
SHALAT FARDHU BERMAKMUM KEPADA ORANG YANG MELAKUKAN SHALAT SUNNAH
Assalamualaikum
Deskripsi masalah
Sebagaimana yang kita maklumi dalam masyarakat secara wakiiyah bahwa ketika shalat tarawih ataupun lainnya terkadang ada jamaah yang terlambat melakukan sholat isya’ secara berjamaah dengan imam, itu di karenakan banyaknya faktor kesibukan atau lambatnya perjalanan menuju masjid atau mushollah sehingga imam sudah selesai melakukan sholat berjamaah dan memulainya sholat sunnah ba’dal isya’ atau sholat tarawih , maka dalam kondisi yang sedemikian orang yang terlambat sholat isya’ secara berjamaah akhirnya bermakmun kepada imam yang sedang sholat sunnah.
Pertanyaan
Apakah sah shalat berjamaah( shalat fardu bermakmum kepada orang yang sedang shalat sunnah ) ?
๐๐๐
Jawaban
Waโalaikum salam wr.wb.
Menurut Mazhab Syafiiyah boleh shalat fardhu dengan bermakmum kepada orang yang shalat sunnah begitu juga halnya orang yang melakukan shalat fardhu lainnya seperti shalat dhuhur bemakmum kepada orang yang sholat fardu ashar .Namun demikian ada beberapa hal yang penting diperhatikan dalam shalat berjamaah agar dapat keutamaan yaitu
Pertama: Memantapkan diri bahwa shalat yang sedemikian adalah sah.
[ุงูููููุจูุ ุญุงุดูุชุง ููููุจู ูุนู ูุฑุฉุ ูขูจูฃ/ูก]
ููุชูุตูุญูู ููุฏูููุฉู ุงููู
ูุคูุฏููู ุจูุงููููุงุถูู ููุงููู
ูููุชูุฑูุถู ุจูุงููู
ูุชููููููููุ ููููู ุงูุธููููุฑู ุจูุงููุนูุตูุฑู ููุจูุงููุนููููุณู) ุฃููู ุงููููุงุถูู ุจูุงููู
ูุคูุฏููู ููุงููู
ูุชูููููููู ุจูุงููู
ูููุชูุฑูุถู ููููู ุงููุนูุตูุฑู ุจูุงูุธููููุฑูุ ููููุง ููุถูุฑูู ุงุฎูุชูููุงูู ูููููุฉู ุงููุฅูู
ูุงู
ู ููุงููู
ูุฃูู
ููู
ู (ููููุฐูุง ุงูุธููููุฑู ุจูุงูุตููุจูุญู ููุงููู
ูุบูุฑูุจู ูููููู) ุฃููู ุงููู
ูููุชูุฏูู ููู ุฐููููู. (ููุงููู
ูุณูุจูููู) ููุชูู
ูู ุตูููุงุชููู ุจูุนูุฏู ุณูููุงู
ู ุฅู
ูุงู
ููู.
(ููููุง ุชูุถูุฑูู ู
ูุชูุงุจูุนูุฉู ุงููุฅูู
ูุงู
ู ููู ุงูููููููุชู) ููู ุงูุตููุจูุญู. (ููุงููุฌููููุณู ุงููุฃูุฎููุฑู ููู ุงููู
ูุบูุฑูุจู ูููููู ููุฑูุงูููู ุฅุฐูุง ุงุดูุชูุบููู ุจูููู
ูุง) ุจูุงูููููููุฉู ููุงุณูุชูู
ูุฑูุงุฑููู ุฃูููุถููู. ุฐูููุฑููู ููู ุดูุฑูุญู ุงููู
ูููุฐููุจู.
