السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI
BAB ADZAN
HADITS KE 152 :
وَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ; ( إِنَّ بِلَالاً أَذَّنَ قَبْلَ اَلْفَجْرِ فَأَمَرَهُ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم أَنْ يَرْجِعَ فَيُنَادِيَ: “أَلَا إِنَّ اَلْعَبْدَ نَامَ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَضَعَّفَهُ
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu ‘anhu bahwa Bilal beradzan sebelum fajar lalu Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam menyuruhnya kembali pulang kemudian berseru: “Ingatlah bahwa hamba itu butuh tidur.” Diriwayatkan dan dianggap hadits lemah oleh Abu Dawud.
MAKNA HADITS :
Tidak diperbolehkan mengumandangkan azan untuk memberitahu masuknya waktu
solat sebelum mengenal pasti kebenaran masuknya waktu solat. Apabila muazzin salah lalu mengumandangkan azan sebelum tiba waktu solat, maka dia wajib
mengingatkan orang yang mendengarnya melalui seruan ralat supaya mereka tidak terpengaruh dengan azan tersebut sehingga mengerjakan solat sebelum masuk waktunya.
FIQH HADITS :
1. Disyariatkan mematuhi orang alim, lebih-lebih lagi dalam urusan agama.
2. Tidak boleh mengumandangkan azan Subuh sebelum masuk waktunya.
3. Juru azan mesti meneliti waktu terlebih dahulu dalam memastikan waktu solat. Tetapi jika ternyata masih salah setelah ijtihad mengenainya, maka dia wajib memberitahu orang ramai tentang kekeliruannya tersebut.
Wallahu a’lam bisshowab..
Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Aamiin..