Fida’: Menyembelih Hewan untuk Orang Sakit dalam Tinjauan Syariat
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Deskripsi Masalah
Di masyarakat, sejak dahulu hingga sekarang, terdapat praktik fida’, yaitu menyembelih kambing untuk orang sakit ketika penyakitnya semakin parah. Dagingnya kemudian disedekahkan dengan keyakinan sebagai fida’ atau tebusan dosa. Biasanya, jika penyakitnya bukan penyakit yang membawa kematian, orang tersebut akan segera sembuh dengan izin Allah. Namun, jika penyakitnya adalah penyakit yang menyebabkan kematian, maka orang tersebut akan wafat dalam waktu dekat. Saya telah mengetahui praktik ini sejak kecil di daerah saya, tetapi hingga usia 59 tahun ini, saya belum menemukan dalil yang jelas mengenai praktik tersebut.
Waalaikum salam
Jawaban
Jika yang dimaksud dengan fida’ adalah sedekah sebagai tebusan dosa (kafarah), maka hal ini tidak dibenarkan dalam syariat, karena dosa hanya dapat dihapus dengan taubat nasuha, yaitu taubat yang sungguh-sungguh disertai dengan memperbanyak istighfar serta meninggalkan perbuatan dosa tersebut. Allah berfirman:
وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya…” (QS. Hud: 3)
Namun, jika penyembelihan hewan dilakukan sebagai bentuk sedekah, terutama dalam kondisi sakit, maka dalam hal ini sangatlah dianjurkan dalam Islam, ( sunnat muakkad).
Referensi:
التقرير ات السديدة ص٤٢٩
وتأكد صدقة التطوع عند الأمور المهمة كالغزو والجماعة، وكذلك الكسوف والمرض والحج
Kenapa sedekah dalam kondisi tersebut sangat dianjurkan karena sedekah memiliki banyak keutamaan, di antaranya:
Sebagai Penghapus Kesalahan Rasulullah ﷺ bersabda:
الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ
“Sedekah itu dapat menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi No. 2616, hasan shahih)
Dalam kitab ushfuriya hal: 11 dijelaskan bahwa sedekah terdapat 7 manfaat atau keutamaan.
شرح المواعظ العصفورية ص ١١
ﺍﻋﻠﻢ ﺃﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﺳﺒﻊ ﺧﺼﺎﻝ :
{ ﺃﻭﻟﻬﺎ }
ﺃﻥ ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﺗﻔﻚ ﺭﻗﺒﺘﻚ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﺇﻥ ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻟﺘﺪﻓﻊ ﺳﺒﻌﻴﻦ ﺑﺎﺑﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﻼﺀ
Ketahuilah bahwa di dalam sedekah itu terdapat 7 perkara. Yang pertama, bahwasanya sedekah itu melepaskan ikatanmu. Nabi SAW bersabda : “Sesungguhnya sedekah itu menolah 70 pintu bala”
{ ﻭﺍﻟﺜﺎﻧﻲ }
ﺍﻧﻬﺎ ﻃﺒﻴﺒﻚ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﺩﺍﻭﻭﺍ ﻣﺮﺿﺎﻛﻢ بالصدقة
Yang kedua, bahwasanya sedekah itu adalah dokter bagimu. Nabi SAW bersabda : “Obatilah penyakit kalian dengan bersedekah”
{ ﻭﺍﻟﺜﺎﻟﺚ }
ﺃﻧﻬﺎ ﺻﺎﺭﺕ ﺣﺎﺭﺳﻚ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﺣﺼﻨﻮﺍﺃﻣﻮﺍﻟﻜﻢ ﺑﺎﻟﺼﺪﻗﺔ
Yang ketiga, bahwasanya sedekah itu akan menjadi penjagamu. Nabi SAW bersabda : “Bentengilah harta kalian
dengan sedekah
{ ﻭﺍﻟﺮﺍﺑﻊ }
ﺍﻧﻬﺎ ﺗﻄﻔﺊ ﻏﻀﺐ ﺍﻟﺮﺏ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﺗﻄﻔﺊ ﻏﻀﺐ الرﺏ
Yang keempat, bahwasanya sedekah itu menghilangkan kemurkaan Allah. Nabi SAW bersabda: Sedekah itu menghilangkan kemurkaan Allah SWT
{ ﻭﺍﻟﺨﺎﻣﺲ }
ﺍﻧﻬﺎ ﺃﻟﻔﺔ ﻟﻺﺧﻮﺍﻥ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻫﺪﻳﺔ ﺗﻬﺎﺩﻭﺍ ﺗﺤﺎﺑﻮﺍ
Yang kelima, bahwasanya sedekah itu membuat persaudaraan menjadi lebih harmonis. Nabi SAW bersabda : “Sedekah itu adalah hadiah, maka hendaklah kalian saling memberi hadiah sehingga kalian saling mencintai”
{ ﻭﺍﻟﺴﺎﺩﺱ }
ﺍﻧﻬﺎ ﺭﻗﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ ﻗﺎﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻣﻦ ﻭﺟﺪ فى قلبه ﻗﺴﺎﻭﺓ ﻓﻠﻴﻨﺸﺮ ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ
Yang keenam, bahwasanya sedekah itu melembutkan hati. Nabi SAW bersabda :
“Barangsiapa yang merasa hatinya keras, maka tebarkanlah sedekah
{ والسابع }
إنها تزيد فى العمر قال النبي صلى الله عليه وسلم الصدقة ترد البلاء وتزيد فى العمر
Yang ketujuh, bahwasanya sedekah itu memanjangkan umur. Nabi SAW bersabda : “Sedekah itu menolak bala dan memperpanjang umur”.