(ููุชูุฌููุฒู ุงูุตููุจูุญู ุฎููููู ุงูุธููููุฑู ููู ุงููุฃูุธูููุฑู) ููููุทูุนู ุจููู ููุนูููุณููู ุจูุฌูุงู
ูุนู ุฃููููููู
ูุง ุตูููุงุชูุงูู ู
ูุชููููููุชูุงูู ููู ุงููููุธูู
ูุ ููุงูุซููุงููู ููููุธูุฑู ุฅููู ููุฑูุงุบู ุตูููุงุฉู ุงููู
ูุฃูู
ููู
ู ููุจููู ุงููุฅูู
ูุงู
ู (ููุฅูุฐูุง ููุงู
ู) ุงููุฅูู
ูุงู
ู (ูููุซููุงููุซูุฉู ููุฅููู ุดูุงุกู) ุงููู
ูุฃูู
ููู
ู. (ููุงุฑููููู) ุจูุงูููููููุฉู (ููุณููููู
ู ููุฅููู ุดูุงุกู ุงููุชูุธูุฑููู ููููุณููููู
ู ู
ูุนููู ููููุชู ุงููุชูุธูุงุฑููู ุฃูููุถููู ููุงููููููู ุฃูุนูููู
ู. ููุฅููู ุฃูู
ููููููู ุงูููููููุชู ููู ุงูุซููุงููููุฉู) ุจูุฃููู ูููููู ุงููุฅูู
ูุงู
ู ููุณููุฑูุง. (ููููุชู ููุฅููููุง ุชูุฑููููู) .
Berikut penjelasan orang yang melakukan shalat fardhu isya’ bermakmum pada orang yang melakukan shalat sunnah tarawih.
ุฅูุฐูุง ุฏูุฎููู ุงููู
ูุณูุฌูุฏู ููู ุฑูู
ูุถูุงูู ููุตููุงูุฉู ุงููุนูุดูุงุกู ููููู
ู ููุฌูุฏู ุฌูู
ูุงุนูุฉู ุนููููููู ุฃููู ููุฏูุฎููู ููู ุฌูู
ูุงุนูุฉู ุงูุชููุฑูุงููููุญู ุจูููููุฉู ุงููุนูุดูุงุกูุ ููุงูุฐูุง ุณููููู
ู ุงููุงูู
ูุงู
ู ููุงู
ู ููุงูุชูู
ูุงู
ู ู
ูุง ุนูููููููุ ูููููู ููุฐูุง ุฌูุงุฆูุฒูุ ุงูุฌูุงุจ: ููุนูู
ู ุฅูููู ููุฐูุง ุฌูุงุฆูุฒู ููู ู
ูุฐูููุจูููุง ููู
ูุฐูููุจู ุฃูุญูู
ูุฏู
Artinya, โJika seseorang masuk ke dalam masjid di bulan Ramadhan untuk mengerjakan shalat Isya, namun di dalamnya tidak ada jamaah Isya, kemudian ia berjamaah dengan jamaah shalat Tarawih dengan dengan niat shalat Isya. Ketika imam salam, ia berdiri untuk menyempurnakan (rakaat) yang tersisa. Apakah praktik ini diperbolehkan? Sayyid Abdulah manjawab: โIya, praktik ini diperbolehkan (sah) dalam mazhab Syafiโi dan mazhab Imam Ahmad bin Hanbal’.โ (Abdullah, Al-Wajiz fi Ahkamis Shiyam wa Maโahu Fatawa Ramadhan, [Daru Hadramaut: 2011], halaman 109).
