السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI
《JILID II (DUA)》
KITAB JANAZAH
HADITS KE 128 :
عن عائشة رضي الله عنها أن رسول الله ﷺ قال : كسر عظم الميت ككسره حيا. رواه أبو داود بإسناد على شرط مسلم. وزاد ابن ماجة من حديث أم سلمة : “في الاثم”.
Dari Aisyah (r.a) bahwa, Rasulullah (s.a.w) bersabda: “Mematahkan tulang mayat sama dengan mematahkannya sewaktu masih hidup.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad mengikut syarat Muslim) Ibn Majah menambahkan dalam hadis Ummu Salamah (r.a): “(di mana mereka) sama-sama berdosa.”
MAKNA HADITS :
Para sahabat bersama Rasulullah (s.a.w) berangkat mengiringi suatu jenazah, lalu
baginda duduk di tepi kubur disertai oleh sahabat yang lain. Kemudian penggali
kubur mengeluarkan sebuah tulang betis atau tulang paha dari tanah yang digalinya,
lalu dia berhasrat mematahkannya. Melihat itu, Rasulullah (s.a.w) bersabda kepadanya: “Jangan kamu patahkan tulang itu, karena jika kamu mematahkannya meskipun ia sudah mati, maka berarti sama dengan mematahkannya ketika dalam keadaan hidup. Tanamlah lagu di sebelah kuburnya itu!” Dengan demikian, Rasulullah (s.a.w) telah membuat satu perumpamaan yang
paling indah untuk menghormati manusia, baik semasa hidup ataupun sesudah
mati. Barang siapa yang melakukan itu, yakni mematahkan tulang mayat, berarti
dia telah berdosa, tetapi dia tidak dikenakan ganti rugi dan hukuman qisas karena
adanya perbedaan hukum antara orang hidup dengan orang mati.
FIQH HADITS :
1. Mayat pun turut merasakan sakit, sama halnya dengan orang yang hidup.
2. Dianjurkan menghormati manusia, baik ketika masih hidup ataupun sesudah mati.
3. Wajib memelihara tulang-belulang mayat yang berada dalam kubur ketika dilakukan penggalian. Oleh itu, orang yang menggali kubur mestilah menanamnya lagi dan dilarang mematahkannya.
Wallahu a’lam bisshowab..
Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Aamiin..