DEWAN PIMPINAN PUSAT
IKATAN ALUMNI BATA-BATA

MASA IDDAHNYA PEREMPUAN YANG MENGALAMI KETENGGANGAN HAID

IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG MENGALAMI KETENGGANGAN HAID

Assalamualaikum warahmatullahi wa barakaatuh..

Wanita yang sudah pernah bersuami dan juga pernah mengalami haid dan jima’ lalu terjadi ketenggangan dalam masalah haid yaitu berkisar 1 th tidak haid lalu terjadi haid maka dalam kondisi ketenggan seperti ini kemudian terjadi talak sedangkan umurnya berkisar 35-40 tahun, maka yang bisa haid biasanya ketika terjadi talak ada iddah nya yaitu 3x sucian.

Pertanyaannya

  1. Bagaimana seorang perempuan yg pernah haid lalau ada ketenggangan haidnya itu sampai 1 tahun sekali,apakah ia akan harus menunggu 3 tahun (3 kali suci).Untuk bisa menikah ?
  2. Apakah ada pendapat dari kalangan Syafi’iyah atau Mazhab lain yg memandang kebanyakan perempuan biasa saja, anggaplah cuma 3 bulan saja bisa nikahi orang lain tanpa harus menunggu 3 tahun.?.

Waalaikum salam.

Jawaban No.1

Jika seorang perempuan pernah haid lalu ada ketenggangan masa haidnya baik ada ellat penyakit ataupun ketenggangannya bukan karena sakit baik ketenggangannya 3 bulan atau 1 tahun atau lebih dari satu tahun maka ketika terjadi talak tetap ada iddahnya yaitu 3 Quru’ ( 3× sucian) tidak boleh memakai iddah bulan karena iddah bulan hanya dianjurkan dipakai bagi perempuan yang tidak pernah mengalami haid atau mengalami sinnul Ya’si ( masa menopause), bukan harus menunggu tiga tahun untuk menikah, atau menunggu sampai si sinnul ya’si ( masa menopause) yaitu umur 62 tahun dan ditambah 3 =62 Tahun 3 bulan untuk menikah.

Jawaban No.2

Menurut Madzhab Syafi’i dalam qaul jadidnya berpendapat tetap beriddah 3x sucian atau menunggu sampai menopause yaitu umur 62 tahun lalu ditambah 3 bulan= 62 tahun 3 bulan.
Menurut Qoul qodim Imam Syafi’i juga madzhab Maliki dan Imam Ahmad setelah ditalak maka harus menunggu 9 bulan setelah 9 sebulan lalu memakai iddah bulan yaitu 3 bulan. ( 12 bulan).
Sedangkan menurut Qoul qadim Imam Syafi’i harus menunggu 4 tahun, dan jika setelah 4 tahun haid maka masa iddah memakai iddah bulan ( menambah 3 bulan).
Namun qoul ini sudah tidak berlaku lagi kecuali ada beberapa hal saja yang bisa digunakan.

Kesimpulan.
Iddah bagi perempuan yang pernah haid kemudian ada ketenggangan waktu untuk haid baik ketenggan itu 4 bulan atau 1 th atau 2 tahun ataupun lebih maka iddahnya tetap tiga kali sucian atau menunggu sampai sinnul ya’si ( masa menopause umur 62 tahun). Artinya bisa memilih antara 3x sucian ( Quru’ ) atau menunggu sampai masa menopause ( umur 62 tahun ) dalam arti menambah dari 62 + menjadi iddah bulan / 3 bulan = 62 tahun 3 bulan

Referensi


أسنى المطالب في شرح روض الطالب الجزء السابع صـ : ٣٧٠ “دار الكتب العلمية” .
فصل ومن انقطع دمها لعارض كرضاع ونفاس ومرض وكذا لغير عارض لا تعتد قبل اليأس إلا بالأقراء لأن الأشهر إنما شرعت للتي لم تحض والآيسة وهذه غيرهما فتصبر إلى سن اليأس أي يأس كل النساء لا يأس عشيرتها فقط وهو اثنان وستون سنة ثم تعتد بالأشهر ولا يبالي بطول مدة الانتظار احتياطا وطلبا لليقين


Referensi:

نهاية المحتاج مع حاشية علي الشبراملسي الجزء السابع صـ : ١٣٢ ” دار الكتب العلمية”
( ومن ) ( انقطع دمها ) ( لعلة ) تعرف ( كرضاع ومرض ) وإن لم يرج برؤه كما شمله إطلاقهم خلافا لما اعتمده الزركشي ( تصبر حتى تحيض ) فتعتد بالأقراء ( أو ) حتى ( تيأس ف ) تعتد ( بالأشهر ) وإن طالت المدة وطال ضررها بالانتظار لأن عثمان رضي الله عنه حكم بذلك في المرضع ، رواه البيهقي ، بل قال الجويني : هو كالإجماع من الصحابة رضي الله عنهم ( أو ) انقطع ( لا لعلة ) تعرف ( فكذا ) تصبر لسن اليأس إن لم تحض ( في الجديد ) لأنها لرجائها العود كالأولى ولهذه ولمن لم تحض أصلا وإن لم تبلغ خمس عشرة سنة باستعجال الحيض بدواء ومن زعم أن ذلك استعجال للتكليف وهو ممنوع ليس في محله كما لا يخفى ( وفي القديم ) وهو مذهب مالك وأحمد ( تتربص تسعة أشهر ) ثم تعتد بثلاثة أشهر لتعرف براءة الرحم إذ هي غالب مدة الحمل ( وفي قول ) قديم أيضا تتربص ( أربع سنين ) لأنها أكثر مدة الحمل فتتيقن براءة الرحم ، ثم إن لم يظهر حمل ( تعتد بالأشهر ) كما تعتد بالأقراء المعلق طلاقها بالولادة مع تيقن براءة رحمها
( قوله : خلافا لما اعتمده الزركشي ) لعله يقول إن عدتها ثلاثة أشهر إلحاقا لها بالآيسة .والله أعلم بالصواب

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

#TERKINI

#WARTA

#HUKUM