DEWAN PIMPINAN PUSAT
IKATAN ALUMNI BATA-BATA

HUKUM MENGHADIRI UNDANGAN MILENIAL “WALIMATUL URS” MELALUI WHATSAPP

HUKUM MENGHADIRI UNDANGAN MILENIAL ( WALIMATUL URS ) MELALUI WHATS APP

Assalamualaikum

Deskripsi masalah

Sudah lumrah terjadi dimasyarakat waqiiyah, apabila memasuki bulan Syawal dan Sya’ban banyak kegiatan yang namanya Walimah , terlebih Walimatul Urs. Dan Setiap orang memiliki keberagaman cara dalam mengundang yang diantaranya : menyampaikan undangan secara lisan ke lisan. Kemudian undangan berkembang selain dengan lisan ada dicetak ( kertas undangan secara tertulis resmi ) bahkan dengan cara undangan digital, berbentuk foto yang dikirim via Grup WhatsApp. Terkait undangan Walimah diatas muncullah berbagai Persepsi yang berbeda.

Pertanyaan:

A. Bagaimana hukum menghadiri undangan Walimah yang dikirim Via (melalui) WhatsApp

B. Jika undangan dikirim Via Grup, siapakah yang wajib hadir ke Walimah Tersebut?

Jawaban.No.1
1️⃣ Menghadiri undangan acara Walimatunnikah ( Walimatul urs ) pada hari pertama ketika akad menurut qaul aujah dikalangan mayoritas ulama’ madzhab syafi’ hukumnya wajib secara muthkak sedangkan lainnya walimatul urs hukumnya sunnah.
Adapun trend undangan pernikahan dengan cara Via digital, berbentuk foto yang dikirim via Grup Whats App adalah merupakan alat yang dijadikan pelantara untuk mengumumkan sebuah pernikahan, hal ini juga bisa berlaku hukum. Sebagaimana disebutkan dalam kaidah:


الوسائل لها حكم المقاصد


Artinya “perantara atau media baginya berlaku pula hukum sebagaimana tujuannya.

Oleh karena itu selama tidak ada udzur orang yang diundang wajib menghadirinya , Karena bagaimanapun juga undangan secara via merupakan bentuk pengaplikasian hasil dari globalisasi dan kemajuan ilmu dan teknologi yang mampu menimalisir dampak dari undangan secara lisan, tertulis atau konvensional, sehingga tentunya tidak bijak jika undangan secara digital via ditolak begitu saja dalam kehidupan bermasyarakat, Karena bagaimanapun juga praktiknya tetap memelihara tradisi budaya, dan solidaritas dengan mengundang orang serta memiliki banyak kemaslahatan. Ini sesuai dengan prinsip bahwa Islam adalah agama yang hanif lagi penuh dengan toleransi, sebagaimana disebutkan di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan melalui berbagai jalur bahwa Nabi SAW. pernah bersabda:


“بُعِثْتُ بِالْحَنِيفِيَّةِ السَّمْحَةِ”


Aku diutus dengan membawa agama Islam yang hanif lagi penuh dengan toleransi.Di dalam hadis sahih disebutkan:


“إِنَّ هَذَا الدِّينَ يُسْرٌ” وَشَرِيعَتَهُ كُلَّهَا سَهْلَةٌ سَمْحَةٌ كَامِلَةٌ، يَسِيرَةٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهَا اللَّهُ تَعَالَى عَلَيْهِ


Sesungguhnya agama ini mudah, semua syariatnya mudah, penuh dengan toleransi lagi sempurna. Ia mudah bagi orang yang dimudahkan oleh Allah dalam mengerjakannya.

