السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI
BAB TENTANG MANDI DAN JUNUB
HADITS KE 102 :
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا اِغْتَسَلَ مِنْ اَلْجَنَابَةِ يَبْدَأُ فَيَغْسِلُ يَدَيْهِ ثُمَّ يُفْرِغُ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ فَيَغْسِلُ فَرْجَهُ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ ثُمَّ يَأْخُذُ اَلْمَاءَ فَيُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي أُصُولِ اَلشَّعْرِ ثُمَّ حَفَنَ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ حَفَنَاتٍ ثُمَّ أَفَاضَ عَلَى سَائِرِ جَسَدِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَاللَّفْظُ لِمُسْلِم
Dan dari ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anha berkata: Biasanya Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam jika mandi karena jinabat akan mulai dengan membersihkan kedua tangannya kemudian menumpahkan air dari tangan kanan ke tangan kiri lalu mencuci kemaluannya kemudian berwudlu lalu mengambil air kemudian memasukkan jari-jarinya ke pangkal-pangkal rambut lalu menyiram kepalanya tiga genggam air kemudian mengguyur seluruh tubuhnya dan mencuci kedua kakinya. Muttafaq Alaihi dan lafadznya dari Muslim.
HADITS KE : 103 :
وَلَهُمَا فِي حَدِيثِ مَيْمُونَةَ: ( ثُمَّ أَفْرَغَ عَلَى فَرْجِهِ فَغَسَلَهُ بِشِمَالِهِ ثُمَّ ضَرَبَ بِهَا اَلْأَرْضَ ) وَفِي رِوَايَةٍ: ( فَمَسَحَهَا بِالتُّرَابِ )
وَفِي آخِرِهِ: ( ثُمَّ أَتَيْتُهُ بِالْمِنْدِيلِ ) فَرَدَّهُ وَفِيهِ: ( وَجَعَلَ يَنْفُضُ الْمَاءَ بِيَدِهِ
Menurut Riwayat Bukhari-Muslim dari hadits Maimunah: Kemudian beliau menyiram kemaluannya dan membasuhnya dengan tangan kiri lalu menggosok tangannya pada tanah.
Dalam suatu riwayat: Lalu beliau menggosok tangannya dengan debu tanah. Di akhir riwayat itu disebutkan: Kemudian aku memberikannya saputangan namun beliau menolaknya. Dalam hadits itu disebutkan: Beliau mengeringkan air dengan tangannya.
MAKNA HADITS :
Mandi junub ada dua cara; cara yang mencukupi dan cara yang sempurna.
Pertama, cara yang mencukupi adalah dengan meratakan basuhan ke seluruh tubuh tanpa ada satu bagian anggota tubuh pun yang tertinggal, kerana di bawah setiap helai rambut mesti terkena oleh mandi junub itu.
Kedua, cara yang sempurna adalah dengan memui pembersihan kotoran sebelum mensucikan diri dari hadats. Cara ini mendahulukan untuk membasuh anggota-anggota wudhu’ daripada yang lain. Ia hendaklah memulai basuhan anggota tubuh bagian atas sebelum bagian bawah dan mendahulukan sebelah kanan sebelum sebelah kiri. Gambaran inilah yang dirangkum oleh ‘Aisyah (r.a).
FIQH HADITS :
1. Mandi junub dimulai dengan mencuci kedua telapak tangan sebelum
memasukkannya ke dalam bejana.
2. Melakukan istinjak sebelum berwuduk dan beristinjak dilakukan dengan tangan kiri. Hal ini dilakukan dengan betul hingga merasa yakin akan kebersihannya.
3. Disunatkan mendahulukan anggota wuduk untuk menghormatinya dan
sebagai satu ketentuan syariat.
4. Mencelah-celah rambut agar air dapat sampai ke akar-akarnya kerana pada setiap kulit yang ada di bawah rambut mesti terkena mandi junub.
5. Menjelaskan gambaran mandi wajib dari permulaan hingga akhir dan
menjelaskan mengenai bilangan basuhan.
6. Tidak perlu memakai handuk untuk mengeringkan anggota wuduk, sebaliknya disunatkan membiarkannya menurut pendapat Imam al-Syafi’i. Imam Malik, Imam Ahmad dan Imam Abu Hanifah membolehkannya. Mereka mengatakan demikian kerana berlandaskan kepada hadits Salman al-Farisi yang mengatakan:
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم توضأ فقلب جبة صوف كانت عليه فمسح بها وجهه
“Rasulullah (s.a.w) berwuduk, lalu membalikkan baju jubah yang ada padanya, kemudian baju jubah itu baginda gunakan untuk mengusap wajahnya.” (Disebut oleh Ibn Majah)
7. Diperbolehkan mengeringkan air dari seluruh anggota tubuh setelah mandi junub, kemudian diqiyaskan kepadanya masalah wudhu’.
Wallahu a’lam bisshowab..
Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Aamiin..