PERTANYAAN :
Assalamualaikum ustadz
Apakah mimang disunnahkan Khotib memegang tongkat ketika Khotbah?
JAWABAN :
Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh..
Hukumnya Sunnah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits :
عَنْ شُعَيْبِ بْنِ زُرَيْقٍ الطَائِفِيِّ قَالَ شَهِدْناَ فِيْهَا الجُمْعَةَ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ مُتَوَكِّئًا عَلَى عَصَا أَوْقَوْسٍ
Dari Syu’aib bin Zuraidj at-Tha’ifi ia berkata ”Kami menghadiri shalat jum’at pada suatu tempat bersama Rasulullah SAW. Maka Beliau berdiri berpegangan pada sebuah tongkat atau busur”. (Sunan Abi Dawud hal. 824).
Imam As Shan’ani mengomentari hadits terserbut bahwa hadits itu menjelaskan tentang “sunnahnya khatib memegang pedang atan semacamnya pada waktu menyampaikan khutbahnya”. (Subululus Salam, juz II, hal 59).
Dijelaskan juga dalam Kitab al Hawasyil Madaniyah Juz 2 halaman 44 :
ﻭَﺃﻥْ ﻳَﻌْﺘَﻤِﺪَ ﺍﻟﺨَﻄِﻴْﺐُ ﻋَﻠَﻰ ﻧَﺤْﻮِ ﻋَﺼَﺎ ﺍﻭ ﺳَﻴْﻒٍ ﺍﻭ ﻗَﻮﺱٍ ﺑِﻴَﺴَﺎﺭِﻩِ ﻟِﻺِﺗِّﺒَﺎﻉِ, ﻭَﺣِﻜْﻤَﺘُﻪُ ﺃﻥَّ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦَ, ﺑِﺎﻟﺴِّﻼَﺡِ, ﻭَﺗَﻜُﻮﻥُ ﻳُﻤْﻨَﺎﻩُ ﻣَﺸْﻐُﻮﻟَﺔَ ﺑِﺎﻟﻤِﻨْﺒَﺮِ ﺇﻥْ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻓِﻴْﻪِ ﻧَﺠَﺎﺳَﺔٌ ﻛَﻌَﺎﺝٍ ﺍﻭ ﺫَﺭْﻙِ ﻃَﻴْﺮٍ. ﻓَﺈﻥ ﻟَﻢ ﻳَﺠِﺪْ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻣِﻦْ ﺫَﻟِﻚَ ﺟَﻌَﻞَ ﺍﻟﻴُﻤْﻨَﻰ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻴُﺴْﺮَﻯ ﺗَﺤْﺖَ ﺻَﺪْﺭِﻩِ.
Dan hendaklah (di sunnahkan) khotib memegang pada seumpama tongkat atau pedang atau gendewa dengan tangan kirinya karena mengikuti cara berkhutbah nabi saw, dan hikmahnya adalah sesungguhnya agama ini telah tegak dengan bantuan senjata, dan tangan kanannya hendaknya disibukkan ( ditempatkan berada ) pada sisi mimbar jika pada mimbar tersebut tidak terdapat najis seperti gading atau kotoran burung. Jika khotib tidak mendapatkan: sesuatu” ( persyaratan diatas ) tersebut, maka dia hendaknya menjadikan ( menempatkan posisi ) tangan kanannya diatas tangan kirinya di bawah dadanya.
Jumhur ulama’ mengatakan bahwa sunnah hukumnya bagi khotib untuk memegang tongkat pada saat membaca khutbah. Hal di jelaskan oleh Imam Syafi’i di dalam kitab al-Umm juz I. Hal.272.
قَالَ الشَّافِعِيُّ رَحِمَكُمُ اللهُ وَبَلَغْنَا اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ اِذَا خَطَبَ اِعْتَمَدَ عَلَى عَصًا وَقَدْ قِيْلَ خَطَبَ مُتَعَمِّدًا عَلَى عَنَـزَةٍ وَعَلَى قَوْسٍ وَكُلُّ ذَلِكَ اِعْتِمَادٌ اَخْبَرْنَا الرَّبِيْعُ قَالَ اَخْبَرْنَا الشَّافِعِيُّ قَالَ اَخْبَرْنَا اِبْرَاهِيْمُ عَنْ لَيْثٍ عَنْ عَطَاءٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كِانِ اَذَا خَطَبَ يَعْتَمِدُ عَلَى عَنَـزَتِهِ اِعْتِمَادًا (الأم ج1 ص 272)
(Imam Syafi’i ra berkata) mudah-mudahan Allah Swt. memberikan rahmat kepada beliau, dan telah sampai kepada kami (berita) bahwa ketika Rasulullah Saw. berkhutbah, beliau berpegang pada tongkat. Ada yang mengatakan, beliau berkhutbah dengan memegang tongkat pendek dan anak panah. Semua benda-benda itu dijadikan tempat bertumpu (pegangan). Al-Rabi’ mengabarkan dari imam Syafi’i dari Ibrahim, dari Laits dari ‘Atha’, bahwa Rasulullah Saw. jika berkhutbah beliau memegang tongkat pendeknya untuk dijadikan tumpuan. (Al-Umm, juz I, hal.272)
Wallahu a’lamu bisshowab..