Adapun yang terpenting dan yang perlu diperhatikan dalam tren undangan milenial via digital ini adalah tatacara demi tercapainya nilai kemaslahatan tersebut, baik yang mengundang maupun yang diundang, ” orang yang mengundang ” harus melihat situasi dan kondisi orang yang akan diundang, begitu pula ” orang yang diundang ” tidak sertamerta hadir melainkan harus melihat situasi dan kondisinya shohibul hajah. Misalkan jika ditempat tersebut terdapat kemungkaran, maka dipertimbangkan: Jika orang yang diundang hadir dan mampu menghindari dari kemungkaran, maka hukumnya wajib atau boleh hadir, dan jika tidak mampu maka tidak boleh hadir. Hal ini berdasarkan sebuah kaidah:


الحكم يدور مع علته وجودا وعداما


Hukum berputar bersama Ilatnya, ada dan tidaknya illat itu. Kaidah ini sebagai bukti bahwa hukum bisa berputar /berubah, sedangkan perubahan itu tergantung dengan perubahan zaman, tempat dan keadaan”.

Jawaban No.2

2️⃣ Jika dalam Aplikasi Whats App seseorang ( Admin) membuat grup khusus sebagai sarana media informasi yang mana didalamnya dibuat aturan- aturan yang telah menjadi kesepakatan bersama, maka yang wajib hadir adalah semua anggota grup, walaupun tanpa dengan menyebut nama dari perseorangan. Alasannya karena perantara atau media bagi grup berlaku pula hukum sebagaimana tujuanya sebagaimana kaidah tersebut diatas, selain itu seseorang muslim itu diajarkan agar menepati janji, terkait aturan dan peraturan yang telah disepakati bersama, hal ini sebagaimana tercantum dalam sebuah hadits:


الْمُسْلِمُونَ عَلَى شُرُوطِهِمْ وَالصُّلْحُ جَائِزٌ بَيْنَ الْمُسْلِمِينَ


Muslim itu terikat dengan persyaratan (yang dibuat oleh) mereka. Mengadakan perjanjian adalah diperbolehkan antara sesama muslim”.(HR. Hakim).

Dengan demikian undangan walimah yang dishare dalam grup, maka berarti yang harus hadir dalam acara walimatul urs adalah anggota grup, karena grup dibentuk sebagai anggota khusus berbeda dengan umum seperti FB. Yang bersifat umum. Kecuali grup FB khusus dengan syarat-syarat sebagaimana berikut:

Sumber referensi:

