السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI
BAB SHALAT BERJAMAAH DAN IMAM SHALAT
HADITS KE 346 :
وَعَنْ عَلِيٍّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ( إِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ الصَّلَاةَ وَالْإِمَامُ عَلَى حَالٍ, فَلْيَصْنَعْ كَمَا يَصْنَعُ الْإِمَامُ ) رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ بِإِسْنَادٍ ضَعِيفٍ
Dari Ali Ibnu Abu Tholib Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila seorang di antara kamu datang untuk melakukan sholat sedang imam berada dalam suatu keadaan, maka hendaklah ia mengerjakan sebagaimana yang tengah dikerjakan oleh imam.” Riwayat Tirmidzi dengan sanad yang lemah.
MAKNA HADITS :
Sesungguhnya imam itu dilantik hanya untuk diikuti. Oleh itu, makmum dianjurkan bergabung dengan imam dalam bagian manapun dari sholatnya, baik dalam keadaan berdiri, rukuk, atau sujud, untuk merealisasikan pengertian al-iqtida’ (mengikuti) dan mengamalkan apa yang disebutkan di dalam Sunnah. Jumlah rakaat yang telah dilakukan oleh imam adalah perkara lain. Oleh itu, seorang makmum tidak dianggap telah mendapat satu rakaat kecuali apabila makmum sempat menjumpai imam dalam rakaat yang dimaksudkan sebelum imam mengangkat kepalanya dari rukuk.
FIQH HADITS :
Seseorang yang menjumpai imam diwajibkan bergabung dengannya dalam bagian manapun imam itu ketika mengerjakan sholatnya. Jika imam sedang berdiri atau rukuk, maka makmum hendaklah mendapat hitungan rakaat sesuai dengan bagian sholat yang didapatinya bersama imam. Jika dia sempat menjumpai imam sedang duduk atau sujud, maka dia hendaklah terus mengikutinya, namun tidak mendapat hitungan rakaat itu, sehingga dia harus menyempurnakan apa yang tertinggal sesudah imam salam.
Wallahu a’lam bisshowab..
Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Aamiin..