السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI
BAB SHALAT BERJAMAAH DAN IMAM SHALAT
HADITS KE 338 :
وَعَنْ أَنَسٍ قَالَ: ( صَلَّى رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقُمْتُ وَيَتِيمٌ خَلْفَهُ, وَأُمُّ سُلَيْمٍ خَلْفَنَا ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ, وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيّ ِ
Anas Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam sholat, lalu aku dan seorang anak yatim berdiri di belakangnya sedang Ummu Salamah berdiri di belakang kami. Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Bukhari.
MAKNA HADITS :
Nabi (s.a.w) seorang yang bersifat rendah hati, berakhlak mulia dan seorang guru yang bijaksana. Baginda sering memeriksa keadaan para sahabatnya dan pergi berkunjung ke rumah-rumah mereka, lalu melakukan sholat sunat di rumah mereka. Dengan sholatnya itu secara tidak langsung baginda mengajarkan mereka bagaimana cara mengerjakan sholat yang betul. Berita kunjungan itu menyebar kepada sahabat yang lain untuk kemudian dijadikan sebagai pelajaran dan sumber syariat.
Apa yang disebutkan di dalam hadis ini menjelaskan keutamaan mengerjakan sholat sunnah di dalam rumah dan tempat berdiri para makmum dari posisi berdiri
imam apabila mereka terdiri dari lelaki dan wanita dan sebagainya sebagaimana yang akan diuraikan berikut ini.
FIQH HADITS :
1. Seorang pemimpin disyariatkan mengunjungi rumah sebagian orang yang dipimpinnya untuk menyenangkan hati mereka.
2. Rasulullah (s.a.w) senantiasa bersikap rendah hati dan berakhlak mulia.
3. Sholat sunat boleh dilakukan dengan cara berjamaah.
4. Ketentuan menetapkan tempat berdiri para makmum dari posisi berdiri imam apabila mereka terdiri dari kaum lelaki dan anak-anak.
5. Disyariatkan shaf wanita berada di belakang shaf lelaki. Wanita berdiri di belakang lelaki dengan membentuk shaf tersendiri jika dia tidak memiliki teman wanita yang lain yang mengerjakan sholat bersamanya.
Wallahu a’lam bisshowab..
Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Aamiin..