مذاهب الأربعة ج ٢ ص ٣٨ /٤٣

.     الشافعية – قالوا : يشترط لوجوب إجابة الدعوة فى وليمة النكاح وسنيتها فى غيرها شروط ؛ أولا :أن لايخص الداعى الأغنياء بدعوته بل يدعوهم والفقراء وليس الغرض من هذا أن يدعو الناس جميعا بل الغرض أن لا يقصر دعوته على الأغنياء ملقا ونفاقا ومفاخرة ورياء لأن هذه حالة لايقرها الدين فمن قامت به لايكون له حق على غيره، أما إذا دعى الأغنياء صدفة واتفاقا كأن كانوا جيرانا له أو أهل حرفته فإنه لايضر، ثانيا:أن تكون الدعوة فى اليوم الأول من أيام الوليمة فإن أولم ثلاثة أيام أو أكثر كسبعة لم تجب الإجابة إلا فى اليوم الأول وتكون مستحبة فى اليوم الثانى وتكره فيما بعد ذلك، ثالثا :أن يكون الداعى مسلما فإن كان كافرا فإن الإجابة لاتجب ولكن تسن إجابة الذمى سنة غير مؤكدة رابعا :أن يكون الداعى له مطلق التصرف فإن كان محجورا عليه تحرم الإجابة إن كانت الوليمة من ماله، أما إذا فعلها وليه من مال نفسه فإن الإجابة عليه تكون واجبة، خامسا :أن يعين الداعى من يدعوه بنفسه وبرسوله، سادسا :   أن لايدعوه لخوف منه أو لطمع فى جاهه أو إعانته على باطل، سابعا : أن لايعتذر المدعو للداعى ويرضى بتخلفه   عن طيب نفس لا عن حياء ويعرف ذلك بالقرائن، ثامنا :أن لايكون الداعى فاسقا أو شريرا أو مفاخرا، تاسعا : أن لايكون أكثر مال الداعى حراما فإن كان كذلك فإن إجابته تكره فلو علم أن عين الطعام الذى يأكل منه مال حرام يحرم أن يأكل منه لأن المال المحرم يحرم الأكل منه إلا إذا عم فإنه يجوز إستعمال مايحتاج إليه منه بدون أن يتوقف ذلك على ضرورة فإذا لم يكن أكثر مال الداعى حراما لكن فيه شبهة لم تجب الإجابة ولم تسن بل تكون مباحة، عاشرا: أن لايكون الداعى إمراءة أجنبية منه من غير حضور محرم لها أو للمدعى خشية من الخلوة المحرمة وإن لم تقع الخلوة بالفعل، الحادى عشر :أن تكون الدعوة فى وقت الوليمة وهى من حين العقدة كما تقدما، الثانى عشر :    أن لايكون المدعو قاضيا أو ما فى معناه من طل ذى ولاية فإنه لاتجب عليه الدعوة فى محل ولايته خصوصا إذا كان الداعىله خصومة ينظر فيها فإن إجابته تحرم، الثالث عشر :أن لايكون المدعو معذورا بعذر يبيح له ترك الجماعة كمرض، الرابع عشر :أن لا يكون المدعو إمراءة أو غلاما أمرد يخشى منهما الفتنة أو الطعن على الداعى فىعرضه، الخامس عشر :أن لايتعدد الداعى فإن تعدد قدم الأسبق ثم الأقرب رحما ثم الأقرب دارا هذا عند المقارنة فى الدعوة وعند الإستواء يقرع بين الداعيين

Menurut madzhab Syafi’i, hukum menghadiri undangan pernikahan (walimah) dan undangan lainnya memiliki syarat-syarat tertentu agar menjadi wajib atau sunnah. Berikut ini syarat-syarat tersebut:

1. Tidak Mengkhususkan Orang Kaya: Syarat pertama adalah undangan tidak hanya ditujukan untuk orang-orang kaya saja. Tuan rumah harus mengundang baik orang kaya maupun orang miskin. Ini tidak berarti bahwa ia harus mengundang semua orang, tetapi agar ia tidak hanya mengundang orang kaya untuk tujuan pamer atau riya, karena agama tidak mendukung tindakan tersebut. Jika hanya kebetulan undangan dihadiri oleh orang kaya karena mereka adalah tetangga atau teman kerja, hal ini tidak masalah.

2. Dilaksanakan pada Hari Pertama: Walimah sebaiknya dihadiri pada hari pertama. Jika walimah diadakan hingga tiga hari atau lebih (misalnya tujuh hari), kewajiban menghadiri hanya berlaku pada hari pertama. Hari kedua bersifat sunnah, dan setelah itu makruh (tidak disukai).

3. Tuan Rumah Beragama Islam: Jika tuan rumah non-Muslim, menghadiri walimahnya tidak wajib, tetapi menghadiri undangan dari seorang dzimmi (non-Muslim yang hidup dalam naungan pemerintahan Islam) adalah sunnah yang tidak ditekankan.

4. Tuan Rumah Memiliki Hak Atas Hartanya: Jika tuan rumah dalam kondisi terhalang mengelola hartanya, haram menghadiri walimahnya jika menggunakan harta miliknya. Namun, jika walimah tersebut diadakan oleh wali dengan harta pribadinya, maka menghadiri walimahnya menjadi wajib.

5. Tuan Rumah Menentukan Tamu Secara Jelas: Tuan rumah harus menyampaikan undangan secara langsung atau melalui perantara yang ia utus.

6. Tidak Didasari Rasa Takut atau Pamrih: Kehadiran undangan sebaiknya tidak disebabkan oleh ketakutan atau untuk mendapatkan kedudukan, atau membantu dalam kebatilan.