ุงูู ุฌู ูุน ุดุฑุญ ุงูู ูุฐุจ ุฌูคุตูกูฆูง
ููููุฌูููุฒู ุฃููู ููุฃูุชูู ูู ุงููู ูููุชูุฑูุถู ุจูุงููู ูุชููููููููุ ููุงููู ูููุชูุฑูุถู ุจูู ูููุชูุฑูุถู ูููู ุตูููุงุฉู ุฃูุฎูุฑููุ} ููู ูุง ุฑูููู ุฌูุงุจูุฑู ุจููู ุนูุจูุฏู ุงูููู ุฑูุถููู ุงูููู ุนูููููู ูุง ุฃูููู ู ูุนูุงุฐูุง ุฑูุถููู ุงูููู ุนููููู ููุงูู ููุตูููููู ู ูุนู ุฑูุณููููู ุงูููู ๏ทบ ุงูููุนูุดูุงุกู ุงููุฃูุฎูุฑูุฉู ุซูู ูู ููุฃูุชููู ููููู ููู ูููู ุจููููู ุณูููู ูุฉู ููููุตูููููู ุจูููู ู ูููู ูููู ุชูุทููููุนู ููููููู ู ููุฑูููุถูุฉู ุงููุนูุดูุงุกู {ููููุฃูููู ุงูููุงููุชูุฏูุงุกู ููููุนู ููู ุงููุฃูููุนูุงูู ุงูุธููุงููุฑูุฉูุ ููุฐููููู ูููููููู ู ูุนู ุงุฎูุชูููุงูู ุงูููููููุฉูโฆ
Artinya, โBoleh seorang yang shalat fardhu bermakmum kepada orang yang shalat sunnah, dan orang yang shalat fardhu bermakmum kepada orang yang shalat fardhu dalam shalat yang lain berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah RA bahwa Muโadz RA melakukan shalat Isyaโ di waktu akhir bersama Rasulullah SAW, kemudian ia mendatangi kaumnya di Bani Salimah lantas menjadi imam shalat bersama mereka, shalat itu baginya (hukumnya) merupakan shalat sunnah, sementara bagi mereka merupakan shalat Isyaโ fardhu; di samping itu karena bermakmum tersebut terjadi dalam perbuatan-perbuatan yang zahir, padahal perkara itu berbeda niatnyaโฆ
ู ุฑูุงุฉ ุตุนูุฏ ุงูุชุตุฏูู ูู ุดุฑุญ ุณูู ุงูุชูููู ูฃูฆ
ูุฎุฑุฌ ุจุงูุฃูุนุงู ุงูุฅุฎุชูุงู ูู ุงูุตูุงุช ููุงูุถุฑูุงูุฅูุชุฏุงุก ุงูู ูุชุฑุถ ุจุงูู ุชููู ูุงูู ุคุฏู ุจุงููุงุถู ููู ุทูููุฉ ุจูุตูุฑุฉ ูู ุน ุงูุนููุณ
” Dikecualikan dari berbeda dalam pekerjaan adalah berbeda pada beberapa sifat, maka tetap sah shalatnya. Seperti bermakmumnya orang yang shalat fardlu pada imam yang shalat sunnah . Bermakmumnya orang yang shalat Ada’ dengan Imam yang shalat qodlo’ , makmum shalat secara sempurna imamnya shalat qoshor atau sebaliknya
Kedua: Niat imamah, yakni niat menjadi imam dalam shalat ini agar mendapatkan fadhilah shalat jamaah. Niat imamah dalam shalat berjamaah hukumnya sunnah, kecuali :
1๏ธโฃSholat jum’at
2๏ธโฃShalat Muadah ( shalat yang diulang)
3๏ธโฃShalat yang dinadzarkan berjamaah
4๏ธโฃShalat shalat yang dilakukan secara jamaโ taqdim karena hujan, yang 4 tersebut wajib hukumnya niat menjadi imam.
ุณูููุฉ ุงููุฌุง ุต ูจูก
ุงูุฐู ููุฒู ููู ููุฉ ุงูุฅู ุงู ุฉ ุฃุฑุจุน ุงูุฌู ุนุฉ ูุงูู ุนุงุฏุฉ ูุงูู ูุฐูุฑุฉ ุฌู ุงุนุฉ ูุงูู ุชูุฏู ุฉ ูู ุงูู ุทุฑ
Artinya: โAda 4 (empat) shalat yang mewajibkan berniat sebagai imam: shalat Jumat, shalat yang diulang, shalat jamaโah yang dinadzarkan, dan shalat jamaโ taqdim karena hujan.โ
Adapun detail nya dari ibaroh diatas sebagaima Syekh Muhammad Nawawi Banten menjelaskan dalam kitabnya Kรขsyifatus Sajรข sebagai berikut:
Pertama, shalat Jumat.
