
Assalamualaikum para kiai
Deskripsi masalah.
Disuatu Desa terdapat musholla yang sangat berdekatan dengan pemakaman yang luas dan itu ada kuburan orang baru meninggal semisal ketika seseorang dalam kondisi shalat berjamaah makmumnya penakut dia mendengar suara kerasa kerusuh disekitar kuburan tersebut, sehingga dia bubar meninggalkan shalatnya sebelum selesai.
Setudi kasus yang serupa.
Ada orang shalat berjamaah, ketika dipertengahan shalat makmumnya batal, karena faktor wudhunya batal( batal wudhu’), sehingga imamnya ditinggalkan.
Pertanyaanya
Apakah sah shalat imam yg ditinggal makmumnya disengaja atau tidak disengaja. Mohon jawaban, syukron🙏🙏🙏
Waalikum salam.
Jawaban.
Shalatnya imam yang ditinggalkan oleh makmum tetap sah. Karena imam tidak perlu mengetahui keadaan shalatnya makmum, sedangkan niat menjadi imam dalam sholat selain shalat jum’at hukumnya sunnah. Adapun dalam shalat jum’at hukumnya wajib berniat menjadi imam. Artinya jika seseorang shalat sendiri (walau sebelumnya tidak ada orang yang bermakmum )hukumnya sunnah berniat menjadi imam, karena tujuan berharap nantinya ada orang yang bermakmum.
Jadi jika sesorang imam ditinggalkan oleh makmumnya karena ada suatu hal misalkan makmumnya batal disebabkan wudhu’nya rusak ( batal karena kentut) ataupun disebabkan faktor yang lainnya sebagaimana deskripsi maka shalatnya imam tetap sah, alasannya karena imam tidak disyaratkan atau diwajibkan mengetahui mengetahui sahalatnya makmum.
Referensi: Syarkawi ‘Ala Tahrir Cet: Haramain Hal: 250
(فائدة).
قال الأسنوي رجل يجوز كونه إماما لا مأموما وهو الأعمى الأصم يصح أن يكون إماما لاستقلاله بأفعاله لا مأموما إذ لا طريق له الى العلم بانتقالات الإمام الا ان كان بجنبه ثقة يعرفه بها
( Satu faidah)
Orang yang boleh menjadi imam tapi tidak boleh menjadi makmum adalah orang buta dan tuli. Orang buta dan tuli boleh menjadi imam karena imam tak perlu mengetahui keadaan shalatnya makmum. Namun orang buta dan tuli tidak boleh menjadi makmum shalat karena makmum dituntut untuk tahu gerakan imamnya, kecuali di sampingnya ada orang yang dapat dipercaya yang memberi tahu padanya tentang gerak-gerik shalat imam.
مرقاة صعود التصديق
في شرح سلم التوفيق ص ٣٦
(تسن ) اى نية الأمامة (في غيرهما) ليجوز فضيلة الجماعة وتصح نية الأمام للإمامة مع تحرمه وإن لم يكن اماما في الحال لأنه سيصير إماما ويسن له ذلك اذا رجاء من يقتدى به افاد ذلك عطية.
(Dan disunnatkan niat menjadi imam selain dua shalat tersebut) supaya mendapatkan fadlilah jamaah. Dan sah niat menjadi imam seketika itu meski ia tidak menjadi imam. Dan disunnatkan niat menjadi imam apabila ada harapan ada orang yang bermakmum. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Syeh ‘Athiyyah”
فتح القريب المجيب
فلا يجب في صحة الاقتداء به في غير الجمعة نية الإمامة، بل هي مستحبة في حقه، فإن لم ينو فصلاته فرادى
Niat jadi imam tidaklah harus tapi sekedar sunnah kecuali kalau jadi imam sholat jum’at. Bahkan niat menjadi imam bagi imam disunnahkan, apabila tidak berniat menjadi imam maka sholatnya sama dengan sholat sendirian.
Wallahu a’lamu bisshowab..