Begitu juga tidak dibenarkan jika seseorang berkeyakinan dengan penyembelihan hewan untuk orang yang sakit dalam waktu dekat cepat meninggal , karena tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa sedekah dapat digunakan untuk mempercepat dan mengetahui waktu kematian seseorang karena hanya Allah yang mengetahui kapan seseorang akan meninggal. Allah berfirman:
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ “
Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui apa yang akan dikerjakannya besok, dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati.” (QS. Luqman: 34) lihat tafsir Ibnu Katsir, berikut:
تفسير إبن كثير سورة لقمان اية ٣٤
إِنَّ اللَّهَ عِندَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ
الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
هذه مفاتيح الغيب التي استأثر الله تعالى بعلمها ، فلا يعلمها أحد إلا بعد إعلامه تعالى بها; فعلم وقت الساعة لا يعلمه نبي مرسل ولا ملك مقرب ، ( لا يجليها لوقتها إلا هو ) [ الأعراف : 187 ] ، وكذلك إنزال الغيث لا يعلمه إلا الله ، ولكن إذا أمر به علمته الملائكة الموكلون بذلك ومن شاء الله من خلقه . وكذلك لا يعلم ما في الأرحام مما يريد أن يخلقه [ الله ] تعالى سواه ، ولكن إذا أمر بكونه ذكرا أو أنثى ، أو شقيا أو سعيدا علم الملائكة الموكلون بذلك ، ومن شاء الله من خلقه . وكذلك لا تدري نفس ماذا تكسب غدا في دنياها وأخراها ، ( وما تدري نفس بأي أرض تموت ) في بلدها أو غيره من أي بلاد الله كان ، لا علم لأحد بذلك . وهذه شبيهة بقوله تعالى : ( وعنده مفاتح الغيب لا يعلمها إلا هو ) الآية [ الأنعام : ٥٩ ] . وقد وردت السنة بتسمية هذه الخمس : مفاتيح الغيب . قال الإمام أحمد : حدثنا زيد بن الحباب ، حدثني حسين بن واقد ، حدثني عبد الله بن بريدة ، سمعت أبي – بريدة – يقول : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : ” خمس لا يعلمهن إلا الله عز وجل : ( إن الله عنده علم الساعة وينزل الغيث ويعلم ما في الأرحام وما تدري نفس ماذا تكسب غدا وما تدري نفس بأي أرض تموت إن الله عليم خبير ) . هذا حديث صحيح الإسناد ، ولم يخرجوه . حديث ابن عمر : قال الإمام أحمد : حدثنا وكيع ، حدثنا سفيان ، عن عبد الله بن دينار ، عن ابن عمر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم مفاتيح الغيب خمس لا يعلمهن إلا الله : ( إن الله عنده علم الساعة وينزل الغيث ويعلم ما في الأرحام وما تدري نفس ماذا تكسب غدا وما تدري نفس بأي أرض تموت إن الله عليم خبير )
Sesungguhnya Allah memiliki pengetahuan tentang Kiamat, menurunkan hujan, mengetahui apa yang ada dalam rahim, dan tidak ada satu jiwa pun yang mengetahui apa yang akan diperolehnya esok hari, serta tidak ada satu jiwa pun yang mengetahui di bumi mana ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal. (QS. Luqman: 34)
Inilah kunci-kunci keghaiban yang Allah SWT khususkan pengetahuannya bagi diri-Nya. Tidak ada seorang pun yang mengetahuinya kecuali setelah Allah memberitahukannya. Ilmu tentang waktu Kiamat tidak diketahui oleh nabi yang diutus maupun malaikat yang didekatkan. Sebagaimana firman-Nya:
“Tidak ada yang dapat menyingkapnya pada waktunya kecuali Dia.” (QS. Al-A’raf: 187)
Demikian pula, pengetahuan tentang turunnya hujan hanya diketahui oleh Allah. Namun, jika Allah telah memerintahkannya, maka para malaikat yang ditugaskan untuk itu akan mengetahuinya, begitu pula makhluk-makhluk lain yang dikehendaki-Nya.
