NADZAR SYARAT DAN RUKUNNYA

Assalamualaikum izin bertanya๐Ÿ™

Deskripsi masalah.
Inayatul Husna merupakan salah satu santri dipondok yang ada dijawa dia pernah bernazar bahwa jika dia menang dalam lomba yang diikutinya dia akan membuat acara makan bersama satu kelas namun ketika dia menang dia lupa akan nazarnya itu dan ingat ketika dia dan teman2 nya sudah lulus dari pondok


Pertanyaannya

  1. Apakah nazar Ina tersebut dianggap gugur atau tidak??..jika tidak gugur maka apa yang harus dilakukan ina agar dapat melunasi nazarnya tersebut
  2. Apa saja syarat -syarat nazar agar bisa dianggap sah.

Waalaikumsalam

Sebelum menjawab dari pertanyaan sebagaimana deskripsi penting mujawwib jelaskan pengertian Nadzar secara bahasa adalah janji (melakukan hal) baik atau buruk. Sedangkan nazar menurut istilah syaraโ€™ adalah kesanggupan melakukan ibadah (qurbah; mendekatkan diri kepada Allah) yang bukan merupakan hal wajib (fardhu โ€˜ain) bagi seseorang. ย โ€œMewajibkan suatu bentuk ketaatan yang asalnya tidaklah wajib berdasarkan syariat. Sebagian ulama mendefinisikan Nadzar secara istilah berarti janji melakukan kebaikan tertentu atau menetapkan (mewajibkan dirinya) melakukan perkara yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah, yang perkara tersebut pada hukum asalnya tidak wajibโ€™ Yang kedua: adanya nadzar tersebut tidak digantungkan pada sesuatu seperti ucapan: โ€˜Demi Allah, wajib bagiku puasa atau haji atau yang lainnya.

Dalam Fath Al-Qorib disebutkan, nadzar adalah:

ูุตู„ูŒ): ูููŠู’ ุฃูŽุญู’ูƒูŽุงู…ู ุงู„ูู‘ู†ูุฐููˆู’ุฑู. ุฌูŽู…ู’ุนู ู†ูŽุฐู’ุฑู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุจูุฐูŽุงู„ู ู…ูุนู’ุฌูŽู…ูŽุฉู ุณูŽุงูƒูู†ูŽุฉูุŒ ูˆูŽุญููƒููŠูŽ ููŽุชู’ุญูู‡ูŽุง ูˆูŽู…ูŽุนู’ู†ูŽุงู‡ู ู„ูุบูŽุฉู‹ ุงู„ู’ูˆูŽุนู’ุฏู ุจูุฎูŽูŠู’ุฑู ุฃูŽูˆู’ ุดูŽุฑูู‘ุŒ ูˆูŽุดูŽุฑู’ุนุงู‹ ุงูู„ู’ุชูุฒูŽุงู…ู ู‚ูุฑู’ุจูŽุฉู ุบูŽูŠู’ุฑู ู„ูŽุงุฒูู…ูŽุฉู ุจูุฃูŽุตู’ู„ ุงู„ุดูŽู‘ุฑู’ุนู

Pasal : Menerangkan tentang hukum-hukum Nadzar.ย  Kata : โ€˜Nudzurโ€ adalah jamak dari kata : โ€œNadzrinโ€, yaitu dengan menggunakan huruf Dzal mati yang dititik, dan diceritakan yaitu (dengan memakai dzal, ) yang berharakat fat-hah. Adapun maknanya Nadzar menurut etemologi ( bahasa ) ialah โ€œjanjiโ€. Sedang menurut syara” Nadzar ialah Mewajibkan suatu bentuk ketaatan yang asalnya tidaklah wajib berdasarkan syariat.

Nazar Terbagi Dua

Nazar (Nadzar) ini terbagi dua bagian yaitu nazar Lajaj dan yang keduanya nazar mujazah, keterangan berikurt ini;

ูˆูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุฐูุฑ ุถูŽุฑู’ุจูŽุงู†ู ุฃูŽุญูŽุฏูู‡ูู…ูŽุง ู†ูŽุฐู’ุฑู ุงู„ู„ูŽู‘ุฌูŽุงุฌู ุจูููŽุชู’ุญู ุฃูŽูˆูŽู‘ู„ูู‡ู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุงู„ุชูŽู‘ู…ูŽุงุฏููŠู’ ูููŠู’ ุงู„ู’ุฎูุตููˆู’ู…ูŽุฉูุŒ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุฑูŽุงุฏู ุจูู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ู†ูŽู‘ุฐู’ุฑู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุฎู’ุฑูุฌูŽ ู…ูุฎู’ุฑูŽุฌูŽ ุงู„ู’ูŠูŽู…ููŠู’ู†ูุŒ ุจูุฃูŽู†ู’ ูŠูŽู‚ู’ุตูุฏูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุฐูุฑู ู…ูŽู†ู’ุนูŽ ู†ูŽูู’ุณูู‡ู ู…ูู†ู’ ุดูŽูŠู’ุกูุŒ ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูŽู‚ู’ุตูุฏูŽ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุจูŽุฉูŽ ูˆูŽูููŠู’ู‡ู ูƒูŽููŽุงุฑูŽุฉู ูŠูŽู…ููŠู’ู†ู ุฃูŽูˆู’ ู…ูŽุง ุงู„ู’ุชูŽุฒูŽู…ูŽู‡ู ุจูุงู„ู†ูŽู‘ุฐู’ุฑู

Nadzar itu ada dua macann, yaitu

Pertama : Nadzar Lajjaj (dengan dibaca harkat fat-hah hurup yang permulaan) yaitu memperpanjang perbantahan. Adapun yang yang yang dimaksud dengan nadzar ini yaitu suatu nadzar yang keluar karena adanya sumpah yang keluar di mana si Nadzir (orang yang bersumpah) mencegah dirinya dari (melakukan) sesuatu tidak bermaksud ibadah, dan dalam hal ini wajib membayar kafarat sumpah atau menetapkannya dengan nadzar.

Nadzar yang kedua ( Al-Majazah)

Adapun yang dimaksud dengan Nazar Mujazah adalah sebagai bertikut;

ูˆูŽุซูŽุงู†ููŠู‡ูŽุง ู†ูŽุฐู’ุฑู ุงู„ู’ู…ูุฌูŽุงุฒูŽุงุฉู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ู†ูŽูˆู’ุนูŽุงู†ูุŒ ุฃูŽุญูŽุฏูู‡ูู…ูŽุง ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ูŠูุนูŽู„ูู‘ู‚ูŽู‡ู ุงู„ู†ูŽู‘ุงุฐูุฑู ุนูŽู„ูŽู‰ ุดูŽูŠู’ุกู ูƒูŽู‚ูŽูˆู’ู„ูู‡ู ุงูุจู’ุชูุฏูŽุงุกู‹ ู„ูู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠูŽู‘ ุตูŽูˆู’ู…ูŒ ุฃูŽูˆู’ ุนูุชู’ู‚ูŒุŒ ูˆุซูŽุงู†ููŠู’ู‡ูู…ูŽุง ุฃูŽู†ู’ ูŠูุนูŽู„ูู‘ู‚ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุดูŽูŠู’ุกู ูˆูŽุฃูŽุดูŽุงุฑูŽ ู„ูŽู‡ู ุงู„ู’ู…ูุตูŽู†ูู‘ูู ุจูู‚ูŽูˆู’ู„ูู‡ู (ูˆูŽุงู„ู†ูŽู‘ุฐู’ุฑู ูŠูŽู„ู’ุฒูู…ู ูููŠู’ ุงู„ู’ู…ูุฌูŽุงุฒูŽุงุฉู ุนูŽู„ูŽู‰) ู†ูŽุฐู’ุฑู (ู…ูุจูŽุงุญู ูˆูŽุทูŽุงุนูŽุฉู ูƒูŽู‚ูŽูˆู’ู„ูู‡ู) ุฃูŽูŠู’ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุฐูุฑู (ุฅูู†ู’ ุดูŽููู‰ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู…ูŽุฑููŠู’ุถููŠู’) ูˆูŽูููŠู’ ุจูŽุนู’ุถู ุงู„ู†ูู‘ุณูŽุฎู ู…ูŽุฑูŽุถููŠู’ ุฃูŽูˆู’ ุฅูู†ู’ ูƒููููŠูŽุชู’ ุดูŽุฑูŽู‘ ุนูŽุฏููˆูู‘ูŠู’ (ููŽู„ูู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠูŽู‘ ุฃูŽู†ู’ ุฃูุตูŽู„ูู‘ูŠูŽ ุฃูŽูˆู’ ุฃูŽุตููˆู’ู…ูŽ ุฃูŽูˆู’ ุฃูŽุชูŽุตูŽุฏูŽู‘ู‚ูŽ ูˆูŽูŠูŽู„ู’ุฒูู…ูู‡ู) ุฃูŽูŠู’ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุฐูุฑูŽ (ู…ูู†ู’ ุฐูŽู„ููƒูŽ) ุฃูŽูŠู’ ู…ูู…ูŽู‘ุง ู†ูŽุฐูŽุฑูŽู‡ู ู…ูู†ู’ ุตูŽู„ูŽุงุฉู ุฃูŽูˆู’ ุตูŽูˆู’ู…ู ุฃูŽูˆู’ ุตูŽุฏูŽู‚ูŽุฉู (ู…ูŽุง ูŠูŽู‚ูŽุนู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุงู„ู’ุงูุณู’ู…ู) ู…ูู†ูŽ ุงู„ุตูŽู‘ู„ูŽุงุฉู ูˆูŽุฃูŽู‚ูŽู„ูู‘ู‡ูŽุง ุฑูŽูƒู’ุนูŽุชูŽุงู†ู ุฃูŽูˆู ุงู„ุตูŽู‘ูˆู’ู…ู ูˆูŽุฃูŽู‚ูŽู„ูู‘ู‡ู ูŠูŽูˆู’ู…ูŒ ุฃูŽูˆู ุงู„ุตูŽู‘ุฏูŽู‚ูŽุฉูุŒ ูˆูŽู‡ููŠูŽ ุฃูŽู‚ูŽู„ูู‘ ุดูŽูŠู’ุกู ู…ูู…ูŽู‘ุง ูŠูŽุชูŽู…ูŽูˆูŽู‘ู„ู ูˆูŽูƒูŽุฐูŽุง ู„ูŽูˆู’ ู†ูŽุฐูŽุฑูŽ ุงู„ุชูŽู‘ุตูŽุฏูู‚ูŽ ุจูู…ูŽุงู„ู ุนูŽุธููŠู’ู…ู ูƒูŽู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู’ู‚ูŽุงุถููŠ ุฃูŽุจููˆู’ ุงู„ุทูŽู‘ูŠูู‘ุจูย 

Kedua : Nadzar Mujazah, yaitu ada dua macam :

  1. Si Nadzir (yang bernadzar) tidak menggantungkan nadzarnya atas sesuatu. Seperti ucapan Nadzir yang permulaan โ€œKarena Allah wajib atas aku puasa atau memerdekakan (budak).
  2. Si Nadzir menggantungkan nadzarnya atas sesuatu. Mushannif memberikan petunjuk kepada nadzar macam kedua dengan melalui perkataannya bahwa nadzar itu tetap wajib dalam hal melaksanakan suatu nadzar yang digantungkan atas perkara yang mubah dan perbuatan taat. Seperti ucapan Nadzir : โ€œJika Allah menyehatkan (menghilangkan) penyakitku (menurut sebagian keterangan menggunakan kata โ€œsakitku atau aku dicegah dari kejelekan musuhkuโ€), maka dengan karena Allah wajib atas aku yaitu mengerjakan shalat atau puasa atau memberi shadaqahโ€.

Dan wajiblah bagi Nadzir dari nadzar itu tadi, artinya dari apa yang ia menadzarkannya berupa shalat, puasa atau shadaqah yaitu segala yang terjadi pada nama shalat, paling sedikitnya shalat yaitu dua rakaat, atau puasa, paling sedikitnya yaitu sehari, atau shadaqah, paling sedikit berupa sesuatu yang dapat menjadi uang (bernilai, pen.) Demikian pula jika seseorang bernadzar untuk shadaqah dengan harta yang besar (banyak, pen.) sebagaimana pendapat Qadli Abu Ath-Thayyib.

