
WUKUF DILUAR BATAS ARAFAH
Asslamualaikum
Deskripsi masalah
Padang arafah merupakan satu-satunya tempat sebagai fasilitas yang digunakan untuk melakukan salah satu rukun ibadah haji yaitu wukuf namun demikian misalkan dipadang arafah ada juga pepohonan atau bebatuan, jika misalkan terjadi orang berangkat haji dengan menggunakan visa ziarah atau visa Ummal atau visa lainnya selain yang rismi ( visa haji dan mujamalah ) lalu mereka melakukan wukuf diatas pohon rantingnya yang berada diarafah sedangkan asal pohonnya berada diluar batas arofah atau sebaliknya pohonnya tumbuh didalam batas arafah sedang orang berwuf diatas ranting luar arafah .
Studi kasus yang hampir serupa
Misalkan seseorang melakukan wukuf dimobil atau Bus yang panjang atau didalam kereta yang separuhnya masuk dalam kawasan arafah sedang separuhnya berada diluar arafah .
Pertanyaannya
Bagaimana hukum wukuf yang sah dan tidak sah sebagaimana kasus diatas ?
Waalaikum salam
Jawaban.
Tidak mencukipi orang yang melaksanakan wukuf diatas rantingnya pohon yang berada diarafah sedangkan asal dari pohon tersebut tumbuh diluar batas arafah, begitu juga tidak cukup (tidak sah) orang yang melakukan wukuf diatas rangtingnya pohon yang berada diluar arafah yang asalnya pohon itu berada didalam batas arafah. Tapi jika pohon yang asalnya tumbuh dikawasan tanah arafah sementara orang melakukan wukuf dirantingnya sementara rantingnya masih masuk dalam kawasan batas arafah maka sah. Alasannya karena yang dianggap sah melakukan wukuf adalah dibumi ( arafah) Yakni bukan diawang-awang yang berada diluar batas arafah.
Sedangkan orang yang berwukuf diatas kendaraan atau Bus atau kereta yang sebagiannya masuk pada batas arafah diperinci
- Sah orang yang wukuf dimobil Bus atau kereta yang separuhnya masuk pada batas dalam bumi arafah
- Tidak sah wukuf diamobil/Bus atau kereta api yang separuhnya Mobil /kereta itu ujungnya berada diluar batas arafah( orang yang berwukuf berada diposisi ujung dari separuh mobil/Bus atau kereta yang berada diluar batas tanah arafah). Alasannya karena yang dihitung atau yang dianggap adalah buminya.
Sebagaimana keterangan berikut:
حاشية قليوبى وعميرة.ج٢ص ١١٤
قَوْلُهُ: (مِنْ أَرْضِ عَرَفَاتٍ) قَالَ شَيْخُنَا: وَلَوْ عَلَى قِطْعَةٍ نُقِلَتْ مِنْهَا إلَى غَيْرِهَا فَرَاجِعْهُ. وَخَرَجَ بِأَرْضِهَا هَوَاؤُهَا كَنَحْوِ سَحَابٍ أَوْ غُصْنِ شَجَرَةٍ أَصْلُهَا خَارِجٌ عَنْهَا أَوْ عَكْسُهُ فَلَا يَكْفِي، فَلَوْ وَقَفَ عَلَى غُصْنٍ فِي هَوَائِهَا وَأَصْلُهُ فِي أَرْضِهَا كَفَى لِأَنَّ الِاعْتِبَارَ هُنَا بِالْأَرْضِ، وَبِذَلِكَ فَارَقَ مَا فِي الِاعْتِكَافِ مِنْ الِاكْتِفَاءِ فِيهِ بِذَلِكَ كُلِّهِ، وَتَقَدَّمَ الِاكْتِفَاءُ هُنَا بِالرُّكُوبِ عَلَى دَابَّةٍ. قَوْلُهُ: (مَارًّا) أَيْ لَا طَائِرًا كَمَا مَرَّ.
وَعُلِمَ مِمَّا ذَكَرَهُ أَنَّ الْوُقُوفَ لَا يَنْصَرِفُ لِغَيْرِهِ وَلَوْ نَفَاهُ كَمَا مَرَّ. قَوْلُهُ: (أَهْلًا لِلْعِبَادَةِ) وَتَقَدَّمَ مَا يُعْلَمُ مِنْهُ اشْتِرَاطُ ذَلِكَ لِلْمُبَاشَرَةِ فِي الطَّوَافِ وَالسَّعْيِ وَالْحَلْقِ. قَوْلُهُ: (فَلَا يُجْزِئُهُ) أَيْ حَيْثُ لَمْ يُفِقْ مِنْ إغْمَائِهِ لَحْظَةً. وَلَا يَبْنِي الْوَلِيُّ عَلَى فِعْلِهِ فَلَا يَقَعُ حَجُّهُ فَرْضًا وَلَا نَفْلًا عَلَى الْمُعْتَمَدِ. وَمَا فِي الْمَنْهَجِ وَغَيْرِهِ مَرْجُوحٌ. قَوْلُهُ: (وَلَا السَّكْرَانَ) أَيْ الَّذِي لَمْ يَزُلْ عَقْلُهُ، وَلَيْسَ لَهُ نَوْعُ تَمْيِيزٍ فَهُوَ كَالْمُغْمَى عَلَيْهِ فِيمَا ذُكِرَ فَإِنْ كَانَ لَهُ نَوْعُ تَمْيِيزٍ فَحَجُّهُ صَحِيحٌ أَوْ زَالَ عَقْلُهُ فَكَالْمَجْنُونِ، وَحُكْمُهُ أَنْ يَبْنِيَ الْوَلِيُّ عَلَى فِعْلِهِ لِأَنَّ لَهُ الْإِحْرَامُ عَنْهُ ابْتِدَاءً كَمَا مَرَّ. وَيَقَعُ حَجُّهُ نَفْلًا. وَكَذَا السَّكْرَانُ إنْ زَالَ عَقْلُهُ وَأَنَّ الْمُغْمَى عَلَيْهِ لَا يَصِحُّ وُقُوفُهُ وَلَا يَقَعُ حَجُّهُ فَرْضًا وَلَا نَفْلًا إنْ لَمْ يُفِقْ لَحْظَةً. وَكَذَا السَّكْرَانُ إنْ لَمْ يَزُلْ عَقْلُهُ. قَوْلُهُ: (مِنْ الزَّوَالِ) وَجَوَّزَهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ قَبْلَهُ. قَوْلُهُ: (وَلَيْلَةُ جَمْعٍ إلَخْ) رُدَّ بِهِ عَلَى مَنْ قَالَ لَيْلَةُ جَمْعٍ لَيْلَةُ التَّاسِعِ، فَهُوَ مُسْتَثْنًى مِنْ كَوْنِ اللَّيْلِ سَابِقَ النَّهَارِ. قَوْلُهُ: (خُرُوجًا إلَخْ) وَهُوَ الْإِمَامُ مَالِكٌ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ -،