DEWAN PIMPINAN PUSAT
IKATAN ALUMNI BATA-BATA

DPP IKABA

DEWAN PIMPINAN PUSAT IKATAN ALUMNI BATA-BATA

Kategori
Bahtsul Masail Muamalat Uncategorized

HUKUMNYA TANAH WAKAF MASJID DIJADIKAN JALAN

*Hukumnya Tanah Wakaf Masjid Digunakan Untuk Jalan*

Seiring dengan perkembangan zaman dan bertambahnya penduduk dinegara Indonesia terkadang  kita menjumpai di sebagian dairah pelosok desa bahkan dikota tanah wakaf masjid digunakan  untuk pelebaran jalan, Ini dilakukan untuk memudahkan kaum muslimin menuju masjid, bahkan juga terkadang  digunakan untuk pelebaran jalan umum.

Pertanyaannya

Bagaimana hukumnya tanah wakaf masjid digunakan untuk pelebaran jalan, sebagaimana kasus tersebut?

Waalaikum salam.
Jawaban.

Menggunakan sebagian tanah wakaf masjid untuk membuat jalan, atau untuk pelebaran jalan umum, hukumnya ulama’ berbeda pandang sebagaimana uraian berikut:

Menurut ulama Hanafiyah,hukumnya boleh   selama hal itu untuk kepentingan umum dan tidak ada tanah lain kecuali tanah wakaf masjid tersebut  bahkan bukan hanya tanah wakaf masjid yang boleh digunakan untuk jalan, namun juga boleh menggunakan sebagian  masjid ( tanah halaman masjid ) untuk jalan atau pelebaran jalan jika jalan yang betul- betul  sempit, sementara sebagian masjid tersebut tidak digunakan. Hal ini karena masjid dan jalan umum sama-sama untuk kepentingan umum, sehingga jika tanah wakaf masjid digunakan untuk jalan atau pelebaran jalan hukumnya dibolehkan.

Ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Ad-Durr al-Mukhtar berikut;

اذا كان الطريق ضيقا والمسجد واسعا لا يحتاج الى بعضه جازت الزيادة فى الطريق من المسجد لان كل منها للمصلحة العامة

Jika jalan sempit dan masjid luas dan sebagiannya tidak diperlukan, maka boleh menambah jalan dari masjid tersebut karena semuanya untuk kemaslahatan umum.

Begitu juga menurut ulama Malikiyah. Boleh menggunakan tanah wakaf masjid untuk jalan atau pelebaran jalan umum, atau sebaliknya, yaitu menggunakan tanah wakaf jalan untuk masjid. Menurut mereka, tanah yang sudah diwakafkan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan kemaslahatan umum, maka boleh digunakan untuk membantu kepentingan umum yang lain.

Misalnya, tanah wakaf kuburan umum boleh digunakan sebagiannya untuk masjid jika masjid membutuhkan, boleh juga digunakan untuk jalan atau pelebaran jalan jika hal itu dibutuhkan. Begitu sebaliknya, boleh tanah wakaf masjid digunakan untuk jalan atau kuburan jika hal itu dibutuhkan.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Ad-Durrul Mukhtar berikut;

وجاء فى كتب المالكية ان ما كان الله فلاباءس فيه ان يستعان ببعضه فى بعض ومعنى هذا انه يجوزتوسيع الطريق من المسجد والقبرة كما يجوز توسبع المسجد من الطريق والمقبرة وتوسيع المفبرة من الطريق والمسجد

Dalam kitab-kitab ulama Malikiyah disebutkan bahwa sesuatu yang sudah diwakafkan untuk Allah, maka boleh saling membantu satu sama lain. Artinya, boleh melebarkan jalan dari masjid dan kuburan, sebagaimana boleh melebarkan masjid dari jalan dan kuburan dan melebarkan kuburan dari jalan dan masjid.

Sedangkan Menurut mayoritas Madzhab Syafi’i tidak boleh Hukum tanah yang semula berfungsi sebagai masjid, kemudian berubah keadaannya menjadi  jalan tidak diperbolehkan

[وهبة الزحيلي، الفقه الإسلامي وأدلته للزحيلي، ٧٦٧٥/١٠]

ويجوز للإمام جعل الطريق مسجداً، لا عكسه، لجواز الصلاة في الطريق، ولا يجوز أن يتخذ المسجد طريقاً.

(إعانة الطالبين، ج ٣، ص ١٧٩)

(قَوْلُهُ وَلَا يُبَاعُ مَوْقُوْفٌ) أَيْ وَلَا يُوْهَبُ لِلْخَبَرِ الْمَارِ أَوَّلُ الْبَابِ وَكَمَا يُمْتَنَعُ بَيْعُهُ وَهَبْتُهُ يُمْتَنَعُ تَغْيِيْرُ هَيْئَتِهِ كجَعْلِ الْبُسْتَانِ دَارًا

Namun Menurut Imam Subki boleh, dengan Syarat :
(1) Yang dialih fungsikan hanya sedikit dan tidak merubah status
(2) Tidak menghilangkan wujud tempat atau harus ditukar dengan tempat yang lain
(3) Proses alih fungsinya harus ada unsur maslahah (kemanfaatan).

(نهاية الزين، ص ٢٧٣)

قَالَ اَلسُّبْكِي يَجُوْزُ تَغْيِيْرُهُ بِثَلَاثَةِ شُرُوْطٍ أَنْ يَكُوْنَ يَسِيْرًا لَا يُغَيِّرُ مُسَمَّاهُ وَأَنْ لَا يَزِيْلَ شَيْئًا مِنْ عَيْنِهِ بَلْ يَنْقُلُهُ مِنْ جَانِبٍ إِلَى آخَرٍ وَأَنْ يَكُوْنَ فِيْهِ مَصْلَحَةٌ لِلْوَقْفِ

Kesimpulan dari keterangan diatas bahwa tanah Wakaf masjid ( halaman masjid )  yang dijadikan pelebaran jalan ulama’ berbeda pendapat:

~ Menurut syafi’iyyah TIDAK BOLEH
~ Menurut madzhab lainnya BOLEH

Wallahu a’lamu bisshowab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *