DEWAN PIMPINAN PUSAT
IKATAN ALUMNI BATA-BATA

Peran Pendidikan Pancasila dalam Menangkal Radikalisme

Ikaba.id – Isu tentang radikalisme yang mengusung konsep khilafah sempat mencuat dan mengundang perhatian publik. Sayangnya, gerakan semacam ini cenderung mengabaikan nilai-nilai kewarganegaraan yang seharusnya menjadi fondasi dalam kehidupan berbangsa. Ironisnya, paham ini juga menolak konstitusi dan ideologi negara, yang justru menjadi penopang utama kehidupan bernegara.

Pendidikan menjadi ruang publik yang sangat strategis dalam merawat dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Melalui pendidikan yang tepat, generasi penerus bangsa dapat diperkuat baik secara kognitif maupun dalam praktik nyata sebagai warga negara yang baik—sesuai dengan konstitusi dan ideologi negara. Dari sinilah kebenaran bisa dikenali, dirangkum, dan diterapkan dalam etika kehidupan sehari-hari.

Pancasila sebagai dasar negara dirancang dengan tujuan menciptakan kemakmuran dan stabilitas nasional. Sila pertama menekankan pentingnya keberadaan Tuhan dalam kehidupan setiap warga negara, tanpa membedakan agama. Kesadaran akan keberadaan Tuhan membawa hikmah dan kedalaman moral dalam diri seseorang.

Sila kedua menekankan keadilan dan nilai-nilai kemanusiaan. Makna dari sila ini adalah kemampuan untuk bersikap adil dan mencintai sesama tanpa memandang perbedaan. Dalam praktiknya, sikap ini bisa terlihat dalam hubungan antara orang tua dan anak yang didasari cinta kasih tanpa syarat.

Sila ketiga merujuk pada semangat persatuan, sebagaimana tercermin dalam Sumpah Pemuda. Walaupun berbeda suku, ras, atau agama, semua tetap satu dalam bingkai bangsa Indonesia. Hal ini diwujudkan melalui interaksi sosial yang saling menghargai dan menciptakan harmoni.

Menghormati sesama adalah bentuk etika yang wajib dijunjung tinggi, karena merupakan bagian dari toleransi. Setiap individu membutuhkan penghargaan, baik dari yang muda ke yang tua maupun sebaliknya. Nilai ini juga sangat penting dalam keluarga dan dalam hubungan antara rakyat dan pemimpinnya.

Sila keempat menekankan pentingnya musyawarah dan diskusi dalam setiap proses pengambilan keputusan. Melalui prinsip ini, terbentuklah kepemimpinan yang demokratis, nyaman, dan sesuai dengan harapan rakyat. Dalam setiap struktur pemerintahan, nilai musyawarah harus diutamakan.

Apabila keempat sila tersebut diterapkan dengan baik, maka kesenjangan sosial dan ekonomi dapat dikurangi. Lima sila Pancasila sebenarnya sangat cukup untuk dijadikan pedoman hidup sehari-hari. Bila dipahami dan diterapkan dengan sungguh-sungguh, maka akan terbentuk etika warga negara yang kuat dan tidak menyimpang dari konstitusi dan ideologi negara.

Sangat disayangkan bila ideologi negara seperti Pancasila sampai tergantikan. Tanpa nilai-nilai ini, etika akan luntur dan negara akan kehilangan arah. Pada dasarnya, etika yang terkandung dalam Pancasila adalah kunci menuju kemakmuran dan kedamaian Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *