DEWAN PIMPINAN PUSAT
IKATAN ALUMNI BATA-BATA

DPP IKABA

DEWAN PIMPINAN PUSAT IKATAN ALUMNI BATA-BATA

P010. HIPNOTIS APAKAH BISA MEMBATALKAN PUASA?

PERTANYAAN :

Assalamualaikum Ustadz..

Orang yg terhipnotis itu apa termasuk hilang akal?
Dan apakah bisa membatalkan puasa ataukah hanya membatalkan wudhu?

JAWABAN :

Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh..

Hipnotis termasuk hal yang bisa menghilangkan akal namun tidak sampai membatalkan puasa. Hanya saja bisa membatalkan wudhu karena disamakan dengan orang yang tidur (hilang kesadaran)

Referensi :

At-Tasyri’ Al-Jina’I, Juz : 1 Hal : 591 592

التنويم المغناطيسي: هو حالة من حالات النوم الصناعي يقع فيها شخص بتأثير يصبح النائم تحت تأثير المنوم يفعل كل ما يأمره بفعله سواء وقت النوم أو بعد اليقظة، وينفذ النائم عادة هذه الأوامر بشكل آلي فلا يشعر بما فعل تلبية للأمر الصادر إليه إذا أتى الفعل أثناء النوم، ولا يستطيع مقاومة إيحاء الآمر إذا أتى الفعل بعد اليقظة. ولم يعرف بعد بصفة قاطعة الكيفية التي يسيطر بها المنوم على النائم وإن كان البعض الأطباء يرى أن النائم يستطيع أن يقاوم الإيحاء الإجرامي. وإذا طبقنا قواعد الشريعة على هذه الحالة وجب أن نلحقها بحالة النوم الطبيعي، ومن ثم يكون النائم مكرهاً ويرتفع عنه العقاب للإكراه إذا ارتكب جريمة من الجرائم التي يرفع فيها الإكراه العقاب. والواقع أنه يصعب إلحاق التنويم المغناطيسي بالجنون؛ لن النوم الصناعي الذي يقع فيه النائم لا يسلبه الإدراك وإنما يسلبه فقط الاختيار. وآراء أغلب شراح القوانين تتفق مع الشريعة في اعتبار التنويم المغناطيسي إكراهاً وإن كانوا يتكلمون عنه عادة بمناسبة الكلام على الجنون

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga tahun 2002; Hipnosis adalah keadaan seperti tidur karena sugesti, yang pada taraf permulaan orang itu berada di bawah pengaruh orang yang memberikan sugestinya, tetapi pada taraf berikutnya menjadi tidak sadar sama sekali. Penjelasan yang hampir sama juga diberikan oleh Syekh Abdul Qodir ‘Audah dalam kitab “At-Tasyri’ Al-Jina’I Al-Islamiy”.

Sedangkan hilangnya kesadaran adalah salah satu perkara yang dapat membatalkan wudhu, baik hilangnya kesadaran tersebut disebabakan tidur, mabuk, sakit atau sebab – sebab lainnya. Batalnya wudhu disebabkan hilangnya kesadaran ini didasarkan pada sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam;

وِكَاءُ السَّهِ الْعَيْنَانِ، فَمَنْ نَامَ فَلْيَتَوَضَّأْ

“Tali pantat adalah kedua mata, maka barangsiapa yang tidur, hendaklah dia berwudhu.” (Sunan Abu Dawud, no.203).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam tahap awal, dimana orang tersebut belum hilang sama sekali kesadarannya, maka wudhunya tidak dihukumi batal, sedangkan dalam keadaan dimana orang yang dihipnotis tersebut hilang kesadarannya sama sekali, maka wudhunya batal.

Wallahu a’lamu bisshowab..