7. Tidak Ada Permintaan Maaf dari Tuan Rumah: Jika undangan telah meminta maaf atas ketidakhadiran tamu dan ikhlas menerimanya, maka tidak wajib menghadirinya. Ini bisa diketahui dari tanda-tanda yang terlihat.

8. Tuan Rumah Bukan Orang Fasik atau Pamer: Tidak wajib menghadiri undangan dari tuan rumah yang dikenal fasik, jahat, atau suka pamer.

9. Sebagian Besar Harta Tuan Rumah Tidak Haram: Jika sebagian besar harta tuan rumah berasal dari sumber yang haram, maka makruh (tidak disukai) untuk menghadiri undangannya. Jika diketahui bahwa makanan yang disajikan berasal dari harta haram, haram memakannya. Jika sumber hartanya bercampur dengan harta yang syubhat (meragukan), menghadirinya tidak wajib dan tidak sunnah, hanya mubah (boleh).

10. Tuan Rumah Bukan Wanita Asing Tanpa Mahram: Jika tuan rumah adalah wanita yang bukan mahram dan tanpa kehadiran mahram, tidak wajib menghadirinya untuk menghindari khalwat (berduaan) yang haram, meskipun khalwat tersebut tidak terjadi.

11. Dilaksanakan pada Waktu Walimah: Waktu pelaksanaan walimah adalah setelah akad nikah, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

12. Tamu Bukanlah Hakim atau Pejabat di Wilayahnya: Jika yang diundang adalah hakim atau orang yang memiliki otoritas di wilayah itu, maka ia tidak wajib menghadiri undangan, terutama jika tuan rumah memiliki perkara yang sedang diurus olehnya. Dalam kasus ini, menghadirinya bisa jadi haram.

13. Tidak Sedang Ada Udzur yang Membolehkan Meninggalkan Jamaah: Jika tamu yang diundang memiliki uzur, seperti sakit, yang membolehkannya meninggalkan shalat berjamaah, maka kehadirannya tidak wajib.

14. Tamu Bukan Wanita atau Pemuda yang Menimbulkan Fitnah: Jika tamu yang diundang adalah wanita atau pemuda yang berpotensi menimbulkan fitnah atau merusak reputasi tuan rumah, maka kehadirannya tidak wajib.

15. Tidak Ada Dua Undangan yang Bertabrakan: Jika ada dua undangan di waktu yang sama, maka yang didahulukan adalah undangan yang lebih awal, diikuti yang lebih dekat secara hubungan kerabat, dan kemudian yang lebih dekat jaraknya. Jika undangan terjadi pada waktu yang sama, maka diundi di antara dua undangan tersebut.

Resensi:

فقه السنة ج ٢ ص٢٠٢

أماالإجابة وليمة النكاح – فهى مستحبة واجبة عند الجمهور.وذهب بعض الشافعية إلى وجوب الإجابة مطلقا ، وزعم إبن حزم أنه قول الصحابة والتابعين ، لأن فى الأحاديث ماتشعر بالإجابة إلى كل دعوة أكانت دعوة الزواج أم غيره

 Fiqh al-Sunnah jilid 2 halaman 202:

“Adapun menghadiri undangan pernikahan—maka hal ini disunnahkan dan diwajibkan menurut mayoritas ulama. Sebagian ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa menghadiri undangan wajib secara mutlak. Ibn Hazm menyatakan bahwa pendapat tersebut juga dianut oleh para sahabat dan tabi’in, karena terdapat hadis-hadis yang mengisyaratkan untuk memenuhi setiap undangan, baik itu undangan pernikahan maupun lainnya.”

 

Hukum menghadiri acara walimatul urs atau jamuan pernikahan dan walimah lainnya adalah sebagai berikut:

Dalil pertama: dan kedua: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

للأحاديث الصحيحة: ” إذا دعي أحدكم إلى وليمة عرس فليجب “. وفي لفظ: ” من دعي إلى وليمة فليأتها “. وفي رواية: ” من لم يجب الدعوة فقد عصى الله ورسوله ” رواه مسلم.

Artinya :” Jika salah seorang dari kamu diundang pada acara walimatul urs maka hadirilah. Dan dalam satu riwayat ” Barang siapa orang yang diundang pada acara walimah maka datangilah padanya. Dan dalam satu riwat orang yang tidak menghadiri undangan maka ia sungguh telah maksiat kepada Allah dan Rasulnya. HR. Muslim

Dua hadits diatas sebagai dalil yang serupa tapi tidak sama. Hadits yang pertama menunjukkan khusus seorang. Kemudian hadits yang kedua ada lah menunjukkan seorang atau sekelompok orang banyak karena kalimat ” من ” menunjukkan arti orang yang berakal yang mana jika ditinjau dari segi ilmu nahwu bisa dipakai mufrad dan jama’ muannas dan mufzakkar (Musyarakah / mustarok).

Dalil ketiga: kewajiban menghadiri undangan yang menunjukkan orang banyak: ( tertentu ).Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

أَجِيبُوا هَذِهِ الدَّعْوَةَ إِذَا دُعِيتُمْ لَهَا

“Hadirilah undangan ini jika kalian diundang untuk menghadirinya!” (HR. Al-Bukhari: 4781, Muslim: 2581 dari Ibnu Umar radliyallahu anhuma). Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani (wafat tahun 852 H) rahimahullah berkata:


(أجيبوا هذه الدعوة) وهذه اللام يحتمل أن تكون للعهد والمراد وليمة العرس


“Huruf “Al” dalam sabda beliau (di atas,) adalah untuk “al-Ahdu” (mengulang penyebutan,). Sehingga  yang dimaksud adalah walimah untuk pernikahan.” (Fathul Bari: 2/246).

Al-Imam Abul Hasan Ibnu Baththal al-Maliki (wafat tahun 449 H) rahimahullah menyatakan:

هذا الحديث حجة لمن أوجب إجابة الوليمة وغيرها فرضًا، وقد تقدم أن إجابة الدعوة فى غير العرس عند مالك والكوفيين مندوب إليها

“Hadits ini menjadi hujjah bagi orang-orang yang mewajibkan menghadiri undangan walimah (pesta pernikahan, ) dan lainnya secara fardlu. Dan telah terdahulu keterangan bahwa menghadiri undangan selain pernikahan menurut Imam Malik dan ulama Kufah hanyalah anjuran saja (tidak sampai wajib, ).” (Syarh Shahihil Bukhari li Ibni Bathal: 7/290). Al-Allamah Abdur Rauf al-Munawi asy-Syafi’i (wafat tahun 1031 H) rahimahullah juga menyatakan:


فالوليمة له سنة والإجابة إليها عند توفر الشروط واجبة أمّا غير العرس من الولائم العشرة المشهورة فإتيانها مندوب


“Mengadakah acara walimah untuk pernikahan adalah sunnah, sedangkan mendatanginya jika -persyaratan untuk mendatanginya terpenuhi- adalah wajib. Adapun jamuan makan selain pernikahan dari sepuluh macam acara jamuan makan yang terkenal, maka mendatanginya hanya dianjurkan (tidak diwajibkan, pen).” (At-Taisir Syarh al-Jami’ish Shaghir: 1/25).


