
LARANGAN BERSIKAP GHULUW ( BERLEBIH-LEBIHAN ) DAN ANJURAN BERSIKAP MODERAT DALAM SEGALA HAL ( KEADAAN )
Assalamualaikum
Deskripsi masalah
Menjelang tahun kontestasi pemilu 2024, beragam baliho dan gambar para politisi kian hari, semakin ramai memadati lalu lalang jalanan. Pasalnya, setelah komisi pemilihan umum (KPU) menetapkan jadwal masa kampanye yaitu mulai tanggal 28 nopember 2023 hingga 10 Februari 2024, para politisi langsung bergerak cepat melakukan kampanye Demi kepentingan mereka dengan mendongkrak simpati masyarakat guna mendukung suara mereka dalam kontestasi PEMILU nanti. Selain itu para politisi Melakukan Safari politik dengan berjumpa masyarakat secara langsung sekaligus memaparkan visi misi, program unggulan atau gagasan mereka yang merupakan salah satu strategi politik yang dinilai efektif untuk memikat hati masyarakat. Bahkan untuk meyakinkan hati masyarakat, tak jarang para elite politik memaparkan visi dan misinya , berupa program atau gagasan yang cukup “mencengangkan dan terkesan berlebihan, misanya: “Memberi makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren. Tunjangan 6 juta untuk ibu hamil, memberantas kemiskinan dan menyikat para koruptor tanpa tebang pilih. Selain itu, ada juga para politisi yang melakukan safari politik secara khusus yaitu dengan bersilaturrahim kepada tokoh atau ulama yang dinilai punya pengaruh besar untuk mengincar suara massa yang ada dibelakang tokoh tersebut dengan berkedok memohon doa restu dan sebagainya. Tetapi faktanya terkadang setelah menjabat, mereka justru bagai kacang yang lupa kulitnya. Seorang tokoh besar prancis bernama “Charles De Gaulle” mengatakan: “Politikus tidak pernah percaya atas ucapannya sendiri. Mereka justru terkejut bila rakyat memercayainya.
Pertanyaan:
- Bagaimana hukum menyampaikan visi misi, program atau gagasan Politik “yang terkesan berlebihan” sebagaima uraian deskripsi diatas?
- Bagairnana pula hukum melakukan safari politik secara khusus kepada tokoh tertentu guna mengincar massa.
Waalaikum salam.
Jawaban. No.1
Hukum menyampaikan visi misi, program atau gagasan Politik ” Hukumnya boleh namun dengan catatan tidak boleh sampai berlebihan, maksud dengan berlebihan Ghuluw, bisa jadi berupa perkataan dan janji dengan sesuatu program yang direncanakan yang sekiranya diluar kemampuan, karena bila mana tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan termasuk bagian dari Munafik , ( apabila berkata dusta, apabila diberi amanah Khianat dan apa bila berjanji mengingkari/bohong ).Oleh karenanya sikap berlebihan dari berbagai hal atau keadaan apapun dilarang oleh agama,dan itu merupakan sikap yang tercela dan di larang oleh syariat. Ghuluw sama sekali tidak akan mendatangkan kebaikan bagi pelakunya; juga tidak akan membuahkan hasil yang baik dalam segala urusan. Apalagi jika hal tersebut dalam urusan agama.
Allah berfirman :
قُلْ يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ لَا تَغْلُوا۟ فِى دِينِكُمْ غَيْرَ ٱلْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوٓا۟ أَهْوَآءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا۟ مِن قَبْلُ وَأَضَلُّوا۟ كَثِيرًا وَضَلُّوا۟ عَن سَوَآءِ ٱلسَّبِيلِ
Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus”. (Qs Al Ma’dah :77)
Ghuluw dalam agama itu sendiri adalah sikap dan perbuatan berlebih-lebihan melampaui apa yang di kehendaki oleh syariat baik berupa keyakinan dan perbuatan. Menjauhi sikap ghuluw atau ekstrem berlaku untuk segala peri kehidupan, Islam mengajarkan konsep keseimbangan dalam memenuhi berbagai kecenderungan yang ada pada diri manusia.
