DEWAN PIMPINAN PUSAT
IKATAN ALUMNI BATA-BATA

J035. HUKUM MENGGALI KUBURAN DI ATAS KUBURAN LAMA

PERTANYAAN :

Assalamualaikum Ustadz..

Latar belakang masalah :
Ada seorang tokoh masyarakat mengubur mayat di dalam liang kubur yang sudah ada mayyitnya, mayat tersebut baru dikubur ± 1 tahun, tapi mayyit kedua dikubur di atas tempat kuburannya mayyit pertama, hal tersebut dilakukan karena tidak mampu membayar sewa tanah dan juga melaksanakan wasiat.

Soal : Bagaimanakah hukumnya ? Apabila haram tindakan apa yang harus dilakukan ? Sebab sudah terlanjur

JAWABAN :

Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh..

Hukumnya boleh

Referensi:
– Rohmatul ummah Hahmisy mizanul kubro juz 1 hal 89 :

ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺩُﻓِﻦَ ﻣَﻴِّﺖٌ ﻟَﻢْ ﻳَﺠُﺰْ ﺣَﻔْﺮُ ﻗَﺒْﺮِﻩِ ﻟِﺪَﻓْﻦِ ﺁﺧَﺮٍ ﺇِﻻَّ ﺃَﻥْ
ﻳَﻤْﻀَﻰ ﻋَﻠَﻰ ﺍْﻟﻤَﻴِّﺖِ ﺯَﻣَﺎﻥٌ ﻳَﺒْﻠَﻰ ﻓِﻰ ﻣِﺜْﻠِﻪِ ﻭَﻳَﺼِﻴْﺮُ ﺭَﻣِﻴْﻤًﺎ ﻓَﻴَﺠُﻮْﺯُ ﺣَﻔْﺮُﻩُ ﻟِﺈﺗِّﻔَﺎﻕٍ . ﻭَﻋَﻦْ ﻋُﻤَﺮِ ﺍِﺑْﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍْﻟﻌَﺰِﻳْﺰِ ﺃَﻧَّﻪُ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﺫَﺍ ﻣَﻀَﻰ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﺣَﻮْﻝٌ ﻓَﺎﺯْﺭَﻋُﻮْﺍ ﺍﻟْﻤَﻮْﺿِﻊَ .

Apabila ada mayit yang dikuburkan maka tidak diperbolehkan menggali kuburannya guna untuk mengkuburkan mayit yang lain, kecuali apabila telah berlalu atas mayit yang pertama suatu masa yang diperkirakan ia dan semisalnya telah rusak dan menjadi usang, maka diperbolehkan menggalinya karena kesepakatan ulama’. Diriwayatkan dari Umar bin Abdil ‘Aziz bahwasanya dia berkata: Apabila telah berlalu atas mayit masa satu tahun, maka olahlah tempat-tempat (pemakaman).

– Hamisy ianatu tholibin juz 2 hal 116 :

ﻭَﺩَﻓْﻨُﻪُ ﻓِﻰ ﺣَﻔْﺮَﺓٍ ﺗَﻤْﻨَﻌُﻪُ ﺑَﻌْﺪَ ﻃَﻤِّﻬَﺎ ﺭَﺍﺋِﺤَﺔً ﺃَﻯْ ﻇُﻬُﻮْﺭُﻫَﺎ
ﻭَﺳَﺒُﻌًﺎ ﺃَﻯْ ﻧَﺒْﺴَﻪُ ﻟَﻬَﺎ ﻓَﻴَﺄْﻛُﻞُ ﺍْﻟﻤَﻴِّﺖَ

Dan mengkuburkan mayit dalam suatu lubang yang bisa mencegah bau dan binatang buas yang memangsa mayat setelah ditanam
Tambahan Keterangan
Haram hukumnya menggali kuburan sebelum mayit di dalamnya telah rusak dan menjadi debu untuk dimasuki mayit baru, jadi selama mayit yang awal telah rusak dan menjadi debu maka boleh menggali kuburannya untuk ditempati mayit lainnya. Kecuali kuburannya orang alim yang terkenal atau waliyulloh yang terkenal maka secara mutlak tidak boleh digali menurut imam romli.

Jika dalam proses penggalian tersebut ditemukan adanya tulang, maka tanah galian wajib di kembalikan dan mayit yang kedua tidak boleh di kuburkan di situ. Tapi jika tulang tersebut di temukan setelah selesainya penggalian maka mayit yang kedua boleh di kuburkan di sampingnya karena adanya kesulitan untuk memulai penggalian baru. Keharaman memasukkan mayyit kedua tersebut jika tidak dhorurot, jika ada dhorurot maka boleh sebagaimana bolehnya mengubur dua jenazah sekaligus di permulaan ketika adanya dhorurot.

– Al Majmu’ (5/273) :

ﻭَﻳﺠﻮﺯ ﻧﺒﺶ ﺍﻟﻘﺒﺮ ﺇﺫﺍ ﺑﻠﻲ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻭﺻﺎﺭ ﺗﺮﺍﺑﺎ، ﻭﺣﻴﻨﺌﺬ ﻳﺠﻮﺯ ﺩﻓﻦ ﻏﻴﺮﻩ ﻓﻴﻪ

– Hasiyah Ibnu Qosim ala Tuhfah (3/173) :

ﻭﻳﺤﺮﻡ ﺃﻳﻀﺎ ﺇﺩﺧﺎﻝ ﻣﻴﺖ ﻋﻠﻰ ﺁﺧﺮ ﻭﺇﻥ ﺍﺗﺤﺪﺍ ﻗﺒﻞ ﺑﻠﻰ ﺟﻤﻴﻌﻪ ﺃﻱ ﺇﻻ ﻋﺠﺐ ﺍﻟﺬﻧﺐ ﻓﺈﻧﻪ ﻻ ﻳﺒﻠﻰ ﻛﻤﺎ ﻣﺮ

‏( ﻗﻮﻟﻪ ﻗﺒﻞ ﺑﻠﻰ ﺟﻤﻴﻌﻪ ‏) ﺃﻓﻬﻢ ﺟﻮﺍﺯ ﺍﻟﻨﺒﺶ ﺑﻌﺪ ﺑﻠﻰ ﺟﻤﻴﻌﻪ ﻭﻳﺴﺘﺜﻨﻰ ﻗﺒﺮ ﻋﺎﻟﻢ ﻣﺸﻬﻮﺭ ﺃﻭ ﻭﻟﻲ ﻣﺸﻬﻮﺭ ﻓﻴﻤﺘﻨﻊ ﻧﺒﺸﻪ ﻣﻄﻠﻘﺎ

– Fatawa Fiqhiyah Kubro (2/14) :

ﺣﻴﺚ ﺣﻔﺮ ﻗﺒﺮ ﺇﻣﺎ ﺗﻌﺪﻳﺎ ﻭﺇﻣﺎ ﻣﻊ ﻇﻦ ﺃﻧﻪ ﺑﻠﻲ ﻭﻟﻢ ﻳﺒﻖ ﻓﻴﻪ ﻋﻈﻢ ﻓﻮﺟﺪ ﻓﻴﻪ ﻋﻈﻢ ، ﺭﺩ ﺍﻟﺘﺮﺍﺏ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺟﻮﺑﺎ ، ﻭﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﺍﻟﺪﻓﻦ ﻓﻴﻪ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﺒﻠﻰ .

– Asnal Matholib (4/358) :

‏( ﻓﺈﻥ ﺣﻔﺮ ﻓﻮﺟﺪ ﻋﻈﺎﻡ ﻣﻴﺖ ‏)
ﺃﻱ ﺷﻴﺌﺎ ﻣﻨﻬﺎ ﻗﺒﻞ ﺗﻤﺎﻡ ﺍﻟﺤﻔﺮ ‏( ﻭﺟﺐ ﺭﺩ ﺗﺮﺍﺑﻪ ﻋﻠﻴﻪ .
ﻭﺇﻥ ﻭﺟﺪﻫﺎ ﺑﻌﺪ ﺗﻤﺎﻡ ﺍﻟﺤﻔﺮ ﺟﻌﻠﻬﺎ ﻓﻲ ﺟﺎﻧﺐ ‏) ﻣﻦ ﺍﻟﻘﺒﺮ ‏( ﻭﺟﺎﺯ ‏) ﻟﻤﺸﻘﺔ ﺍﺳﺘﺌﻨﺎﻑ ﻗﺒﺮ ‏( ﺩﻓﻨﻪ ‏) ﺃﻱ ﺍﻵﺧﺮ ‏( ﻣﻌﻪ ‏) ﻭﻧﻘﻠﻮﻩ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺺ ﻛﻤﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﺮﻭﺿﺔ ﻭﻏﻴﺮﻫﺎ

– Hasiyah Syarwani ala Tuhfah (3/174) :

‏( ﻗﻮﻟﻪ ﺇﺩﺧﺎﻝ ﻣﻴﺖ ﻋﻠﻰ ﺁﺧﺮ ﺇﻟﺦ ‏)
ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺰﻳﺎﺩﻱ ﻭﻣﺤﻞ ﺗﺤﺮﻳﻤﻪ ﻋﻨﺪ ﻋﺪﻡ ﺍﻟﻀﺮﻭﺭﺓ ﻭﺃﻣﺎ ﻋﻨﺪﻫﺎ ﻓﻴﺠﻮﺯ ﻛﻤﺎ في ﺍﻻﺑﺘﺪﺍﺀ ﺭﻣﻠﻲ ﺍﻧﺘﻬﻰ ﺍ ﻫـ ﻉ ﺵ

Wallahu a’lamu bisshowab..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

#TERKINI

#WARTA

#HUKUM