Seorang yang menjadi imam shalat Jumat baginya wajib berniat untuk menjadi imam. Bila ia tidak berniat demikian pada saat takbiratul ihram maka tidak sah niatnya yang juga berarti tidak sah pula shalat Jumatnya. Ini dikarenakan shalat Jumat harus dilakukan secara berjamaah. Bila imam di dalam niatnya tidak menyebutkan kata imรขman maka ia dianggap shalat sendirian, tidak berjamaah.
Kedua, shalat muโรขdah atau shalat yang diulang.
Shalat yang diulang adalah shalat wajib yang telah dilakukan atau shalat sunah yang disunahkan dilakukan secara berjamaah yang untuk kedua kalinya dilakukan kembali secara berjamaah pada waktunya karena berharap pahala.
Alasan seseorang mengulang shalatnya secara berjamaah adalah karena shalat yang kedua dianggap lebih utama dari pada shalat yang pertama. Seperti ketika seseorang yang mengulang shalat secara berjamaah karena sebelumnya ia telah melakukan shalat tersebut namun sendirian, tidak berjamaah. Atau pada saat shalat yang pertama ia telah melakukannya secara berjamaah namun mengulangnya kembali secara berjamaah karena melihat shalat jamaah yang kedua ini lebih utama dibanding shalat jamaah yang pertama yang telah ia lakukan. Ini bisa karena pada shalat jamaah yang kedua jumlah jamaahnya lebih banyak, imamnya lebih alim atau waraโ, tempatnya lebih mulia dan alasan lainnya Bila pada shalat yang diulang ini yang pelaku/ berposisi sebagai imam maka ia wajib berniat imรขman dalam niatnya bersamaan dengan pengucapan takbiratul ihram.
Ketiga, shalat yang dinadzarkan secara berjamaโah.
Seseorang bernadzar bahwa bila ia mendapatkan apa yang dicita-citakan maka ia akan shalat subuh berjamaah, misalnya. Ketika apa yang ia citakan tercapai dan kemudian ia shalat berjamaah subuh untuk memenuhi nadzarnya, bila dalam shalat berjamaah itu ia berposisi sebagai imam maka ia mesti menambahkan kata imรขman di dalam niatnya bersamaan dengan pengucapan takbiratul ihram. Bila tidak demikian maka ia dianggap shalat sendirian, tidak berjamaah, dan karenanya dianggap melakukan perbuatan dosa karena tidak memenuhi nadzarnya.
Keempat, shalat yang dilakukan secara jamaโ taqdim karena hujan.
Sebagaimana diketahui bahwa pada waktu hujan yang sangat deras diperbolehkan menjamaโ shalat secara jamaโ taqdim di mana shalat yang kedua dilakukan pada waktu shalat yang pertama; shalat isya dilakukan pada waktu shalat madghrib dan shalat ashar dilakukan pada waktu shalat dhuhur.
Shalat jamaโ taqdim karena hujan deras ini diperbolehkan bagi orang yang shalat berjamaah di masjid dan cukup jauh jarak antara masjid dan rumahnya, sehingga akan mendatangkan mudarat bila ia mesti berjalan bolak-balik ke masjid untuk melakukan shalat berjamaah. Bagi orang yang shalatnya tidak berjamaah, atau berjamaah namun tidak di masjid, atau berjamaah di masjid namun rumahnya tidak jauh tidak diperbolehkan melakukan jamaโ taqdim ini
Contoh Sebagai gambaran, ketika sesorang sedang melakukan shalat madhrib berjamaah di masjid datang hujan yang sangat deras yang diduga kuat belum berhenti sampai dengan waktunya shalat isya. Karena rumah orang tersebut cukup jauh dari masjid maka akan sangat merepotkan bila setelah shalat maghrib seseorang itu pulang ke rumahnya lalu pergi lagi ke masjid untuk shalat isya berjamaah. Dalam kondisi sedemikian seorang yang telah shalat maghrib diperbolehkan melakukan shalat isya secara jamaโ taqdim.