Nazar Bukan untuk maksiat

Tidak boleh bernazar untuk maksiat dan secara hukum nazar tersebut tidak sah. Dalam hal ini Mushanif menjelaskan sebagai berikut:

ุซูู…ูŽู‘ ุตูŽุฑูŽุญูŽ ุงู„ู’ู…ูุตูŽู†ูู‘ูู ุจูู…ูŽูู’ู‡ููˆู’ู…ู ู‚ูŽูˆู’ู„ูู‡ู ุณูŽุงุจูู‚ุงู‹ ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูุจูŽุงุญู ูููŠู’ ู‚ูŽูˆู’ู„ูู‡ู (ูˆูŽู„ูŽุง ู†ูŽุฐู’ุฑูŽ ูููŠู’ ู…ูŽุนู’ุตููŠูŽุฉู) ุฃูŽูŠู’ ู„ูŽุง ูŠูŽู†ู’ุนูŽู‚ูุฏู ู†ูŽุฐู’ุฑูู‡ูŽุง (ูƒูŽู‚ู’ูˆู’ู„ูู‡ู ุฅูู†ู’ ู‚ูŽุชูŽู„ู’ุชู ููู„ูŽุงู†ุงู‹) ุจูุบูŽูŠู’ุฑู ุญูŽู‚ูู‘ (ููŽู„ูู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠูŽู‘ ูƒูŽุฐูŽุง) ูˆูŽุฎูŽุฑูŽุฌูŽ ุจูุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุตููŠูŽุฉู ู†ูŽุฐู’ุฑู ุงู„ู’ู…ูŽูƒู’ุฑููˆู’ู‡ู ูƒูŽู†ูŽุฐู’ุฑู ุดูŽุฎู’ุตู ุตูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ุฏูŽู‘ู‡ู’ุฑูุŒ ููŽูŠูŽู†ู’ุนูŽู‚ูุฏู ู†ูŽุฐู’ุฑูู‡ู ูˆูŽูŠูŽู„ู’ุฒูู…ูู‡ู ุงู„ู’ูˆูŽููŽุงุกู ุจูู‡ูุŒ ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูŽุตูุญูู‘ ุฃูŽูŠู’ุถุงู‹ ู†ูŽุฐู’ุฑู ูˆูŽุงุฌูุจู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุนูŽูŠู’ู†ู. ูƒูŽุงู„ุตูŽู‘ู„ูŽูˆูŽุงุชู ุงู„ู’ุฎูŽู…ู’ุณู ุฃูŽู…ูŽู‘ุง ุงู„ู’ูˆูŽุงุฌูุจู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ูƒูููŽุงูŠูŽุฉู ููŽูŠูŽู„ู’ุฒูู…ูู‡ู ูƒูŽู…ูŽุง ูŠูŽู‚ู’ุชูŽุถููŠู’ู‡ู ูƒูŽู„ูŽุงู…ู ุงู„ุฑูŽู‘ูˆู’ุถูŽุฉู ูˆูŽุฃูŽุตู’ู„ูู‡ูŽุงย 

Kemudian Mushannif menjelaskan pemahaman pendapatnya terdahulu atas โ€œkebolehanโ€ dalam perkataannya, bahwa tidak ada nadzar dalam kaitannya dengan maksiyat, artinya bahwa nadzar maksiyat itu tidak boleh (tidak sah). Seperti ucapan Nadzir โ€œJika aku membunuh si Fulan dengan jalan tidak benar, maka karena Allah wajib melakukan sesuatuโ€. Kecuali nadzar maksiat, yaitu nadzar perkara yang makruh. Seperti nadzar seseorang untuk berpuasa selama satu tahun maka terjadilah nadzar makruh itu dan bagi Nadzir wajib melaksanakannya. Demikian juga tidak sah nadzar wajib dalam arti wajib โ€˜Ain, seperti shalat lima waktu. Adapun wajib kifayah, maka bagi Nadzir melaksanakan nadzarnya, sebagaimana keterangan yang sesuai dengan perkataan kitab Raudhah dan aslinya.

Berdasarkan pengertian di atas, maka tidak sah bernazar akan melakukan hal yang mubah, makruh (menurut penda.pat yangย rajihย [kuat]), dan haram. Begitu juga tidak sah bernazar akan melakukan sesuatu yang wajib atauย fardhu โ€˜ainย baginya, seperti bernazar akan melakukan shalat lima waktu. Sebab shalat lima waktu, meskipun tidak dinazarkan, sudah menjadi kewajiban bagi seorang Muslim (Sayyid Ahmad bin โ€˜Umar As-Syatiri,ย al-Yaqut an-Nafis fi Madzhabi Ibni Idris, hal. 227).

Jawaban No.1

Nadzarnya Inayah tidak gugur, selama masih hidup, Kecuali mati, namun pengecualian mati ini ulama berbeda pendapat ada yang berpendapat gugur dan ada yang berpendapat tidak gugur.

Nadzar ada dua : Nadzar Maliyah dan Nadzar Gharu maliyah

Pandangan ulama tentang Nadzar yang bersifat harta.

Jika nadzarnya seseorang bersifat harta,

  • Menurut Madzahab Hanafi dan Maliki nadzarnya tidak gugur, jika ada wasiat.( walaupun mati)
  • Menurut Syafiโ€™iyah dan Hanabilah Nadzarnya tidak gugur karena sebab kematian baik ada wasiat atau tidak ada wasiat, maka harus diambil dari harta tirkatnya.

Jika Nadzarnya seseorang bukan bersifat harta, ulama beda pendapat.

  • Menurut mayoritas ulama fiqih dari kalangan Hanafi, Maliki Syafi’i dan Hanabilah gugur.,Namun jika orang bernadzar haji maka ada dua pendapat.
  1. Menurut Hanafi, Malikiyah, sedangkan menurut Syafiโ€™iyah gugur kecuali:
  2. Ada kesempatan,melaksanakannya maka wajib diqodlo’ dengan diambilkan dari semua hartanya ( dengan cara badal haji) ( Ini menurut Syafiiyah dan Hanabilah)

Jika seseorang tidak mampu sehingga melanggar Nadzarnya maka ia wajib membayar kaffat diantaranya ia boleh memilih 1 diantara 3

  1. Memerdekakan budak
  2. Memberi makan 10 orang miskin dan juga memberi pakaian kepada mereka.
  3. Berpuasa tiga hari berturut-turut

Jawaban .No 2

Syarat-syarat Nadzar

  1. Islam.Karena adanya Nazar itu harus Qurbah ( mendekatkan diri kepada Allah), sedang pekerjaan orang kafir tidak diminati dengan qurbah ini Menurut Hanafi Maliki Syafiโ€™iyah tetapi menurut Hambali boleh/sah nadzar walau bukan islam.
  2. Baligh
  3. Berakal
  4. Merdeka
  5. Ikhtiyar