Begitu juga, tidak ada yang mengetahui apa yang ada dalam rahim selain Allah, baik mengenai penciptaan-Nya, apakah janin itu akan menjadi laki-laki atau perempuan, serta apakah ia akan bahagia atau celaka. Namun, jika Allah telah memerintahkannya, maka para malaikat yang ditugaskan akan mengetahuinya, begitu pula siapa saja yang dikehendaki-Nya.
Demikian pula, tidak ada satu jiwa pun yang mengetahui apa yang akan diperolehnya esok hari, baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Dan tidak ada satu jiwa pun yang mengetahui di bumi mana ia akan meninggal, apakah di tempat asalnya atau di negeri lain dari negeri-negeri Allah. Tidak ada seorang pun yang memiliki ilmu tentang hal ini.
Ayat ini mirip dengan firman Allah:
“Dan di sisi-Nya kunci-kunci keghaiban; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia.” (QS. Al-An’am: 59)
Dalam hadits juga disebutkan bahwa lima perkara ini dinamakan kunci-kunci keghaiban.
Hadits-hadits yang berkaitan dengan lima perkara ghaib Hadits dari Buraidah
Imam Ahmad meriwayatkan:
“Telah menceritakan kepada kami Zaid bin Hubab, telah menceritakan kepada kami Husain bin Waqid, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Buraidah, aku mendengar ayahku, Buraidah, berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Ada lima hal yang hanya diketahui oleh Allah: (Sesungguhnya Allah memiliki pengetahuan tentang Kiamat, menurunkan hujan, mengetahui apa yang ada dalam rahim, dan tidak ada satu jiwa pun yang mengetahui apa yang akan diperolehnya esok hari, serta tidak ada satu jiwa pun yang mengetahui di bumi mana ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal).’”
Dari penjelasan ayat dan tafsir diatas dapat difahami bahwa ada Lima perkara dalam ayat tersebut merupakan kunci-kunci keghaiban yang hanya diketahui oleh Allah SWT. Manusia, bahkan para nabi dan malaikat sekalipun, tidak dapat mengetahuinya kecuali jika Allah memberikan wahyu. Hadits-hadits shahih yang diriwayatkan dari Nabi ﷺ menegaskan bahwa lima perkara ini berada di bawah kekuasaan mutlak Allah SWT.
Adapun dalil yang diajarkan oleh Nabi SAW kepada umatnya khususnya bagi seseorang yang tertimpa ujian dan musibah yang sangat berat adalah dianjurkan untuk memperbanyak do’a
اللهم أحيني ماكانت الحيات خير لي وتوفني ماكانت الوفات خير لي
“Ya Allah, hidupkanlah aku selama kehidupan itu lebih baik bagiku, dan wafatkanlah aku jika kematian itu lebih baik bagiku.”
Kesimpulan
Jika penyembelihan hewan dilakukan sebagai tebusan dosa (fida’), maka hal ini tidak dibenarkan, karena dosa hanya dapat dihapus dengan taubat yang tulus dan memperbanyak istighfar.
Jika dilakukan sebagai sedekah dengan niat memohon kesembuhan kepada Allah, maka hal ini diperbolehkan dan dianjurkan, sebagaimana dijelaskan dalam dalil-dalil di atas.
Sedekah tidak dapat digunakan untuk mempercepat kematian karena hal tersebut bertentangan dengan hadits dan nash Al-Qur’an , sedangkan ilmu tentang kematian hanya diketahui oleh Allah.