Dalil keempat : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ الْوَلِيمَةِ يُمْنَعُهَا مَنْ يَأْتِيهَا وَيُدْعَى إِلَيْهَا مَنْ يَأْبَاهَا وَمَنْ لَمْ يُجِبْ الدَّعْوَةَ فَقَدْ عَصَى اللَّهَ وَرَسُولَهُ

“Sejelek-jelek acara jamuan makan adalah jamuan walimah (pernikahan, pen). Orang yang ingin menghadirinya (seperti fakir miskin, pen) dihalangi untuk hadir. Sedangkan orang yang tidak ingin menghadirinya (seperti orang kaya, pen) diundang. Barangsiapa yang tidak menghadiri undangan ini, maka ia telah berbuat maksiat kepada Allah dan rasul-Nya.” (HR. Muslim: 2586, Ibnu Majah: 1903, Ahmad: 7305 dari Abu Hurairah radliyallahu anhu). Al-Allamah Abul Hasan as-Sindi al-Hanafi (wafat tahun 1138 H) rahimahullah berkata:


وَفِي قَوْله )وَمَنْ لَمْ يُجِبْ ( إِشَارَة إِلَى أَنَّ إِجَابَة الدَّعْوَة لِلْوَلِيمَةِ وَاجِبَة وَإِنْ كَانَتْ هِيَ شَرّ الطَّعَام مِنْ تَلِك الْجِهَة


“Di dalam sabda beliau “Barangsiapa yang tidak menghadiri undangan ini” terdapat isyarat bahwa menghadiri undangan walimah pernikahan hukumnya wajib, walaupun acara walimah sendiri termasuk sejelek-jelek jamuan makan dari sisi itu.” (Hasyiyah as-Sindi ala Ibni Majah: 4/166).

Referensi:

المكتبة الشاملة
كتاب فص الخواتم فيما قيل في الولائم [ابن طولون]
[إجابة الدعوة]
في الإجابة على جميع هذه الولائم؛ فإن كانت وليمة العرس المتقدمة، فإن أوجبنا الوليمة وجبت الإجابة وجهاً واحداً. وإن لم نوجبها وهو الراجح كما تقدم وجبت الإجابة أيضاً على الراجح. ورجحه العراقيون للأحاديث الصحيحة: ” إذا دعي أحدكم إلى وليمة عرس فليجب “. وفي لفظ: ” من دعي إلى وليمة فليأتها “. وفي رواية: ” من لم يجب الدعوة فقد عصى الله ورسوله ” رواه مسلم. وحكى أبن عبد البر الإجماع فيه ولكن قال في الاستقصاء وحكي عن مالك وأحمد أنهما قالا: الإجابة إلى وليمة العرس مستحبة غير واجبة انتهى. وأما وليمة غير العرس من الولائم المتقدمة عبد من قال باستحبابها، فالإجابة إليها مستحبة وقال البلقيني ولا تجب الإجابة في غير وليمة العرس على ما صححوه. والأحاديث تقتضي الوجوب مطلقاً انتهى. وقال الزركشي: قولهم إن الإجابة إلى غيرها من الولائم لا يجب، وهو ما صححوه، لأن عثمان بن العاصي دعي إلى ختان فلم يجب وقال: لم يكن يدعى له على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم. رواه أحمد في مسنده. لكن الأحاديث تقتضي الوجوب مطلقاً. وفي الصحيحين: ” إذا دعي أحدكم إلى وليمة فليأتها، ومن لم يجب الدعوة فقد عصى الله ورسوله “. وفي أبي داود: ” فليجب عرساً كان أو غير عرس “. وبالوجوب أجاب الشيخ أبو حامد وأتباعه كالمحاملي. وقال صاحب البيان: إنه الأظهر انتهى. وأختار هذا الشيخ تقي الدين السبكي. ثم حيث أوجبت الإجابة فهي فرض عين على الراجح عند الجمهور من الشافعية، وقيل فرض كفاية لأن المقصود ظهور تميز النكاح عن السفاح، وذلك يحصل بحضور البعض، وصار كالابتداء بالسلام ورده.
[شروط تلبية الدعوة]
ثم حيث أوجبناها إلى وليمة العرس واستحببناها لبقية الأنواع إنما تجب أو تستحب بشروط: أحدها: أن لا يخص الأغنياء.
بل يعم الداعي بدعوته جميع عشيرته أو جيرانه أو أهل حرفته أغنياءهم وفقرائهم، فإن وقع التخصيص فلا تجب الإجابة، لقوله صلى الله عليه وسلم: ” شر الطعام طعام الوليمة، يدعى لها الأغنياء ويترك الفقراء ” رواه مسلم. وفي رواية ” يمنعها من يأتيها، ويدعى إليها من يأباها “. قال البلقيني: كذا قالوه، والحديث السابق يقتضي خلافه انتهى. وقال بعض الشراح: وقوله ” يدعى إليها ” جملة حالية مقيدة بسببها، ويخرج عن التخصيص بأن يدعو جميع عشيرته كلهم أغنياء. أو كان فقيهاً فدعا الفقهاء وكلهم أغنياء، لم يكن ذلك من التخصيص المكروه انتهى.
الشرطة الثاني: أن يخصه بالدعوة بنفسه أو يبعث إليه شخصاً.
وصريحه أن يقول أسألك الحضور، وأجاب أن تحضر، وأن رأيت أن تجملني بالحضور. أما لو فتح باب داره وقال: ليحضر من أراد، وأن يبعث شخصاً ليحضر من أراد لم يجب، قاله الماوردي. فلو قال الشخص: أحضر وأحضر معك من شئت، فقال ذلك الشخص لغيره: أحضر، فلا يجب ولا يستحب، لأن الامتناع والحالة هذه لا يورث التأذي والوحشة، ولو قال: إن شئت فأحضر لم يلزمه، قال الشافعي: وما أحب أن يجيب والله أعلم