Rukun-rukun nadzar ada tiga:

1-orang-rang yang nadzar
2-perkara yang dinadzari
3-sighat (ucapan yang menunjukkan nadzar)โ€™

Dalam masalah sighat, adalah adanya lafal (ucapan) yang menunjukkan adanya penetapan dan dalam pengertian penetapan (mewajibkan) ini adalah keterangan bab dlaman (tanggungan). Yaitu seperti kata โ€˜Demi Allah wajib atasku perkara seperti ini atau wajib atasku perkara seperti ini. Maka sighat tidak sah hanya sekedar niat (tanpa diucapkan), sebagaimana juga tidak sah semua aqad hanya dengan niat. Juga tidak sah sighat yang tidak menunjukkan penetapan (mewajibkan) seperti ucapan: โ€˜Saya melakukan seperti iniโ€™.
Kitab Tadzhib halaman 254

ุงู„ู…ูˆุณูˆุนุฉ ุงู„ูู‚ู‡ูŠุฉ -ูฃูกูฉูคูฉย 

ู†ุฐุฑ
ุงู„ุชุนุฑูŠู:
ูก-ย ุงู„ู†ุฐุฑย ู„ุบุฉ: ู‡ูˆ ุงู„ู†ุญุจุŒ ูˆู‡ูˆ ู…ุง ูŠู†ุฐุฑู‡ ุงู„ุฅู†ุณุงู† ููŠุฌุนู„ู‡ ุนู„ู‰ ู†ูุณู‡ ู†ุญุจุง ูˆุงุฌุจุงุŒ ูŠู‚ุงู„: ู†ุฐุฑ ุนู„ู‰ ู†ูุณู‡ ู„ู„ู‡ ูƒุฐุงุŒ ูŠู†ุฐุฑุŒ ูˆูŠู†ุฐุฑุŒ ู†ุฐุฑุง ูˆู†ุฐูˆุฑุงุŒ ูƒู…ุง ูŠู‚ุงู„: ุฃู†ุฐุฑ ูˆุฃู†ุฐุฑ ู†ุฐุฑุงุŒ ุฅุฐุง ุฃูˆุฌุจุช ุนู„ู‰ ู†ูุณูƒ ุดูŠุฆุง ุชุจุฑุนุงุŒ ู…ู† ุนุจุงุฏุฉ ุฃูˆ ุตุฏู‚ุฉุŒ ุฃูˆ ุบูŠุฑ ุฐู„ูƒ (ูก) .
ูˆุงู„ู†ุฐุฑย ุงุตุทู„ุงุญุง: ุฅู„ุฒุงู… ู…ูƒู„ู ู…ุฎุชุงุฑ ู†ูุณู‡ ู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุจุงู„ู‚ูˆู„ ุดูŠุฆุง ุบูŠุฑ ู„ุงุฒู… ุนู„ูŠู‡ ุจุฃุตู„ ุงู„ุดุฑุน (ูข)
ุงู„ุฃู„ูุงุธ ุฐุงุช ุงู„ุตู„ุฉ:
ุฃ – ุงู„ูุฑุถ:
ูข –ย ู…ู† ู…ุนุงู†ูŠ ุงู„ูุฑุถ ููŠ ุงู„ู„ุบุฉ: ุงู„ุฅูŠุฌุงุจุŒ ูŠู‚ุงู„: ูุฑุถ ุงู„ุฃู…ุฑ: ุฃูˆุฌุจู‡ุŒ ูˆูุฑุถ ุนู„ูŠู‡:
ูƒุชุจู‡ ุนู„ูŠู‡ (ูก) . ูˆููŠ ุงู„ุงุตุทู„ุงุญ: ู…ุง ูŠุซุงุจ ุงู„ุดุฎุต ุนู„ู‰ ูุนู„ู‡ุŒ ูˆูŠุนุงู‚ุจ ุนู„ู‰ ุชุฑูƒู‡ (ูข) .
ูˆุงู„ุตู„ุฉ ุจูŠู†ย ุงู„ู†ุฐุฑย ูˆุงู„ูุฑุถ: ุฃู†ย ุงู„ู†ุฐุฑย ุฃูˆุฌุจู‡ ุงู„ุดุฎุต ุนู„ู‰ ู†ูุณู‡ุŒ ูˆุงู„ูุฑุถ ูˆุฌุจ ุจุฅูŠุฌุงุจ ุงู„ุดุฑุน.
ุจ – ุงู„ุชุทูˆุน:
ูฃ –ย ุงู„ุชุทูˆุน ููŠ ุงู„ู„ุบุฉ: ุงู„ุชุจุฑุนุŒ ูŠู‚ุงู„ ุชุทูˆุน ุจุงู„ุดูŠุก ุชุจุฑุน ุจู‡ (ูฃ) .
ูˆููŠ ุงู„ุงุตุทู„ุงุญ: ู‡ูˆ ุทุงุนุฉ ุบูŠุฑ ูˆุงุฌุจุฉ (ูค) .
ูˆุงู„ุตู„ุฉ ุจูŠู† ุงู„ุชุทูˆุน ูˆุงู„ู†ุฐุฑย ุฃู†ย ุงู„ู†ุฐุฑย ููŠู‡ ุงู„ุชุฒุงู… ุจุงู„ูุนู„ุŒ ุจุฎู„ุงู ุงู„ุชุทูˆุน ูู„ุง ุงู„ุชุฒุงู… ููŠู‡.
ุฌ – ุงู„ูŠู…ูŠู†:
ูค-ย ู…ู† ู…ุนุงู†ูŠ ุงู„ูŠู…ูŠู† ููŠ ุงู„ู„ุบุฉ: ุงู„ุญู„ู. ู„ุฃู†ู‡ู… ูƒุงู†ูˆุง ุฅุฐุง ุชุญุงู„ููˆุง ุถุฑุจ ูƒู„ ูˆุงุญุฏ ู…ู†ู‡ู… ูŠู…ูŠู†ู‡ ุนู„ู‰ ูŠู…ูŠู† ุตุงุญุจู‡ (ูฅ) .
ูˆุงู„ูŠู…ูŠู† ุงุตุทู„ุงุญุง: ุชุญู‚ูŠู‚ ุฃู…ุฑ ุบูŠุฑ ุซุงุจุชุŒ ู…ุงุถูŠุง ูƒุงู† ุฃูˆ ู…ุณุชู‚ุจู„ุงุŒ ู†ููŠุง ุฃูˆ ุฅุซุจุงุชุงุŒ ู…ู…ูƒู†ุง ุฃูˆู…ู…ุชู†ุนุงุŒ ู…ุน ุงู„ุนู„ู… ุจุงู„ุญุงู„ ุฃูˆ ุงู„ุฌู‡ู„ ุจู‡ (ูก) .
ู…ุดุฑูˆุนูŠุฉย ุงู„ู†ุฐุฑ:
ูฅ –ย ู„ุง ุฎู„ุงู ุจูŠู† ุงู„ูู‚ู‡ุงุก ููŠ ุตุญุฉย ุงู„ู†ุฐุฑย ููŠ ุงู„ุฌู…ู„ุฉุŒ ูˆูˆุฌูˆุจ ุงู„ูˆูุงุก ุจู…ุง ูƒุงู† ุทุงุนุฉ ู…ู†ู‡ (ูข) .
ูˆู‚ุฏ ุงุณุชุฏู„ูˆุง ุนู„ู‰ ุฐู„ูƒ ุจุงู„ูƒุชุงุจ ูˆุงู„ุณู†ุฉ ูˆุงู„ุฅุฌู…ุงุน.