Berikut kisah /hikayat tentang pengaruh atau kelebihan dari sedekah; dalam kitab Ushfuriyah
شرح المواعظ العصفورية ص١١
{ ﺣﻜﻲ }
ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﺭﺿﻲ ﷲ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻨﻬﺎ ﺃﻥ ﺍﻣﺮﺃﺓ ﺃﺗﺖ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻗﺪ ﻳﺒﺴﺖ ﻳﺪﻫﺎ ﺍﻟﻴﻤﻨﻲ ﻓﻘﺎﻟﺖ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﷲ ﺍﺩﻉ ﷲ ﺣﺘﻰ ﻳﺼﻠﺢ ﻳﺪﻱ ﻭﻳﻌﻴﺪﻫﺎ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺤﺎﻟﺔ ﺍﻷﻭﻟﻰ
Diceritakan dari Aisyah ra bahwasanya ada seorang wanita datang kepada Nabi SAW, tangan kanannya kaku, lalu ia berkata : Wahai Rasulullah, doakanlah kepada Allah sehingga tanganku menjadi baik dan kembali seperti keadaan semula.
ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻬﺎ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻣﺎ ﺍﻟﺬﻱ ﺃﻳﺒﺲ ﻳﺪﻙ ﻗﺎﻟﺖ ﺭﺃﻳﺖ ﻓﻲ . ﻣﻨﺎﻣﻲ ﻛﺄﻥ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻗﺪ ﻗﺎﻣﺖ ﻭﺍﻟﺠﺤﻴﻢ ﻗﺪ ﺳﻌﺮﺕ ﻭﺍﻟﺠﻨﺔ ﺃﺯﻟﻔﺖ ﻭﺻﺎﺭﺕ ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻬﺎ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻣﺎ ﺍﻟﺬﻱ ﺃﻳﺒﺲ ﻳﺪﻙ ﻗﺎﻟﺖ ﺭﺃﻳﺖ ﻓﻲ ﻣﻨﺎﻣﻲ ﻛﺄﻥ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻗﺪ ﻗﺎﻣﺖ ﻭﺍﻟﺠﺤﻴﻢ ﻗﺪ ﺳﻌﺮﺕ ﻭﺍﻟﺠﻨﺔ ﺃﺯﻟﻔﺖ ﻭﺻﺎﺭﺕ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﺃﻭﺩﻳﺔ ﻓﺮﺃﻳﺖ ﻓﻲ ﻭﺍﺩ ﻣﻦ ﺃﻭﺩﻳﺔ ﻓﺮﺃﻳﺖ ﻓﻲ ﻭﺍﺩ ﻣﻦ ﺃﻭﺩﻳﺔ ﺟﻬﻨﻢ ﻭﺍﻟﺪﺗﻲ ﻭﻓﻲ ﻳﺪﻫﺎ ﻗﻄﻌﺔ ﻣﻦ ﺷﺤﻢ ﻭﻓﻲ ﻳﺪﻫﺎ ﺍﻷﺧﺮﻯ ﺧﺮﻗﺔ ﺻﻐﻴﺮﺓ ﺗﺘﻘﻰ ﺑﻬﺎ ﻣﻦ النار
Lalu Nabi SAW berkata kepadanya : “Apa yang menyebabkan tanganmu menjadi kaku?” Ia menjawab : Aku melihat di dalam mimpiku seakan- akan hari kiamat telah terjadi, dan neraka Jahim telah dinyalakan, surga telah didekatkan, dan neraka menjadi banyak lembah, lalu aku melihat ibuku di suatu lembah neraka Jahannam yang di tangannya ada sebongkah lemak daging (gajih) dan di tangannya yang lain terdapat sobekan kain yang kecil, ia berlindung dengannya dari api neraka
ﻗﻠﺖ ﻣﺎ ﻟﻲ ﺃﺭﺍﻙ ﻳﺎ ﺃﻣﺎﻩ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻮﺍﺩﻱ ﻭﻛﻨﺖ ﻣﻄﻴﻌﺔ ﻟﺮﺑﻚ ﻭﺭﺍﺽ ﻋﻨﻚ ﺯﻭﺟﻚ ﻓﻘﺎﻟﺖ ﻟﻲ ﻳﺎ ﺍﺑﻨﺘﻲ ﺇﻧﻲ ﻛﻨﺖ ﺑﺨﻴﻠﺔ ﻓﻰ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻓﻬﺬﺍ ﻣﻮﺿﻊ ﺍﻟﺒﺨﻼﺀ ﻗﻠﺖ ﻟﻬﺎ ﻣﺎ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺸﺤﻤﺔ ﻭﺍﻟﺨﺮﻗﺔ ﺍﻟﻠﺘﺎﻥ ﺃﺭﺍﻫﻤﺎ ﻓﻲ ﻳﺪﻙ