Referensi:

( مغني المحتاج ج٣ص ٢٨٠ )
والاجابة اليها فرض عين وقيل كفاية وقيل سنة

( اقناع ص ٤٢٧)

والإجابة إليها واجبة عينا لخبر الصحيحين : { إذا دعي أحدكم إلى الوليمة فليأتها } وخبر مسلم : { شر الطعام طعام الوليمة تدعى لها الأغنياء وتترك الفقراء ومن لم يجب الدعوة فقد عصى الله ورسوله } . قالوا : والمراد وليمة العرس ; لأنها المعهودة عندهم , ويؤيده ما في الصحيحين مرفوعا : { إذا دعي أحدكم إلى وليمة عرس فليجب } . وأما غيرها من الولائم فالإجابة إليها مستحبة , لما في مسند أحمد عن الحسن قال : { دعي عثمان بن أبي العاص إلى ختان فلم يجب وقال : لم يكن يدعى له على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم .

Keterangan :
Menghadiri undangan walimatul urs (pernikahan) adalah fardu ain, ada yang mengatakan fardu kifayah dan sunnah. Sedangkan untuk selain walimatul urs adalah sunnah untuk mendatanginya.

Undangan tak mantap

الشرقاوى ج ٣ ص٢٧٧)
ويشترط ايضا ان تكون الدعوى جازمة فلو قال له احضر ان شئت لم تجب الاجابة مالم تظهر قرينة على جريان ذلك على وجه التأدب او الاستعطاف مع ظهور رغبة في حضوره والا وجب


Keterangan :
“Kalau bisa, nanti sampeyan datang diacara walimah saya” ini merupakan bentuk undangan yang tidak wajib dipenuhi. Namun kalau secara adat ucapan tersebut hanya sebagai bentuk adabiya saja (disamping tetap mengharap kehadirannya) maka hukumnya tetap wajib.

Undangan walimah disiang bulan Romadlon


( بجيرمي على الخطيب ج٣ ص ٤٥٩)
فرع : لو دعاه في نهار رمضان للحضور نهارا لم تجب الإجابة , فإن أراد فليدعهم عند الغروب ; قاله البلقيني . وعبارة شرح م ر : واستثنى منه البلقيني ما لو دعاه في نهار رمضان والمدعوون كلهم مكلفون صائمون فلا تجب الإجابة إذ لا فائدة إلا مجرد نظر الطعام والجلوس من أول النهار إلى آخره مشق ا هـ


Keterangan :
Undangan walimah disiang bulan Romadlon tidak wajib dipenuhi, karena tidak ada faedahnya kalau hanya memandang makanan saja. Kalaupun ingin mengundang hendaknya setelah magrib.
Walimah sebelum akad nikah.

