على الأصح المنصوص لأن لحمه أطيب كذا قال الرافعي ونقل في المجموع في باب الهدي عن الشافعي أن الأنثى أحسن من الذكر لأنها أرطب لحما ولم يحك غيره ويمكن حمل الأول على ما إذا لم يكثر نزوانه والثاني على ما إذا كثر.

نهاية المحتاج (٨/ ١٣٣)

ويجوز ذكر وأنثى وخنثى لكن الذكر ولو بلون مفضول فيما يظهر أفضل لأن لحمه أطيب إلا أن يكثر نزواته فالأنثى التي لم تلد أفضل منه حينئذ وعلى ذلك حمل قول الشافعي والأنثى أحب إلي وحمله بعضهم على جزاء الصيد إذا قومت لإخراج الطعام والأنثى أكثر قيمة وخصي للاتباع

المجموع شرح المهذب

يَصِحُّ التَّضْحِيَةُ بِالذَّكَرِ وَبِالْأُنْثَى بِالْإِجْمَاعِ وَفِي الْأَفْضَلِ مِنْهُمَا خِلَافٌ (الصَّحِيحُ) الَّذِي نَصَّ عَلَيْهِ الشَّافِعِيُّ فِي الْبُوَيْطِيِّ وَبِهِ قَطَعَ كَثِيرُونَ أَنَّ الذَّكَرَ أَفْضَلُ مِنْ الْأُنْثَى وَلِلشَّافِعِيِّ نَصٌّ آخَرُ أَنَّ الْأُنْثَى أَفْضَلُ فَمِنْ الْأَصْحَابِ مَنْ قَالَ لَيْسَ مُرَادُهُ تَفْضِيلَ الْأُنْثَى فِي التَّضْحِيَةِ وَإِنَّمَا أَرَادَ تَفْضِيلَهَا فِي جَزَاءِ الصَّيْدِ إذَا أَرَادَ تَقْوِيمَهَا لِإِخْرَاجِ الطَّعَامِ قَالَ الْأُنْثَى أَكْثَرُ وَمِنْهُمْ مَنْ قَالَ الْمُرَادُ الْأُنْثَى الَّتِي لَمْ تَلِدْ أَفْضَلُ مِنْ الذَّكَرِ الذي كثر نزوانه فَإِنْ كَانَ هُنَاكَ ذَكَرٌ لَمْ يَنْزُ وَأُنْثَى لَمْ تَلِدْ فَهُوَ أَفْضَلُ مِنْهَا وَاَللَّهُ أَعْلَمُ

يَصِحُّ التَّضْحِيَةُ بِالذَّكَرِ وَبِالْأُنْثَى