Dalam keadaan seperti ini bila sesorang berposisi sebagai imam maka wajib berniat imรขman di dalam niat berbarengan dengan takbiratul ihram untuk shalat isya-nya. Bila tidak maka shalat isya tidaklah dianggap dalam artian tidak dianggap belum shalat isya, baik secara berjamaah maupun sendirian. Ini dikarenakan kebolehan menjamaโ taqdim di waktu hujan lebat harus dengan berjamaah. Maka bila sang imam tidak berniat sebagai imam itu berarti ia tidak shalat secara berjamaah
ุงูู ุฌู ูุน ุดุฑุญ ุงูู ูุฐุจ ุฌ ูคุตูฉูจ
ููููุจูุบูู ููููุฅูู ูุงู ู ุฃููู ูููููููู ุงููุฅูู ูุงู ูุฉู ููุฅููู ููู ู ููููููููุง ุตูุญููุชู ุตูููุงุชููู ููุตูููุงุฉู ุงููู ูุฃูู ููู ูููู ููุงูุตููููุงุจู : ุฃูููู ูููููุฉู ุงููุฅูู ูุงู ูุฉู ููุง ุชูุฌูุจูุ ููููุง ุชูุดูุชูุฑูุทู ููุตูุญููุฉู ุงููุงููุชูุฏูุงุกู ููุจููู ููุทูุนู ุฌูู ูุงููููุฑู ุฃูุตูุญูุงุจูููุงุ ููุณูููุงุกู ุงููุชูุฏูู ุจููู ุฑูุฌูุงูู ุฃูู ู ููุณูุงุกู ุ ูููููู ููุญูุตููู ููุถููููุฉู ุงููุฌูู ูุงุนูุฉู ููููู ูุฃูู ูููู ูููููุ ูููููู ุญูุตูููููููุง ููููุฅูู ูุงู ู ุซูููุงุซูุฉู ุฃูููุฌููู
Artinya, โSeyogianya imam niat menjadi imam, jika ia tidak niat menjadi imam, maka sah shalatnya dan shalatnya makmum. Yang benar adalah bahwa niat imamah tidaklah wajib, dan niat imamah tidaklah disyaratkan untuk keabsahan bermakmum, pendapat ini telah ditetapkan oleh Jumhur madzhab Syafiiyah, tidak disyaratkan niat imamah tersebut, baik makmumnya para pria, maupun makmumnya para wanita, meskipun demikian mereka tetap mendapatkan fadhilah berjamaah. Tetapi mengenai imam mendapatkan fadhilah jamaahnya atau tidak, ada tiga pendapat, (tidak mendapat fadhilah jamaah, mendapat fadhilah jamaah, mendapat fadhilah jamaah jika tahu dan lalu pasang niat imamah),
Ketiga : Memperhatikan bacaan shalatnya seperti ketentuan mengenai bacaan surat Al-Fatihah dan surat setelahnya dibaca jahar (keras, nyaring) atau sirr (tidak keras, tidak nyaring), sebagai berikut:
ุงูู ุฌู ูุน ุดุฑุญ ุงูู ูุฐุจ ุฌูฃ ุต ูฃูฅูง