( بجيرمي على الخطيب ج ٣ ص ٤٥٣)
قوله : ( بعد الدخول ) قال الدميري : والظاهر أنها تنتهي بمدة الزفاف للبكر سبعا وللثيب ثلاثا ا هـ , أي ففعلها بعد ذلك يقع قضاء فلو قدمها على العقد لم تكن وليمة عرس فلا تجب الإجابة


Keterangan :
Waktu walimah dimulai ketika akad sampai 7 hari untuk perawan atau 3 hari untuk janda. Bila dilaksanakan setelah itu maka dikatakan qodlo namun bila dilaksanakan sebelum akad maka tidak dikatakan walimatul urs(tidak wajib menghadiri).

Hadir pada acara tanpa undangan


( قليوبي ج ٣ ص٢٩٩)
والمراد بالضيف هنا من حضر طعام غيره , بدعوته ولو عموما أو يعلم رضاه وأصل الضيف النازل بغيره لطلب الإكرام سمي باسم ملك , يأتي برزقه لأهل المنزل قبل مجيئه بأربعين يوما , وينادي فيهم هذا رزق فلان كما ورد في الخبر مأخوذ من الضيافة وهي الإكرام وضده الطفيلي , مأخوذ من التطفل وهو حضور طعام الغير بغير دعوة , وبغير علم رضاه , فهو حرام فلو دعا عالما أو صوفيا فحضر بجماعته حرم حضور من لم يعلم رضا المالك به منهم

 Hasyiyat al-Qalyubi jilid 3 halaman 299:

“Yang dimaksud dengan tamu di sini adalah seseorang yang menghadiri jamuan makanan milik orang lain dengan undangan, meskipun undangan tersebut bersifat umum, atau ia mengetahui kerelaan tuan rumah. Asal kata ‘tamu’ adalah orang yang datang kepada orang lain dengan tujuan untuk dihormati, dinamakan dengan nama ‘malaikat’ yang datang membawa rezeki bagi penghuni rumah sebelum kedatangannya, yaitu empat puluh hari sebelumnya. Malaikat itu mengumumkan di antara mereka bahwa ‘ini adalah rezeki bagi si fulan,’ sebagaimana disebutkan dalam hadis. Kata ‘tamu’ berasal dari kata ‘dhiyafah,’ yang berarti penghormatan. Lawan dari tamu adalah ‘tafil,’ diambil dari kata ‘tafful,’ yaitu orang yang hadir dalam jamuan makanan orang lain tanpa undangan dan tanpa mengetahui kerelaan pemiliknya. Maka hal ini hukumnya haram. Jika seseorang mengundang seorang ulama atau seorang sufi, lalu orang tersebut hadir bersama rombongannya, maka kehadiran siapa saja yang tidak diketahui kerelaan pemilik rumah adalah haram.”

Keterangan singkat :
Menghadiri walimah tanpa undangan atau ridlonya sohibul hajat adalah harom.

Walimah khitan ( Sunat )

( حا شية الجمل ج٤ ص ٢٧١)
قال الأذرعي إن محل الندب وليمة الختان في حق الذكور دون الإناث ; لأنه يخفى ويستحيا من إظهاره لكن الأوجه استحبابه فيما بينهن خاصة


Keterangan :
Hukumnya sunnah mengadakan walimah khitan kalau memang laki-laki, sedangkan walimah khitan perempuan tetap sunnah bila yang diundang hanya perempuan saja.

Wallahu A’lam bisshowab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

#TERKINI

#WARTA

#HUKUM