ุฃู…ุง ุงู„ูƒุชุงุจ ุงู„ูƒุฑูŠู… ูุจุขูŠุงุช ู…ู†ู‡ุง ู‚ูˆู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰: ูˆู„ูŠูˆููˆุง ู†ุฐูˆุฑู‡ู… (ูฃ) ูˆู…ู†ู‡ุง ู…ุง ู‚ุงู„ู‡ ุณุจุญุงู†ู‡ ููŠ ุดุฃู† ุงู„ุฃุจุฑุงุฑ ูŠูˆููˆู† ุจุงู„ู†ุฐุฑย ูˆูŠุฎุงููˆู† ูŠูˆู…ุง ูƒุงู† ุดุฑู‡ ู…ุณุชุทูŠุฑุง (ูค) .ูˆู…ุง ู‚ุงู„ู‡ ุฌู„ ุดุฃู†ู‡: ูˆู…ู†ู‡ู… ู…ู† ุนุงู‡ุฏ ุงู„ู„ู‡ ู„ุฆู† ุขุชุงู†ุง ู…ู† ูุถู„ู‡ ู„ู†ุตุฏู‚ู† ูˆู„ู†ูƒูˆู†ู† ู…ู† ุงู„ุตุงู„ุญูŠู† ูู„ู…ุง ุขุชุงู‡ู… ู…ู† ูุถู„ู‡ ุจุฎู„ูˆุง ุจู‡ ูˆุชูˆู„ูˆุง ูˆู‡ู… ู…ุนุฑุถูˆู† ูุฃุนู‚ุจู‡ู… ู†ูุงู‚ุง ููŠ ู‚ู„ูˆุจู‡ู… ุฅู„ู‰ ูŠูˆู… ูŠู„ู‚ูˆู†ู‡ ุจู…ุง ุฃุฎู„ููˆุง ุงู„ู„ู‡ ู…ุงูˆุนุฏูˆู‡ ูˆุจู…ุง ูƒุงู†ูˆุง ูŠูƒุฐุจูˆู† (ูก) ูˆุฃู…ุง ุงู„ุณู†ุฉ ุงู„ู†ุจูˆูŠุฉ ุงู„ู…ุทู‡ุฑุฉ ูุจุฃุญุงุฏูŠุซ ู…ู†ู‡ุง ู…ุง ูˆุฑุฏ ุนู† ุนุงุฆุดุฉ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ุง ุฃู† ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู‚ุงู„: ู…ู† ู†ุฐุฑ ุฃู† ูŠุทูŠุน ุงู„ู„ู‡ ูู„ูŠุทุนู‡ุŒ ูˆู…ู† ู†ุฐุฑ ุฃู† ูŠุนุตูŠู‡ ูู„ุง ูŠุนุตู‡ (ูข) ูˆู…ุง ูˆุฑุฏ ุนู† ุงุจู† ุนู…ุฑ ุฃู† ุนู…ุฑ ุจู† ุงู„ุฎุทุงุจ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ู…ุง ุณุฃู„ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูู‚ุงู„: ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุฅู†ูŠ ู†ุฐุฑุช ููŠ ุงู„ุฌุงู‡ู„ูŠุฉ ุฃู† ุฃุนุชูƒู ูŠูˆู…ุง ููŠ ุงู„ู…ุณุฌุฏ ุงู„ุญุฑุงู… ููƒูŠู ุชุฑู‰ุŸ ู‚ุงู„: ุงุฐู‡ุจ ูุงุนุชูƒู ูŠูˆู…ุง ูˆููŠ ุฑูˆุงูŠุฉ ุฃุฎุฑู‰ ุฃู†ู‡ ู‚ุงู„ ู„ู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…: ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ุŒ ุฅู†ูŠ ู†ุฐุฑุช ููŠ ุงู„ุฌุงู‡ู„ูŠุฉ ุฃู† ุฃุนุชูƒู ู„ูŠู„ุฉ ููŠ ุงู„ู…ุณุฌุฏ ุงู„ุญุฑุงู…. ูู‚ุงู„ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…: ุฃูˆู ุจู†ุฐุฑูƒ (ูฃ) .ูˆู…ุง ุฑูˆู‰ ุนู…ุฑุงู† ุจู† ุงู„ุญุตูŠู† ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ุฃู† ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู‚ุงู„: ุฎูŠุฑ ุฃู…ุชูŠ ู‚ุฑู†ูŠุŒ ุซู… ุงู„ุฐูŠู† ูŠู„ูˆู†ู‡ู…ุŒ ุซู… ุงู„ุฐูŠู† ูŠู„ูˆู†ู‡ู…ุŒุซู… ุฅู† ุจุนุฏูƒู… ุจู‚ูˆู…ุง ูŠุดู‡ุฏูˆู† ูˆู„ุง ูŠุณุชุดู‡ุฏูˆู†ุŒ ูˆูŠุฎูˆู†ูˆู† ูˆู„ุง ูŠุคุชู…ู†ูˆู†ุŒ ูˆูŠู†ุฐุฑูˆู† ูˆู„ุง ูŠููˆู†ุŒ ูˆูŠุธู‡ุฑ ููŠู‡ู… ุงู„ุณู…ู† (ูก) .
ูˆุฃู…ุง ุงู„ุฅุฌู…ุงุน ูุญูƒู‰ ุงุจู† ุฑุดุฏ (ุงู„ุญููŠุฏ) ุงุชูุงู‚ ุงู„ูู‚ู‡ุงุก ุนู„ู‰ ู„ุฒูˆู… ุงู„ู†ุฐุฑย ุงู„ู…ุทู„ู‚ ููŠ ุงู„ู‚ุฑุจุŒ ูˆู‚ุงู„ ุงุจู† ู‚ุฏุงู…ุฉ: ุฃุฌู…ุน ุงู„ู…ุณู„ู…ูˆู† ุนู„ู‰ ุตุญุฉ ุงู„ู†ุฐุฑย ููŠ ุงู„ุฌู…ู„ุฉุŒ ูˆู„ุฒูˆู… ุงู„ูˆูุงุก ุจู‡ (ูข) .
ุญูƒู…ย ุงู„ู†ุฐุฑ:
ูฆ –ย ุงุฎุชู„ู ุงู„ูู‚ู‡ุงุก ููŠ ูู‰ ุตูุฉ ุงู„ู†ุฐุฑ
ุงู„ุดุฑุนูŠุฉ ุนู„ู‰ ุงุชุฌุงู‡ูŠู†:
ุงู„ุงุชุฌุงู‡ ุงู„ุฃูˆู„:ย ูŠุฑู‰ ุฃู†ย ุงู„ู†ุฐุฑย ู…ู†ุฏูˆุจ ุฅู„ูŠู‡ุŒ ูˆุฅู† ูƒุงู† ู„ุจุนุถู‡ู… ุชูุตูŠู„ ููŠ ู†ูˆุนย ุงู„ู†ุฐุฑย ุงู„ุฐูŠ ูŠูˆุตู ุจุฐู„ูƒ.
ูู‚ุฏ ุฐู‡ุจ ุงู„ุญู†ููŠุฉ ุฅู„ู‰ ุฃู†ย ุงู„ู†ุฐุฑย ู‚ุฑุจุฉ ู…ุดุฑูˆุนุฉุŒ ูˆู„ุง ูŠุตุญ ุฅู„ุง ุจู‚ุฑุจุฉ ู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ู…ู† ุฌู†ุณู‡ุง ูˆุงุฌุจ.
ูˆุฐู‡ุจ ุงู„ู…ุงู„ูƒูŠุฉ ุฅู„ู‰ ุฃู†ย ุงู„ู†ุฐุฑย ุงู„ู…ุทู„ู‚ – ูˆู‡ูˆ ุงู„ุฐูŠ ูŠูˆุฌุจู‡ ุงู„ู…ุฑุก ุนู„ู‰ ู†ูุณู‡ ุดูƒุฑุง ู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ู…ุง ูƒุงู† ูˆู…ุถู‰ – ู…ุณุชุญุจ.
ูˆุฐู‡ุจ ุงู„ู‚ุงุถูŠ ูˆุงู„ุบุฒุงู„ูŠ ูˆุงู„ู…ุชูˆู„ูŠ ู…ู† ุงู„ุดุงูุนูŠุฉ ุฅู„ู‰ ุฃู†ย ุงู„ู†ุฐุฑย ู‚ุฑุจุฉ.
ูˆู‚ุงู„ ุงุจู† ุงู„ุฑูุนุฉ: ุงู„ุธุงู‡ุฑ ุฃู†ู‡ ู‚ุฑุจุฉ ููŠ ู†ุฐุฑ