Pemenuhan tersebut bukan hal yang tercela, namun yang di tentang agama adalah sikap yang berlebih-lebihan dalam memenuhi semua dorongan dan tuntutan itu sehingga keluar dari batasan normal.
Allah SWT memuji orang orang yang senantiasa mengingat-Nya dengan mengatakan bahwa dalam urusan dunia mereka adalah orang yang tidak berlebihan. Allah Swt, berfirman :
وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَنفَقُوا۟ لَمْ يُسْرِفُوا۟ وَلَمْ يَقْتُرُوا۟ وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, tetapi pembelanjaan yang berada tengah-tengah.(Qs Al-Furqan:67)
وحذَّرنا رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم مِن الغُلوِّ ومُجاوَزةِ الحدِّ المشروعِ لنا، وبيَّن أنَّه سببُ هلاكِ مَن قَبلَنا؛ ففي حديثِ عبدِ اللهِ بنِ عبَّاسٍ رضِي اللهُ عنهما: أنَّ رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم قال: ((إيَّاكم والغُلوَّ في الدِّينِ؛ فإنَّما أهلَك مَن كان قَبلَكم الغُلوُّ في الدِّينِ )) .
قال المُناويُّ: («إيَّاكم والغُلوَّ في الدِّينِ»، أي: التَّشديدَ فيه، ومُجاوَزةَ الحدِّ، والبحثَ عن غوامِضِ الأشياءِ، والكشفَ عن عِلَلِها وغوامِضِ مُتعبَّداتِها، «فإنَّما أهلَك مَن كان قَبلَكم» مِن الأمَمِ «الغُلوُّ في الدِّينِ»، والسَّعيدُ مَن اتَّعَظ بغَيرِه، وهذا قاله غَداةَ العَقَبةِ، وأمَرهم بمِثلِ حصى الخَذْفِ، قال ابنُ تيميَّةَ: قولُه: إيَّاكم والغُلوَّ في الدِّينِ، عامٌّ في جميعِ أنواعِ الغُلوِّ في الاعتِقاداتِ والأعمالِ، والغُلوُّ: مُجاوَزةُ الحدِّ بأن يُزادَ في مَدحِ الشَّيءِ أو ذمِّه على ما يستحِقُّ، ونَحوُ ذلك)
Ayat dan hadits diatas menjelaskan tentang larangan berlebihan dalam agama dll. Oleh karena jauhilah sifat Ghulul dan biasakan sikap moderat dalam segala hal
Referensi:
رسالة المعاونة
وعليك بالصدق ولزوم الوسط من كل أمر.وخذ من الأعمال ما تطيق المداومة عليه. قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “أحب الأعمال إلى الله أدومها وإن قل” وقال عليه السلام: “خذوا من الأعمال ما تطيقون فإن الله لا يمل حتى تملوا” ومن شأن الشيطان -لعنه الله- أن يزين للمريد في مبدأ إرادته الاستكثار من الطاعات والإفراط فيها، وغرضه من ذلك أن يرده على عقبه بترك فعل الخير أصلاً، أو فعله على غير الوجه الذي ينبغي، ولا يبالي اللعين بأيهما دهاه.
Hendaklah engkau jujur dan berlaku adil dalam segala hal. Dan kerjakan segala amal ibadah secara terus menerus, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah Saw :“Amalan yang paling dicintai Allah ialah amal yang dikerjakan secara rutin, walaupun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Aisyah) Beliau juga bersabda : “Tunaikanlah amal-amal semampumu, karena sesungguhnya Allah tak pernah bosan kecuali engkau sendiri yang akan bosan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Di antara pekerajaan setan ialah mempengaruhi orang yang baru memulai tirakatnya, ( cara/strategi/metodenya) dengan memperbanyak ibadah hingga melampaui batas. Tujuan setan pada akhirnya supaya ia berbalik meninggalkan amal-amal baik, atau beramal dengan tujuan lain, dan setan tidak peduli mana yang akan ditimpakannya pada orang itu.
