DEWAN PIMPINAN PUSAT
IKATAN ALUMNI BATA-BATA

HADITS KE 266 : POSISI SHALAT BAGI YANG SAKIT

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بسم الله الرحمن الرحيم

KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI

BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT

HADITS KE 266 :

وَعَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : ( قَالَ لِيَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ” صَلِّ قَائِمًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ وَإِلَّا فَأَوْمِ) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ

Dari Imran Ibnu Hushoin Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sholatlah dengan berdiri jika tidak mampu maka dengan duduk jika tidak mampu maka dengan berbaring dan jika tidak mampu juga maka dengan isyarat.” Diriwayatkan oleh Bukhari.

MAKNA HADITS :

Sholat merupakan salah satu rukun Islam. Orang yang mengingkari kewajipan sholat menjadi kafir, dan orang yang meninggalkannya berhak menerima siksaan Allah. Sholat tidak boleh ditinggalkan walau dalam keadaan apapun.

Apa yang wajib dilakukan ketika sholat adalah berdiri bagi orang yang mampu. Jika tidak mampu berdiri kerana sakit, maka dia boleh mengerjakannya dalam keadaan duduk. Jika tidak mampu duduk, maka dia boleh mengerjakannya dalam keadaan berbaring miring dan menghadapkan dadanya ke arah kiblat. Jika masih tidak mampu berbuat demikian, maka dia hendaklah mengerjakannya dengan cara memberi isyarat kepalanya untuk rukun qauli dan fi’li-nya.

Hadits ini mendorong kepada siapa pun untuk tetap senantiasa mengerjakan sholat sekaligus memudahkan hukum-hukum syariat bagi orang yang keadaannya sedang tidak sehat. Allah samasekali tidak mau menjadikan suatu itu sukar untuk kita laksanakan meskipun ia ada kaitannya dengan masalah agama.

FIQH HADITS :

1. Sholat fardu adalah wajib. Ia sama sekali tidak dapat digugurkan walau apapun keadaannya.

2. Menjelaskan cara mengerjakan sholat bagi orang sakit dan orang yang udzur.

3. Berdiri ketika mengerjakan sholat fardu tidak dapat digugurkan kecuali karena udzur, seperti sakit, pening kepala atau kawatir tenggelam.

Wallahu a’lam bisshowab..

Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.

Semoga bermanfaat. Aamiin..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

#TERKINI

#WARTA

#HUKUM