Nadzar
Definisi:

  1. Secara bahasa, nadzar berarti sumpah atau janji, yaitu sesuatu yang dijanjikan seseorang atas dirinya sendiri sehingga menjadi kewajiban baginya. Contohnya, seseorang mengatakan, “Aku bernadzar kepada Allah akan melakukan ini,” baik berupa ibadah, sedekah, atau lainnya. Dalam istilah syaraโ€™, nadzar adalah kewajiban yang diikatkan oleh seorang mukallaf yang berakal dan memilih secara sukarela dengan ucapan untuk Allah Ta’ala, terhadap sesuatu yang tidak wajib baginya menurut hukum asal syariat.

Kata-Kata yang Berkaitan:
a. Fardhu:
2. Dalam bahasa, fardhu berarti kewajiban. Secara istilah, fardhu adalah suatu amalan yang pelakunya diberi pahala dan yang meninggalkannya mendapat hukuman. Hubungan antara nadzar dan fardhu adalah bahwa nadzar diwajibkan oleh diri sendiri, sedangkan fardhu diwajibkan oleh syariat.

b. Tathawwu’ (Amalan Sunnah):
3. Dalam bahasa, tathawwu’ berarti pemberian secara sukarela. Secara istilah, tathawwu’ adalah ketaatan yang tidak wajib. Hubungan antara tathawwu’ dan nadzar adalah bahwa nadzar melibatkan komitmen untuk melaksanakan suatu amal, sedangkan tathawwu’ tidak memiliki komitmen tersebut.

c. Yamin (Sumpah):
4. Dalam bahasa, yamin berarti sumpah, dinamakan demikian karena dahulu orang yang bersumpah akan saling meletakkan tangan kanannya di atas tangan kanan pihak lain. Secara istilah, yamin adalah penegasan terhadap suatu hal yang belum pasti, baik masa lalu maupun masa depan, dengan pernyataan positif atau negatif, baik hal tersebut mungkin atau mustahil, dengan pengetahuan atau tanpa pengetahuan tentangnya.

Disyariatkannya Nadzar:
5. Para ulama sepakat bahwa nadzar pada dasarnya adalah sah dan wajib dipenuhi selama berkaitan dengan ketaatan. Hal ini didasarkan pada Al-Qur’an, sunnah, dan ijma’:

a. Al-Qur’an:
Di antaranya firman Allah:

  • “Dan hendaklah mereka memenuhi nadzar-nadzar mereka” (QS. Al-Hajj: 29).
  • “Mereka memenuhi nadzar dan takut akan suatu hari yang keburukannya merata di mana-mana” (QS. Al-Insan: 7).
  • Firman-Nya tentang orang-orang munafik: “Dan di antara mereka ada yang berjanji kepada Allah, ‘Sesungguhnya jika Allah memberikan kepada kami sebagian dari karunia-Nya, niscaya kami akan bersedekah dan termasuk orang-orang yang saleh.’ Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu dan berpaling, dan mereka adalah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran)” (QS. At-Taubah: 75-76).

b. Sunnah Nabi:

  • Dari Aisyah radhiyallahu โ€˜anha, Rasulullah ๏ทบ bersabda: “Barang siapa bernadzar untuk taat kepada Allah, hendaklah ia memenuhinya. Dan barang siapa bernadzar untuk bermaksiat kepada Allah, maka janganlah ia memenuhinya” (HR. Bukhari dan Muslim).
  • Dari Ibnu Umar, bahwa Umar bin Khattab bertanya kepada Rasulullah ๏ทบ, “Ya Rasulullah, aku bernadzar di masa jahiliah untuk beriktikaf sehari di Masjidil Haram, bagaimana pendapatmu?” Rasulullah menjawab: “Penuhilah nadzarmu.”

c. Ijma’:
Ibnu Rusyd (cucu) menyatakan bahwa para ulama sepakat atas wajibnya menepati nadzar yang bersifat ketaatan. Ibnu Qudamah juga menegaskan bahwa umat Islam telah sepakat tentang sahnya nadzar secara umum dan kewajiban untuk memenuhinya.

Hukum Nadzar:
6. Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum syar’i nadzar, terbagi menjadi dua pendapat:
Pendapat pertama: Menyatakan bahwa nadzar adalah sunnah, meskipun sebagian ulama memberikan rincian tentang jenis nadzar tertentu.

  • Mazhab Hanafi: Nadzar adalah ibadah yang disyariatkan, tetapi hanya sah jika berupa ketaatan yang serupa dengan kewajiban syarโ€™i.
  • Mazhab Maliki: Nadzar mutlak (sebagai bentuk syukur atas nikmat yang telah terjadi) adalah dianjurkan.
  • Sebagian ulama Syafiโ€™i, seperti Al-Qadhi, Al-Ghazali, dan Al-Mutawalli, juga menyebutkan bahwa nadzar adalah ibadah yang disunnahkan.

Sebagian mendefinisikan nadzar secara syara’ sebagai berikut:

โ€ฆ ูˆูŽุดูŽุฑู’ุนู‹ุง ุงู„ูˆูŽุนู’ุฏู ุจูุงู„ุฎูŽูŠู’ุฑู ุฎูŽุงุตู‘ูŽุฉู ุฃูˆ ุงูู„ู’ุชูุฒูŽุงู…ู ู‚ูุฑู’ุจูŽุฉู‹ ู„ูŽู…ู’ ุชูŽุชูŽุนูŽูŠู‘ูŽู†ู’ ุจูุฃุตู’ู„ู ุงู„ุดู‘ูŽุฑู’ุนูโ€ฆ ูˆูŽุงู„ุซู‘ูŽุงู†ูู‰ ุฃู†ู’ ูŠูŽูƒููˆู†ูŽ ุบูŽูŠู’ุฑูŽ ู…ูุนูŽู„ู‘ูŽู‚ู ูƒูŽุฃู†ู’ ูŠูŽู‚ููˆู„ูŽ ู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู‘ูŽ ุตูŽูˆู’ู…ูŒ ุฃูˆ ุญูŽุฌู‘ูŒ ุฃูˆ ุบูŽูŠู’ุฑู ุฐูŽู„ููƒูŽ.ูŒ ูˆ ูŽุฌู‘ูŒ ูˆ ูŽูŠู’ุฑู ูŽู„ููƒูŽ..


Syarat-Syarat Nadzar


ู…ูˆุณูˆุนุฉ ุงู„ูู‚ู‡ูŠุฉ ;2778/31949

ุดุฑุงุฆุทย ุงู„ู†ุฐุฑุŒ ูˆู‡ูŠ: ุงู„ุฅุณู„ุงู… ูˆุงู„ุจู„ูˆุบ ูˆุงู„ุนู‚ู„ ูˆุงู„ุญุฑูŠุฉ ูˆุงู„ุงุฎุชูŠุงุฑุŒ ูˆู„ุชูุตูŠู„ู‡ุง ูŠุฑุงุฌุน ุจุงุจย ุงู„ู†ุฐุฑ.

ุงู„ู…ูˆุณูˆุนุฉ ุงู„ูู‚ู‡ูŠุฉ – 2523/31949

(6)ย ุงู„ู†ุฐุฑุŒ ููŠุดุชุฑุท ุฅุณู„ุงู… ุงู„ู†ุงุฐุฑุŒ ู„ุฃู†ย ุงู„ู†ุฐุฑย ู„ุง ุจุฏ ุฃู† ูŠูƒูˆู† ู‚ุฑุจุฉุŒ ูˆูุนู„ ุงู„ูƒุงูุฑ ู„ุง ูŠูˆุตู ุจูƒูˆู†ู‡ ู‚ุฑุจุฉ. ูˆู‡ุฐุง ู…ุฐู‡ุจ ุงู„ุญู†ููŠุฉ ูˆุงู„ู…ุงู„ูƒูŠุฉ ูˆุธุงู‡ุฑ ู…ุฐู‡ุจ ุงู„ุดุงูุนูŠุฉ. ูˆูŠุตุญ ุนู†ุฏ ุงู„ุญู†ุงุจู„ุฉ. ู‚ุงู„ ุตุงุญุจ ูƒุดุงู ุงู„ู‚ู†ุงุน: (1) ูˆูŠุตุญย ุงู„ู†ุฐุฑย ู…ู† ูƒุงูุฑ ูˆู„ูˆ ุจุนุจุงุฏุฉุŒ ู„ุญุฏูŠุซ ุนู…ุฑ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ู‚ุงู„: ู‚ู„ุช ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡: ุฅู†ูŠ ูƒู†ุช ู†ุฐุฑุช ููŠ ุงู„ุฌุงู‡ู„ูŠุฉ ุฃู† ุฃุนุชูƒู ู„ูŠู„ุฉุŒ ูู‚ุงู„ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…: ุฃูˆู ุจู†ุฐุฑูƒ. (2)