Oleh karena itu jauhilah sifat ghuluw dalam segala hal termasuk perkataan dengan tanpa menggantungkan ucapan dirinya ( بمشيئة الله) dengan kehendak Allah itu dilarang oleh Allah sebagaimana firman Allah Q.S.al-Qahfi berikut:
تفسير القرطبي.
وَلَا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَٰلِكَ غَدًا (٢٣) قوله تعالى : ولا تقولن لشيء إني فاعل ذلك غدا إلا أن يشاء الله واذكر ربك إذا نسيت وقل عسى أن يهديني ربي لأقرب من هذا رشدا
قوله تعالى : ولا تقولن لشيء إني فاعل ذلك غدا إلا أن يشاء الله فيه :
قال العلماء عاتب الله – تعالى – نبيه – عليه السلام – على قوله للكفار حين سألوه عن الروح والفتية وذي القرنين : غدا أخبركم بجواب أسئلتكم ; ولم يستثن في ذلك . فاحتبس الوحي عنه خمسة عشر يوما حتى شق ذلك عليه وأرجف الكفار به ، فنزلت عليه هذه السورة مفرجة . وأمر في هذه الآية ألا يقول في أمر من الأمور إني أفعل غدا كذا وكذا ، إلا أن يعلق ذلك بمشيئة الله – عز وجل – حتى لا يكون محققا لحكم الخبر ; فإنه إذا قال : لأفعلن ذلك ولم يفعل كان كاذبا ، وإذا قال لأفعلن ذلك إن شاء الله خرج عن أن يكون محققا للمخبر عنه . واللام في قوله لشيء بمنزلة في ، أو كأنه قال لأجل شيء .
Jawaban. 2
Mengadakan safari politik secara khusus kepada tokoh tertentu guna mengincar massa, selama tidak ada nash yang melarang hukumnya boleh, karena manusia tidak akan mampu menghadapi suatu masalah dengan diselesaikan sendiri, kecuali dikembalikan permasalahan itu pada orang-orang yang dipilih Allah sebagai tempat kembali yaitu (ulama), Dengan catatan tidak adanya janji dan pemberian suap untuk kepentingan tersebut, Akan tetapi sebaliknya , jika safari tersebut untuk kepentingan dengan cara memberi (suap) maka hukumnya haram.
الأصل فى الأشياء الإباحة حتى يدل الدليل على التحريم
Asal sesuatu hukumnya boleh selama tidak ada dalil yang mengharamkan.
Referensi:
رسالة المعاونة
(واعلم) أنه لا يستقل بعرض جميع أموره التي تقع له في ظاهره وباطنه على الكتاب والسنة كل أحد، فإن ذلك مخصوص بالعلماء الراسخين فإن عجزت عن شيء من ذلك، فعليك بالرجوع إلى من أمرك الله بالرجوع إليه في قوله تعالى: (فاسألوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون) وأهل الذكر هم العلماء بالله وبدينه العاملون بعلمهم ابتغاء وجه الله تعالى الزاهدون في الدنيا الذين لا تلهيهم تجارة ولا بيع عن ذكر الله تعالى الداعون إلى الله على بصيرة المكاشفون بأسرار الله.
Ketahuilah, bahwa tak seorang pun mampu menyelesaikan segala persoalannya sendiri baik lahir dan batin sesuai dengan Al-Qur`an dan hadits, karena kemampuan tersebut hanya dimiliki oleh ulama yang ilmunya sudah mendalam.
Jika engkau menghadapi suatu masalah yang tak mampu engkau selesaikan sendiri, maka kembalikanlah permasalahan itu pada orang-orang yang dipilih Allah sebagai tempat kembali (ulama).Allah Swt. berfirman yang artinya :
“Maka bertanyalah kepada ahli zikir, jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl : 43)
Yang dimaksud ahli zikir adalah ulama yang mengetahui dan memahami sifat-sifat Allah dan agama-Nya, mengamalkan ilmu yang dimilikinya, selalu mencari keridaan Allah, zuhud terhadap keduniaan, selalu ingat pada-Nya, tidak terganggu oleh perniagaan dan jual beli, berdakwah ke jalan Allah Swt. dengan akal dan kearifan sehingga terbuka baginya rahasia-rahasia Allah. Ahli zikir inilah yang patut menyandang identitas ulamaur-rashihin.