ููุฃูู ููุง ููููุงูููู ุงููููููุงุฑู ููููุณูููู ููููููุง ุงููุฅูุณูุฑูุงุฑู ุจูููุง ุฎูููุงููุ ููุฃูู ููุง ููููุงูููู ุงูููููููู ุบูููุฑู ุงูุชููุฑูุงููููุญู ููููุงูู ุตูุงุญูุจู ุงูุชููุชูู ููุฉู: ููุฌูููุฑู ููููููุงุ ููููุงูู ุงููููุงุถููู ุญูุณููููู ููุตูุงุญูุจู ุงูุชููููุฐูููุจู: ููุชูููุณููุทู ุจููููู ุงููุฌูููุฑู ููุงููุฅูุณูุฑูุงุฑูุ ููุฃูู ููุง ุงูุณูููููู ุงูุฑููุงุชูุจูุฉู ู ูุนู ุงููููุฑูุงุฆูุถู : ููููุณูุฑูู ุจูููุง ูููููููุง ุจูุงุชููููุงูู ุฃูุตูุญูุงุจูููุง . ูููููููู ุงููููุงุถููู ุนูููุงุถู ููู ุดูุฑูุญู ู ูุณูููู ู ุนููู ุจูุนูุถู ุงูุณูููููู ุงููุฌูููุฑู ููู ุณููููุฉู ุงูุตููุจูุญูุ ููุนููู ุงููุฌูู ูููููุฑู ุงููุฅูุณูุฑูุงุฑู ููู ูุฐูููุจูููุง
Artinya, โAdapun dalam shalat sunnah siang hari, maka disunnahkan dibaca sirr tanpa ada khilaf (perbedaan pendapat). Adapun shalat sunnah malam hari selain shalat Tarawih, maka penulis kitab at-Tatimmah mengatakan: dibaca jahar (keras, nyaring); tetapi Al-Qadhi Husain dan penulis Kitab At-Tahdzib berkata bahwa bacaan dilakukan secara sedang antara jahar (keras, nyaring) dan sirr (tidak keras, tidak nyaring). Sementara shalat-shalat sunnah rawatib yang mengiringi shalat fardhu: maka dilakukan dengan bacaan sirr, berdasarkan kesepakatan para kolega kami (madzhab Syafiiyah). Al-Qadhi โIyadh dalam Syarah Shahih Muslim mengutip pendapat sebagian ulama salaf mengenai menjaharkan bacaan dalam shalat sunnah rawatib subuh, dan pendapat mayoritas ulama bahwa bacaan dalam shalat sunnah subuh tetap sirr (tidak nyaring), sama seperti pendapat madzhab kami (Syafiiyah),โ.
[ุงุจู ุญุฌุฑ ุงูููุชู ูุ ุชุญูุฉ ุงูู ุญุชุงุฌ ูู ุดุฑุญ ุงูู ููุงุฌ ูุญูุงุดู ุงูุดุฑูุงูู ูุงูุนุจุงุฏูุ ูฃูฃูข/ูข]
ูู) ู ููู ุดูุฑููุทู ุงููููุฏูููุฉู ุชูููุงูููู ููุธูู ู ุตูููุงุชูููููู ูุง ููู ุงููุฃูููุนูุงูู ุงูุธููุงููุฑูุฉู ููุญููููุฆูุฐู (ุชูุตูุญูู ููุฏูููุฉู ุงููู ูุคูุฏููู ุจูุงููููุงุถููุ ููุงููู ูููุชูุฑูุถู ุจูุงููู ูููุชููููู ููููู ุงูุธููููุฑู ุจูุงููุนูุตูุฑู ููุจูุงููุนููููุณู) ุฃููู ุจูุนูููุณู ููููู ู ูู ููุง ุฐูููุฑู ููุธูุฑูุง ููุงุชููููุงูู ุงููููุนููู ููู ุงูุตููููุงุชูููููุ ููุฅููู ุชูุฎูุงููููุชู ุงูููููููุฉูุ ูุงููู ุฃุนูู ุจุงูุตูุงุจ