
HUKUM PEREMPUAN MINUM OBAT PENUNDA HAID GUNA UNTUK MENYEMPURNAKAN PELAKSANAAN IBADAH PUASA DAN HAJI
Perkembangan dunia medis bukanlah rahasia lagi. Yang mana dahulu dianggap mustahil, maka di era sekarang dengan perkembangan ilmu dan teknologi bisa terealisasi, yang diantaranya adalah keajaiban dunia medis berupa penemuaan obat penunda dan pengatur haid.
Studi Kasus Maimunah sudah terbiasa setiap bulannya datang haid ketika memasuki bulan Ramadhan bahkan dipertengahan bulan puasa ramadhan dia minum obat penunda haid dengan tujuan agar dia bisa melakukan dan menyempunakan ibadah puasa secara penuh satu bulan . Begitu juga halnya dengan Fatimah dia Ingin melakukan Ibada haji dan Umroh namun ketika akan berangkat dia minum obat penunda haid padahal seharusnya waktu itu sudah biasa haid atau sudah terbiasa setiap bulannya datang haid.
Pertanyaannya
Bolehkah wanita minum obat penunda haid dengan tujuan untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah puasa dan haji ?
Waalaikum salam.
Jawaban
Boleh bagi wanita yang biasa haid mengkonsumsi Obat penunda haid dengan tujuan untuk bisa mengatur siklus datang haid , sebagai solusi untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah puasa satu bulan penuh dan juga untuk kesempurnaan pelaksanaan ibadah haji, dengan catatan obat yang diminum tidak membahayakan terhadap dirinya, dan sepantasnya ia meminta saran dokter. Selanjutnya puasanya tetap dikatakan sah dan diterima oleh Allah SWT.
Sebagaimana Fatwa al-Qimath dan Syaikh Yusuf al-Qardhawi berikut:
Referensi:
غاية تلخيص المراد .ص.٢٤٧
وفى فتوى القماط حاصله جواز استعمال الدواء لمنع الحيض.
Dan kesimpulan dalam fatwa al-Qimath adalah boleh menggunakan obat-obatan untuk mencegah haid.
Dr. Yusuf al-Qardhawi dalam kitabnya Fatawa Mua’shirah Juz 1 halaman 129 mengatakan perempuan yang mengkonsumsi obat penunda haid dengan tujuan agar puasanya sempurna dibulan Ramadhan diperbolehkan.
Selanjutnya Yusuf Qardhawi berkata: “Pada dasarnya, saya pribadi tetap mengutamakan sesuatu berjalan sesuai dengan kodrat dan fitrahnya. Begitu juga dengan haid atau datang bulan, yang seharusnya tetap didasarkan pada sebuah kebiasaan yang sudah menjadi kodrat dan fitrah kaum perempuan yang dititipkan oleh Allah SWT. Mulai masa baligh hingga masa monopusnya ( masa tidak haid karena umur antara 45-50 ) Akan tetapi, seiring dengan perkembangan, diproduksilah sebuah pil atau obat yang mana ketika dikonsumsi dapat menunda dan mengatur siklus haid bagi perempuan serta juga dapat menunda kehamilan. Maka menurut saya, perempuan yang mengkonsumsi obat ini dengan tujuan agar puasanya sempurna dibulan Ramadhan diperbolehkan dengan catatan obat yang dikonsumsi tidak membahayakan menurut saran dokter. Selanjutnya hukum puasanya tetap dikatakan sah dan diterima oleh Allah SWT.”Insyaa Allah.
Penjelasan Dr. Yusuf al-Qardhawi di atas mengindikasikan kebolehan meminum pil penunda haid, tetapi dengan catatan tidak membahayakan tubuh yang meminumnya.
فتاوى معاصرة للشيخ يوسف القرضاوى.ج١ ص ١٢٩
س: نحن نعلم أن صيام رمضان خير وبركة في جميع أيامه، ولا نحب أن نحرم من بعض هذه الأيام صومًا ولا صلاة، فهل يجوز لنااستعمال حبوب منع الحيض مع العلم بأن البعض قد جربه ولم يضر ؟ نسوة مسلمات.
ج: أجمع المسلمون على أن المسلمة التي تأتيها العادة الشهرية في رمضان المبارك لا صيام عليها، أي لا صيام عليها في الشهر وإنما يجب عليها القضاء، وذلك تخفيف من الله ورحمة بالمرأة الحائض حيث يكون جسمها متعبًا وأعصابها متوترة، فأوجب عليها الإفطار إيجابًا وليس إباحة .. فإذا صامت لا يقبل منها الصيام ولا يجزئها، لابد أن تقضي أيامًا بدل هذه الأيام، وهكذا كان يفعل النساء المسلمات منذ عهد أمهات المؤمنين والصحابيات رضي الله عنهن ومن تبعهن بإحسان – ولا حرج إذن على المرأة المسلمة إذا وافتها هذه العادة الشهريةأن تفطر في رمضان، وأن تقضي بعد ذلك كما جاء عن عائشة: كنا نؤمر بقضاء الصوم، ولا نؤمر بقضاء الصلاة. (رواه البخاري)
وأنا أفضل شخصيًا أن تسير الأمور على الطبيعة وعلى الفطرة . فما دام هذا الحيض أمرًا طبيعيًا فطريًا فليبق كما هو على الطبيعة التي جعلها الله عز وجل، ولـكن إذا كان هناك نوع من الحبوب والأدوية ٺتعاطاها بعض النساء، لتأجيل الحيض كما هو
معروف من حبوب منع الحمل، وأرادت بعض النساء أن يتناولن هذه الحبوب لتأخير العادة عن موعدها حتى لا تفطر بعض أيام رمضان، فهذا لا بأس به بشرط أن ٺتأكد من عدم إضراره بها . وذلك باستشارة أهل الذكر، أهل الخـبرة . باستشارة طبيب حتى لا ٺتضرر من تناول هذه الحبوب . فإذا تأكد لها ذلك وتناولت هذه الحبوب وتأخرت العادة صامت، فإن صيامها مقبول إن شاء الله . والله أعلم بالصواب