PERTANYAAN :
Assalamu Alaikum Ustadz..
Saya mendengar dari seseorang bahwa perkawinan lain agama noleh asalkan si mempelai Laki-lakinya beragama islam.
Apakah Hal Itu Dibenarkan Secara Syariat? Mohon Refrenshinya..
JAWABAN :
waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh..
A. NIKAH ANTARA MUSLIM DAN KAFIR MUSYRIK
Allah ta’ala berfirman:
) ولا تنكحوا المشركات حتى يؤمن ولأمة مؤمنة خير من مشركة ولو أعجبتكم ولا تنكحوا المشركين حتى يؤمنوا ولعبد مؤمن خير من مشرك ولو أعجبكم أولئك يدعون إلى النار والله يدعو إلى الجنة والمغفرة بإذنه ويبين ءاياته للناس لعلهم يتذكرون( (سورة البقرة: 221)
Maknanya: “Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran”. (Q.S. al Baqarah:221)
Berdasarkan ayat ini dan dalil-dalil yang lain, para ulama menyepakati (ijma’) keharaman pernikahan antara seorang laki-laki atau perempuan muslim dengan orang-orang kafir musyrik laki-laki maupun perempuan.
B. NIKAH ANTARA LELAKI MUSLIM DENGAN PEREMPUAN AHLI KITAB.
Allah ta’ala berfirman:
) اليوم أحل لكم الطيبات وطعام الذين أوتوا الكتاب حل لكم وطعامكم حل لهم والمحصنات من المؤمنات والمحصنات من الذين أوتوا الكتاب من قبلكم إذا ءاتيتموهن أجورهن محصنين غير مسافحين ولا متخذي أخدان ومن يكفر بالإيمان فقد حبط عمله وهو في الآخرة من الخاسرين( (سورة المائدة: 5)
Maknanya: “Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang ahli kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar maskawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak pula menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi “. (Q.S. al Ma-idah:5).
Berdasarkan ayat ini dan dalil-dalil yang lain, mayoritas para ulama berpendapat bolehnya pernikahan antara seorang laki-laki muslim dengan perempuan Ahli Kitab, yahudi dan nasrani saja. Hanya saja menurut Imam Syafi’i Perempuan Ahli Kitab yang dimaksud (yang boleh dinikahi) adalah mereka yang memang memiliki nenek moyang yahudi sebelum diutusnya Nabi Isa dan yang memiliki nenek moyang nasrani sebelum diutusnya Nabi Muhammad. Sebagian ulama melarang lelaki muslim menikahi perempuan Ahli Kitab karena memang mengharamkannya dan sebagian lagi melarang dalam artian menganjurkan dan menasehatkan (Min Bab an-Nashihah wa at-Taujiih wa al Irsyad) agar tidak melakukan hal itu lebih karena alasan kemaslahatan. Mereka menganggap pernikahan semacam ini sedikit banyak akan membawa bahaya dan yang lebih besar maslahatnya adalah menghindari model pernikahan semacam ini.
Pernikahan dengan perempuan Ahli Kitab ini dilakukan oleh para sahabat Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam, di antaranya: Utsman ibn ‘Affan menikah dengan Ibnatul Farafishah al Kalabiyyah, seorang nasrani kemudian masuk Islam. Thalhah ibn Ubaidillah menikahi perempuan dari Bani Kulayb nasrani atau yahudi. Hudzaifah ibn al Yaman menikahi seorang perempuan yahudi.
ومن دخل في دين اليهود والنصارى بعد التبديل لا يجوز للمسلم أن ينكح حرائرهم ولا أن يطأ إماءهم بملك اليمين لانهم دخلوا في دين باطل فهم كمن ارتد من المسلمين
Pemeluk agama yahudi dan Nasrani setelah terjadinya perubahan, maka lelaki muslim tidak boleh menikahi wanita2 merdeka dan bersetubuh dengan budak2 mereka karena mereka telah masuk dalam agama yamg bathil seperti hukumnya orang muslim yang murtad. [ AlMuhaddzab II/44 ].
Adalah orang-orang ahli kitab yang berperilaku lurus, konsekwen dengan ajarannya yang kemudian beriman dan membenarkan Nabi Muhammad SAW.
{مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَائِمَةٌ يَتْلُونَ آيَاتِ اللَّهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ} من آمن مع النبي صلى الله عليه وسلم. وقال ابن إسحاق عن ابن عباس لما أسلم عبدالله بن سلام ، وثعلبة بن سعية ، وأسيد بن سعيه ، وأسيد بن عبيد ، ومن أسلم من يهود ؛ فآمنوا وصدقوا ورغبوا في الإسلام ورسخوا فيه ، قالت أحبار يهود وأهل الكفر منهم : ما آمن بمحمد ولا تبعه إلا شرارنا ، ولو كانوا من خيارنا ما تركوا دين آبائهم وذهبوا إلى غيره ؛ فأنزل الله عز وجل في ذلك من قولهم : {لَيْسُوا سَوَاءً مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَائِمَةٌ يَتْلُونَ آيَاتِ اللَّهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ} إلى قوله : {وَأُولَئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ} . وقال الأخفش : التقدير من أهل الكتاب ذو أمة ، أي ذو طريقة حسنة.
“Di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang).(QS. 3:113)Ialah orang-orang ahli kitab yang kemudian beriman pada Nabi Muhammad SAW.Ibn Ishaq dari Ibn Abbas berkata “Saat Abdullah Bin Salama’yah, Usaid Bin ‘Ubaid dan orang-orang yahudi yang kemudian beriman, para pendeta yahudi dan ahli Kufur mereka berkata “Tidak beriman dan mengikuti agama Muhammad kecuali orang-orang rendahan dari kami, bila mereka orang-orang pilihan kami niscaya mereka tidak meninggalkan agama moyang-moyang mereka dan berpaling pada agama lainnya, kemudian Allah Azza Wa Jalla menurunkan ayat “Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang).( QS. 3:113) sampai pada ayat “mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.(QS. . 3:114).
Oleh karena itu al-Akhfasy berkata “di antara Ahli Kitab itu ada golongan umat yakni golongan yang memiliki perilaku lurus”. [ Al-Jaami’ Li Ahkaam al-Quraan IV/175 ].
وقال عطاء: “ليسوا سواء من أهل الكتاب أمةٌ قائمة” الآية يريد: أربعين رجلا من أهل نجران من العرب واثنين وثلاثين من الحبشة وثمانية من الروم كانوا على دين عيسى وصدّقوا محمدًا صلى الله عليه وسلم
“Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus”, Yang dikehendaki adalah 40 laki-laki dari Najran, 32 dari Habasyah dan 8 orang dari negeri Rum, adalah mereka berada pada agama nabi Isa As, dan membenarkan keberadaan Muhammad SAW. [ Tafsiir al-Baghaawy II/93 ].
{ من أهل الكتاب أمة قائمة } استئناف لبيان نفي الاستواء والقائمة المستقيمة العادلة من أقمت العود فقام وهم الذين أسلموا منهم
“Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus”. Yang dimaksud adalah orang-orang yang kemudian memeluk agama islam dari kalangan ahli kitab. [ Tafsiir al-Baedhawy I/80 ].
لما ذكر تعالى ما حرمه على عباده المؤمنين من الخبائث، وما أحله لهم من الطيبات
Wallahu a’lamu bisshowab..