Aku berkata : Apa yang menyebabkan aku melihatmu wahai ibu di lembah neraka ini, padahal engkau adalah orang yang taat kepada Tuhanmu dan suamimu juga telah ridha kepadamu. Ibunya menjawab kepadaku : Wahai anakku , sesungguhnya dahulu aku adalah orang yang kikir di dunia, maka inilah tempat orang yang kikir. Aku berkata kepadanya : Lalu apa gajih dan sobekan kain ini yang aku lihat di tanganmu
ﻗﺎﻟﺖ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﺗﺼﺪﻗﺖ ﺑﻬﻤﺎ ﻓﻰ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﻣﺎ ﺗﺼﺪﻗﺖ ﻓﻲ ﺟﻤﻴﻊ ﻋﻤﺮﻱ ﺇﻻ ﺑﻬﺬﻩ ﺍﻟﺨﺮﻗﺔ ﻭﺍﻟﺸﺤﻤﺔ ﻓﺄﻋﻄﻴﺖ ﺫﻟﻚ ﻓﺄﻧﺎ ﺃﺗﻘﻰ ﺑﻬﻤﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻭﺍﻟﻌﺬﺍﺏ ﻋﻦ ﻧﻔﺴﻲ
Ibunya berkata : Ini adalah sedekah yang dahulu aku pernah sedekahkan di dunia, dan aku tidak pernah bersedekah lagi sepanjang hidupku kecuali dengan kain dan gajih ini, lalu aku berlindung dengan kedua ini dari api neraka dan adzab atas diriku
ﻗﻠﺖ ﻟﻬﺎ ﺃﻳﻦ ﺃﺑﻲ ﻗﺎﻟﺖ ﻫﻮ ﻛﺎﻥ ﺳﺨﻴﺎ ﻓﻬﻮ ﻓﻲ ﻣﻮﺿﻊ ﺍﻷﺳﺨﻴﺎﺀ ﻓﻰ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻓﺠﺌﺖ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻭﺇﺫﺍ ﻭﺍﻟﺪﻱ ﻗﺎﺋﻢ ﻋﻠﻰ ﺷﻂ ﺣﻮﺿﻚ ﻳﺎﺭﺳﻮﻝ ﷲ ﻳﺴﻘﻰ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻳﺄﺧﺬ ﺍﻟﻜﺄﺱ ﻣﻦ ﻳﺪ ﻋﻠﻲ ﻭﻋﻠﻲ ﻣﻦ ﻳﺪ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﻭﻋﺜﻤﺎﻥ ﻣﻦ ﻳﺪ ﻋﻤﺮ ﻭﻋﻤﺮ ﻣﻦ ﻳﺪ ﺃﺑﻲ ﺑﻜﺮ ﺍﻟﺼﺪﻳﻖ ﻭﺃﺑﻮ ﺑﻜﺮ ﻣﻨﻚ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﷲ
Aku berkata kepadanya : Dimana ayahku? Ia menjawab : Dia adalah orang yang dermawan, dan dia berada di tempat orang-orang yang dermawan di surga. Lalu aku datang ke surga. Ketika itu, ayahku berdiri di pinggir telagamu Wahai Rasulullah, ia memberi minum orang-orang yang dia ambil gelas tersebut dari Ali, Ali dari Utsman, Utsman dari Umar, Umar dari Abu Bakar, dan Abu Bakar darimu Wahai Rasulullah
ﻓﻘﻠﺖ ﻳﺎ ﺃﺑﻲ ﺇﻥ ﻭﺍﻟﺪﺗﻲ ﺍﻣﺮﺃﺗﻚ ﺍﻟﻤﻄﻴﻌﺔ ﻟﺮﺑﻬﺎ ﻭﺭﺍﺽ ﺃﻧﺖ ﻋﻨﻬﺎ ﻭﻫﻲ ﻓﻲ ﻭﺍﺩﻱ ﻛﺬﺍﻓﻲ ﺟﻬﻨﻢ ﻭﺃﻧﺖ ﺗﺴﻘﻰ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻣﻦ ﺣﻮﺽ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻭﻫﻲ ﻋﻄﺸﺎﻧﺔ ﻓﺎﻋﻄﻬﺎ ﺷﺮﺑﺔ ﻣﻦ ﻣﺎﺀ
Lalu aku berkata : Wahai ayahku, sesungguhnya ibuku adalah isterimu yang taat kepada Tuhannya, dan engkau telah ridha kepadanya, dan ia berada di lembah itu di dalam neraka Jahannam, sedangkan engkau memberi orang-orang minum dari telaga Nabi SAW, dia sangat haus, maka berikanlah ia seteguk air.
