HUKUMNYA KARYAWAN JUAL BELI BARANG DENGAN HARGA DILUAR SETANDAR TANPA SEIDZIN BOSNYA
Assalamualaikum.
Deskripsi masalah.
Ada seseorang dari karyawan yang disuruh atau diberi tugas oleh BOS nya untuk mengidarkan ( menjual) barang dagangannya semisal menjual baju dengan harga Rp.50.000 tapi oleh karyawan tersebut dijual rp70.000 .
Begitu juga halnya seorang karyawan disuruh oleh BOSnya untuk kolakan barang dagangannya ketoko namun karyawannya cerdik dia mendapatkan barang yang serupa dan membelinya, namun dengan harga yang lebih murah dari harga standar yang biasa. Semisal harganya barang yang biasa 70,000 tapi dia menemukan harga dibawah standar 70,000 yaitu 50,000.
Pertanyaannya.
- Bolehkah secara hukum seorang karyawan menjual barang dengan harga lebih tinggi dari standar Muwakkil ( BOS ) dengan tanpa seidzinnya.
- Bolehkah bagi Karyawan atau wakil dengan kecerdasannya mengambil sisa dari uang yang dibelanjakan (dikolak). Sebagaimana deskripsi ?
Waalaikum salam.
Jawaban disatukan.
Kalau tanpa seidzin muwakkil ( BOS ) maka tidak boleh /haram karyawan menjual dengan harga lebih tinggi dari harga yang setandar, karena haram maka hasilnya juga haram alasannya karena mengambil manfaat/keuntungan tanpa seidzin pemiliknya.
Menjual dengan harga lebih tinggi dari harga standar
إسعاد الرفيق.ج ١ص١٤٢مكتبة ” الهداية ” سورابيا
ويحرم إجماعا على كل مكلف ( أن يبيع ) شخصا ( عطبا) بضمتين أى قطنا كما فى القاموس ( او غيره من ) سائر ( البضائع) او يؤجره ملكه( ويقرض ) ذلك البائع او المؤجر ( المشترى ) او المستأجر منه ذلك القطن او الملك ( معه) أى البيع او الإستئجار ( فوقه) أى ذلك المبيع او الملك (دراهم ) او دنانير او غيرهما لكن لامطلقا بل إذا شرط أن يجر له نفعا بسبب ذلك كأن ( يزيد فى ثمن تلك البضاعة ) او فى أجرة ذلك الملك ( لأجل )ذلك ( القرض ) الذى أقرضه إياه فإن لم يشرط فإن لم يشرط ذلك كره عندنا وحرم عند كثير من العلماء قاله السبكي كما فى التحفة
Artinya:” Dan haram bagi setiap orang mukallaf secara ijma’ menjual kapas kepada seseorang atau barang lainnya, atau menyiwakan kepadanya barang miliknya, dan memberi hutang kepada pembeli atau penyiwa itu beberapa dinar, dirham atau lainnya atas pembelian atau penyewaan tersebut, namun tidak haram, secara mutlak, akan tetapi jika mensyaratkan meminta manfaat dengan sebab itu, seperti menambah harga barang yang dijual atau meminta ongkos sewa lebih banyak, maka makruh menurut kami dan haram menurut banyak ulama’ .Pendapat ini dikatakan Imam As-Subki sebagaimana keterangan Dalam kitab Tuhfah.
Begitu juga tidak boleh orang disuruh kolakan barang lalu ternyata dengan kecerdikannya dia menemukan barang yang harganya lebih murah dari yang biasa kemudian selebihnya uang itu diambil maka tidak boleh ( Pengambilan sisa harga).
( بجيرمي على المنهج ج ٢ ص.٤٤٢ )
ومنه يؤخذ امتناع ما يقع كثيرا من اختيار شخص حاذق لشراء متاع فيشتريه بأقل من قيمته لحذقه ومعرفته ويأخذ لنفسه تمام القيمة معللا ذلك بأنه هو الذي وفره لحذقه وبأنه فوت على نفسه أيضا زمنا كان يمكنه فيه الاكتساب فيجب عليه رد ما بقي لمالكه لما ذكر من إمكان مراجعته .والله أعلم بالصواب
Keterangan :
Pengambilan sisa tsaman (harga) bagi wakil, karena kecerdikannya sehingga mampu membeli barang dibawah harga standar adalah tindakan terlarang dan si wakil wajib mengembalikan sisa tsaman tersebut.