وقد عز على بسيط الأرض وجود واحد من هؤلاء حتى لقد زعم جماعة من الأكابر أنهم مفقودون، والحق أنهم موجودون ولكن قد سترهم الله برداء الغيرة وضرب عليهم سرادقات الإخفاء، لغفلة الخاصة وإعراض العامة، فمن طلبهم بصدق وجد في ذلك لم يعوزه -إن شاء الله تعالى- وجود واحد منهم، فالصدق سيف لا يوضع على شيء إلا قطعه، والأرض لا تخلو من قائم لله بحجة. وقد قال عليه الصلاة والسلام: “لا تزال طائفة من أمتي ظاهرين على الحق لا يضرهم من ناوأهم حتى يأتي أمر الله”.
Namun ulama seperti ini sudah sangat langka keberadaannya sehingga beberapa ulama besar berpendapat bahwa ulamaur-rashihin ini sudah tidak ada lagi.Tetapi, pada hakikatnya,ulamaur-rashihin itu masih ada. Hanya saja mereka ditutupi oleh Allah dengan tirai sifat kemuliaan-Nya dan dirahasiakan, karena perbuatan orang-orang tertentu dan berpalingnya orang-orang awam dari mereka.Barangsiapa yang ingin mencari ulamaur-rashihin, hendaklah bersungguh-sungguh, Insya Allah dapat menemukan salah satu di antara mereka. Karena kesungguhan itu laksana pedang, bila diletakkan pada sesuatu, maka ia akan memotongnya. Dan juga di bumi ini tidak akan sunyi dari orang-orang yang berjuang dan menegakkan agama Alalh, sebagaimana sabda Rasulullah Saw. : “Segolongan umatku senantiasa menyampaikan kebenaran, tidak goyah atas tindakan orang-orang yang menentang mereka hingga hari kiamat.”
Berikut anjuran mengambil pemberian selama pemberian bukan tujuan risywah dan melarang mengambil pemberian dengan tujuan risywah (Sogo’)
Referensi:
المعجم الصغير للطبراني: ص ٧٨٠
٧٤٩ – حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْقَاسِمِ أَبُو اللَّيْثِ (اللَّيْثُ أَبُو الْقَاسِمِ) النَّحْوِيُّ الْعَسْكَرِيُّ، حَدَّثَنَا الْهَيْثَمُ بْنُ خَارِجَةَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ، سَمِعْتُ الْوَضِينَ بْنَ عَطَاءٍ، يُحَدِّثُ عَنْ يَزِيدَ بْنِ مَرْثَدٍ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «خُذُوا الْعَطَاءَ مَا دَامَ عَطَاءً , فَإِذَا صَارَ رِشْوَةً عَلَى الدِّينِ فَلَا تَأْخُذُوهُ وَلَسْتُمْ بِتَارِكِيهِ , يَمْنَعُكُمُ الْفَقْرُ وَالْحَاجَةُ , أَلَا إِنَّ رَحَى بَنِي مَرَحٍ قَدْ دَارَتْ , وَقَدْ قُتِلَ بَنُو مَرَحٍ , أَلَا إِنَّ رَحَى الْإِسْلَامِ دَائِرَةٌ , فَدُورُوا مَعَ الْكِتَابِ حَيْثُ دَارَ , أَلَا إِنَّ الْكِتَابَ وَالسُّلْطَانَ سَيَفْتَرِقَانِ فَلَا تُفَارِقُوا الْكِتَابَ , أَلَا إِنَّهُ سَيَكُونُ أُمَرَاءُ يَقْضُونَ لَكُمْ، فَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ أَضَلُّوكُمْ وَإِنْ عَصَيْتُمُوهُمْ قَتَلُوكُمْ» قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ , فَكَيْفَ نَصْنَعُ؟ قَالَ: «كَمَا صَنَعَ أَصْحَابُ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ , نُشِرُوا بِالْمَنَاشِيرِ وَحُمِلُوا عَلَى الْخَشَبِ مَوْتٌ فِي طَاعَةٍ خَيْرٌ مِنْ حَيَاةٍ فِي معصية الله عزوجل”.
