Hukum Menulis Asma Allah atau Doa di Kafan Mayit
Assalamualaikum
Deskripsi Masalah
Dahulu, para sesepuh sering menuliskan asma Allah dan doa-doa seperti doa Uqasyah pada kain kafan. Hal ini dilakukan dengan harapan agar jenazah selamat dari siksa kubur atau setidaknya mendapatkan keringanan.
Pertanyaan
Bagaimana hukum menulisi kain kafan dengan asma Allah atau doa-doa lainnya?
Jawaban
Hukum menulisi kain kafan dengan asma Allah atau ayat Al-Qur’an adalah haram, karena tulisan tersebut akan bercampur dengan darah dan nanah jenazah. Namun, ada pendapat yang membolehkan, seperti yang dikemukakan oleh Ibnu ‘Ujail.
Referensi :
إعانة الطالبين,١١٥/٣), )حاشية الباجوري, ١٤٨/١)
وَيَحْرُمُ كِتَابَةُ شَيْءٍ مِنَ الْقُرْآنِ وَأَسْمَاءِ اللهِ تَعَالىَ عَلىَ الْكَفْنِ اهـ
(I‘ānatu al-Ṭālibīn, 3/115) & (Ḥāsyiyah al-Bājūrī, 1/148)
“Haram hukumnya menulis sesuatu dari Al-Qur’an dan nama-nama Allah Ta’ala pada kain kafan.”
(إعانة الطالبين, ١١٥/٣)
وَإِنَّ الْفَقِيْهَ ابْنَ عُجَيْلٍ كَانَ يَأْمُرُ بِهِ ثُمَّ أَفْتَى بِجَوازِ كِتَابَتِهِ قِيَاسًا عَلىَ كِتَابَةِ اللهِ فِيْ نَعَمِ الزَّكَاةِ اهـ
(I‘ānatu al-Ṭālibīn, 3/115)
“Sesungguhnya al-Faqih Ibnu ‘Ujail dahulu memerintahkan untuk menuliskannya, kemudian ia berfatwa akan kebolehannya dengan mengqiyaskan kepada penulisan nama Allah pada hewan zakat.”
(بجيرمي على الخطيب, ٢٣٦/٢)
وَيُكرَهُ الْكِتَابَةُ عَلَيْهِ أَىْ عَلَى الْقَبْرِ وَلَوْ لِقُرْآنٍ بِخِلَافِ كِتَابَةِ الْقُرْآنِ إِلَى الْكَفَنِ فَحَرَامٌ لِأَنَّهُ يَعْرِضُهُ لِلصَّدِيْدِ إهـ
(Bujairimi ‘ala al-Khaṭīb, 2/236)
“Dimakruhkan menulis sesuatu di atas kuburan, meskipun berupa ayat Al-Qur’an. Berbeda halnya dengan penulisan ayat Al-Qur’an pada kain kafan, maka hukumnya haram karena hal itu dapat membuatnya terkena cairan busuk (dari jenazah).”
فتاوى إبن صالح ج١ص٢٦٢
١٠٧ – مَسْأَلَة فِي الْكَفَن هَل يجوز أَن يكْتب عَلَيْهِ سور من الْقُرْآن يس والكهف وَأي سُورَة أَرَادَ أَو لَا يحل هَذَا خوفًا من صديد الْمَيِّت وسيلان مَا فِيهِ على الْآيَات وَأَسْمَاء الله تَعَالَى الْمُبَارَكَة المحترمة الشَّرِيفَة وَهل يجوز أَن يَصْحَبهُ فِي الْقَبْر شَيْء من الثِّيَاب المخيطة
أجَاب رَضِي الله عَنهُ لَا يجوز ذَلِك وَأما المخيطة فَيجوز أَن يُكفن فِي قَمِيص وَالله أعلم
Artinya;
Persoalan tentang kain kafan; apakah boleh menulis kain kafan dengan surah dari Alqyran misalnya; surah Yasin, al-Kahfi, dan Ar-Ro’du, atau surah dari Al-Qur’an yang lain yang ia inginkan. Atau tidak diperbolehkan karena takut nanah dari si mayit dan itu akan mengalir atau berbaur dengan ayat Al-Qur’an dan asmaul husna yang mulia. Dan apakah mayit itu boleh dikuburkan dengan menggunakan kemeja (baju yang dijahit) pada saat dikubur?
Ibn Shalah menjawab; tidak boleh menulis ayat Al-Qur’an di kain kafan. Ada pun pakaian yang dijahit, maka boleh menggunakannya di dalam kubur.
Ada juga ulama lain yang mengatakan haram menulis ayat Al-Qura’an pada kain kafan. Pendapat itu difatwakan oleh Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi, dalam kitab Nihayatus Zain Irsyadul al Mubtadiin, halaman 152.
Imam Nawawi Al Jawi mengatakan:
تحرم كتابة شيئ من القرآن على الكفن صيانة عن صديد الموتى
Artinya:
Haram hukumnya menulis sesuatu dari ayat Al-Qur’an pada kain kafan sebagai pemeliharaan bagi Al-Qur’an dari kotoran (nanah) dari si mayit .
Dalam Kitab al Mausu’ah al-Fiqhiyah al Kuwaitiah, pun menjelaskan tentang haramnya menulis kain kafan dengan ayat Al-Qur’an. Buku ensiklopi Fiqih terbitan Kementrian Wakaf dan Urusan Agama, negara Kuwait ini menerangkan keharaman menulis ayat Al-Qur,an atau asmaul husna di kain kafan, dengan mengutip kitab Hasiyatul Jamal A’la Syarh al Minhaj.
Lihat keterangan al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al Kuwaitiah berikut;
جاء في الجمل على شرح المنهج، لا يجوز له أن يكتب عليها شيئا من القرآن أو الأسماء المعظّمة صيانة لها من الصّديد-
artinya; Tidak boleh hukumnya bahwa menulis sesuatu dari ayat-ayat Al-Qur’an atau asmaul khusna di kain kafan, itu sebagai pemeliharaan Al-Qur’an dari kotoran (nanah) yang bersal dari si mayit.