ﻓﻘﺎﻝ ﻳﺎ ﺍﺑﻨﺘﻲ ﺇﻥ ﻭﺍﻟﺪﺗﻚ ﻓﻲ ﻣﻮﺿﻊ ﺍﻟﺒﺨﻼﺀ ﻭﺍﻟﻌﺼﺎﺓ ﻭﺍﻟﻤﺬﻧﺒﻴﻦ ﻭﺍﻥ ﷲ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺣﺮﻡ ﻣﺎﺀ ﺣﻮﺽ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺒﺨﻼﺀ ﻭﺍﻟﻌﺼﺎﺓ ﻭﺍﻟﻤﺬﻧﺒﻴﻦ
Lalu ia berkata : Wahai anakku, sesungguhnya ibumu berada di tempat orang-orang yang kikir, bermaksiat, dan berdosa. Sesungguhnya Allah SWT mengharamkan air dari telaga Nabi SAW ini atas orang-orang yang kikir, bermaksiat, dan berdosa
ﻗﺎﻟﺖ ﻓﺄﺧﺬﺕ ﻣﻨﻪ ﻛﺄﺳﺎ ﺑﻜﻒ ﻣﻦ ﻣﺎﺀﻟﺄﺷﺮﺑﻬﺎ ﻓﺴﻘﻴﺖ ﺑﻬﺎ ﺃﻣﻲ ﻓﻠﻤﺎ ﺷﺮﺑﺖ ﺳﻤﻌﺖ ﺻﻮﺗﺎ ﻳﻘﻮﻝ ﺃﻳﺒﺲ ﷲ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻳﺪﻙ ﺟﺌﺖ ﺳﻘﻴﺖ ﺍﻟﻌﺎﺻﻴﺔ ﺍﻟﺒﺨﻴﻠﺔ ﻣﻦ ﺣﻮﺽ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻓﺎﻧﺘﺒﻬﺖ ﻓﺈﺫﺍ ﻳﺪﻱ ﻳﺒﺴﺖ
Ia berkata : Laluaku mengambil segelas air dengan telapak tangan untuk ia minum, lalu aku memberi ibuku minum. Ketika ia minum, aku mendengar suara yang berkata : “Semoga Allah SWT menjadikan kaku tanganmu, engkau datang dan memberi minum orang yang bermaksiat dan kikir dari telaga Nabi SAW, lalu aku sadar bahwa tanganku telah kaku
ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻬﺎ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﺃﺿﺮﺑﻚ ﺑﺨﻞ ﻭﺍﻟﺪﺗﻚ ﻓﻰ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻓﻜﻴﻒ ﻟﻬﺎ ﻓﻰ ﺍﻟﻌﻘﺒﻲ ﺛﻢ ﻗﺎﻟﺖ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﺭﺿﻲ ﷲ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻨﻬﺎ ﺃﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻗﺪ ﻭﺿﻊ ﻋﺼﺎﻩ ﻋﻠﻰ ﻳﺪﻫﺎ ﻓﻘﺎﻝ ﺇﻟﻬﻲ ﺑﺎﻟﺮﺅﻳﺎ ﺍﻟﺘﻲ ﺣﻜﺖ ﻋﻨﻬﺎ ﺃﻥ ﺗﺼﻠﺢ ﻳﺪﻫﺎ ﻓﺼﻠﺤﺖ ﻳﺪﻫﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻜﺎﻥ ﻓﺼﺎﺭﺕ ﻛﻤﺎ ﻛﺎﻧﺖ
Lalu Nabi SAW berkata kepadanya : Kekikiran ibumu telah menyiksamu di dunia, lalu bagaimana kelak di akhirat? Kemudian Aisyah ra berkata, bahwasanya Nabi SAW meletakkan tongkatnya di tangan wanita tersebut, lalu beliau berkata : Wahai Tuhanku, atas mimpi yang telah ia ceritakan, maka sembuhkanlah tangannya. Lalu sembuhlah tangannya pada saat itu juga dan kembali seperti semula.
Wallahu a’lam bish-shawab.