Telah bercerita kepada kami al-Fadlal bin Muhammad bin Qasim Abul Laist( Al-Laist Abul Qasim) an-Nahwiyyu al-Askariy, telah bercerita kepada kami al-Haistam bin Kharijah ,telah bercerita kepada kami Abdullah bin Abdurrahman bin Yazid bin Jabir , Saya mendengar Wadlin bin Atha’ menceritakan dari Yazid bin Marstad dari Mu’adz bin Jabal, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– berkata, “Ambillah pemberian selama itu memang merupakan pemberian! Akan tetapi jika (sifat pemberian itu) telah menjadi risywah (suap/sogokan) menurut agama, janganlah kalian mengambilnya! Hanya saja dalam kenyataannya, kalian takkan bisa terlepas dari risywah. Kefaqiran dan kebutuhan membuat kalian terhalang untuk meninggalkan risywah. Ketahuilah, sesungguhnya poros Islam itu senantiasa berputar. Maka, berputarlah kalian bersama al-Quran ke arah mana pun dia berputar. Ketahuilah, sesungguhnya al-Quran dan penguasa akan terpisah. Maka, janganlah kalian terpisah dari al-Quran. Ketahuilah, sesungguhnya akan datang kepada kalian para pemimpin yang memutuskan perkara atas dasar kepentingan pribadi, bukan atas kepentingan kalian. Jika kalian tak menaati mereka, mereka akan membunuh kalian. Jika kalian menaati mereka, mereka akan menyesatkan kalian.” Para shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana kami harus berbuat ketika itu?” Beliau berkata, “Berbuatlah sebagaimana para sahabat ‘Isa bin Maryam berbuat (yakni menaati Allah –pent)! (Lantaran itu), mereka dipotong dengan gergaji dan diusung dengan kayu (salib). Mati dalam keadaan menaati Allah itu lebih baik daripada hidup dalam keadaan bermaksiat kepada Allah.” Azza wajalla.
المعجم الكبير للطبراني ص٥١٢٧
٤٢٣٩ – حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ النَّحْوِيُّ الصُّورِيُّ، حدثنا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، حدثنا سُلَيْمُ بْنُ مَطِيرٍ مِنْ أَهْلِ وَادِي الْقُرَى، عَنْ أَبِيهِ، سَمِعْتُ ذَا الزَّوَائِدِ، يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ حَجَّةِ الْوَدَاعِ أَمَرَ النَّاسَ وَنَهَاهُمْ ثُمَّ قَالَ: «هَلْ بَلَّغْتُ؟» قَالُوا: اللهُمَّ نَعَمْ، قَالَ: «اللهُمَّ اشْهَدْ» ثُمَّ قَالَ: «خُذُوا الْعَطَاءَ مَا دَامَ غَضًّا فَإِذَا تَجَاحَفَتْ، قُرَيْشٌ بَيْنَهَا الْمُلْكُ وَصَارَ الْعَطَاءُ رِشَاءً عَنْ دِينِكُمْ فَدَعُوهُ»
Telah bercerita kepada kami Abu Amir Muhammad bin bin Ibrahim An-Nahwi As-Shuriy Stana Hisyam bin Ummar telah bercerita kepada kami Sulaimu bin bin Mathir seorang Syaikh dari kalangan penduduk Wadi al-Qura, dari ayahnya, ( Sulaim bin Mathir)Saya mendengar Dzaz-Zawaid dia berkata;” Saya mendengar Rasulullah SAW pada pelaksnakan ibadah haji( wada’). Beliau memerintahkan manusia untuk berbuat kebaikan dan melarang dari kemungkaran.Kemudian Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– berkata, “Wahai manusia, ambillah pemberian selama itu memang merupakan pemberian! Apabila kaum Quraisy telah saling berebut kekuasaan dan pemberian penguasa itu membuat agamamu (terjual), maka tinggalkanlah pemberian itu.”
Wallahu a’lamu bisshowab …