Rukun-rukunya Nadzar

ูˆูŽุฃุฑู’ูƒูŽุงู†ูู‡ู ุซูŽู„ุงูŽุซูŽุฉูŒ: ู†ูŽุงุฐูุฑูŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ุฐููˆุฑูŒ ูˆูŽุตููŠู’ุบูŽุฉูŒ โ€ฆ ูˆูŽููู‰ ุงู„ุตู‘ููŠุบูŽุฉู ูƒูŽูˆู†ูู‡ูŽุง ู„ูŽูู’ุธู‹ุง ูŠูุดู’ุนูุฑู ุจูุงู„ู„ุฅู„ู’ุชูุฒูŽุงู…ู ูˆูŽููู‰ ู…ูŽุนู’ู†ูŽุงู‡ู ู…ูŽุง ู…ูŽุฑู‘ูŽ ููู‰ ุงู„ุถู‘ูŽู…ูŽุงู†ู ูƒูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู‘ูŽ ูƒูŽุฐูŽุง ูˆูŽุนูŽู„ูŽูŠู‘ูŽ ูƒูŽุฐูŽุง ููŽู„ุงูŽ ุชูŽุตูุญู‘ู ุจูุงู„ู†ููŠู‘ูŽุฉู ูƒูŽุณูŽุงุฆูุฑู ุงู„ุนูู‚ููˆุฏู ูˆูŽู„ุงูŽ ุจูู…ูŽุง ู„ุงูŽูŠูุดู’ุนูุฑู ุจูุงู„ุฅู„ู’ุชูุฒูŽุงู…ู ูƒูŽุฃูŽูู’ุนูŽู„ู ูƒูŽุฐูŽุง.

Nadzar tidak gugur karena sebab kematian


ุงู„ู…ูˆุณูˆุนุฉ ุงู„ูู‚ู‡ูŠุฉ – 25639/31949

ุญ –ย ุงู„ู†ุฐุฑ:
88 –ย ุฅุฐุง ู…ุงุช ู…ู† ูˆุฌุจ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ู†ุฐุฑ ุฏูˆู† ุฃู† ูŠููŠ ุจู‡ุŒ ูู‡ู„ ูŠุจุทู„ ุงู„ุชุฒุงู…ู‡ ุจุงู„ู…ูˆุช ุฃู… ู„ุงุŸ
ูุฑู‚ ุงู„ูู‚ู‡ุงุก ููŠ ุฐู„ูƒ ุจูŠู† ุงู„ู†ุฐุฑุงู„ู…ุงู„ูŠ ย ูƒุงู„ุตุฏู‚ุฉ ูˆุงู„ุนุชู‚ ูˆู†ุญูˆู‡ู…ุงุŒ ูˆุจูŠู† ุบูŠุฑ ุงู„ู…ุงู„ูŠ ูƒุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุตูˆู… ูˆุงู„ุญุฌ ูˆุงู„ุงุนุชูƒุงู ูˆู†ุญูˆู‡ุงุŒ ูˆุจูŠุงู† ุฐู„ูƒ ููŠู…ุง ูŠู„ูŠ:
ุฃ –ย ุงู„ู†ุฐุฑย ุงู„ู…ุงู„ูŠ:
89 –ย ุงุฎุชู„ู ุงู„ูู‚ู‡ุงุก ููŠ ุญูƒู… ู…ู† ู†ุฐุฑ ููŠ ุตุญุชู‡ ูˆู†ุญูˆู‡ุงุŒ ุซู… ู…ุงุช ู‚ุจู„ ุงู„ูˆูุงุก ุจู†ุฐุฑู‡ ูˆุฐู„ูƒ ุนู„ู‰ ู‚ูˆู„ูŠู†:
ุงู„ู‚ูˆู„ ุงู„ุฃูˆู„:ย ู„ู„ุญู†ููŠุฉ ูˆุงู„ู…ุงู„ูƒูŠุฉุŒ ูˆู‡ูˆ ุนุฏู… ุณู‚ูˆุทย ุงู„ู†ุฐุฑย ุจู…ูˆุชู‡ ุฅุฐุง ุฃูˆุตู‰ ุจุฃู† ูŠูˆูู‰ ู…ู† ู…ุงู„ู‡ุŒ ูˆูŠุฎุฑุฌ ู…ู† ุซู„ุซู‡ ูƒุณุงุฆุฑ ุงู„ูˆุตุงูŠุงุŒ ูุฅู† ู„ู… ูŠูˆุต ุจู‡ ุณู‚ุท ููŠ ุฃุญูƒุงู… ุงู„ุฏู†ูŠุงุŒ ูˆู„ุง ูŠุฌุจ ุนู„ู‰ ุงู„ูˆุฑุซุฉ ุฅุฎุฑุงุฌู‡ ู…ู† ู…ุงู„ู‡ู… ุฅู„ุง ุฃู† ูŠุชุทูˆุนูˆุง ุจู‡ (1) .
ุงู„ู‚ูˆู„ ุงู„ุซุงู†ูŠ:ย ู„ู„ุดุงูุนูŠุฉ ูˆุงู„ุญู†ุงุจู„ุฉุŒ ูˆู‡ูˆ ุฃู†ย ุงู„ู†ุฐุฑย ู„ุง ูŠุณู‚ุท ุจู…ูˆุชู‡ุŒ ุจู„ ูŠุคุฎุฐ ู…ู† ุฑุฃุณ ู…ุงู„ ุชุฑูƒุชู‡ ูƒุณุงุฆุฑ ุฏูŠูˆู† ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุฃูˆุตู‰ ุจุฐู„ูƒ ุฃูˆ ู„ู… ูŠูˆุต ุจู‡ (2) .
ุจย –ย ุงู„ู†ุฐุฑย ุบูŠุฑ ุงู„ู…ุงู„ูŠ:
90 –ย ูุฑู‚ ุงู„ูู‚ู‡ุงุก ููŠ ุฐู„ูƒ ุจูŠู† ู…ุง ุฅุฐุง ูƒุงู† ุงู„ู…ู†ุฐูˆุฑ ุจู‡ ุญุฌุง ุฃูˆ ุตูˆู…ุง ุฃูˆ ุตู„ุงุฉ ุฃูˆ ุงุนุชูƒุงูุง ุนู„ู‰ ุงู„ู†ุญูˆ ุงู„ุชุงู„ูŠ:
ุฃ – ูุฅู† ูƒุงู†ย ุงู„ู†ุฐุฑย ุตู„ุงุฉุŒ ูู…ุงุช ุงู„ู†ุงุฐุฑ ู‚ุจู„ ูุนู„ู‡ุง ูู‚ุฏ ุฐู‡ุจ ุฌู…ู‡ูˆุฑ ุงู„ูู‚ู‡ุงุก ู…ู† ุงู„ุญู†ููŠุฉ ูˆุงู„ู…ุงู„ูƒูŠุฉ ูˆุงู„ุดุงูุนูŠุฉ ูˆุงู„ุญู†ุงุจู„ุฉ ุฅู„ู‰ ุณู‚ูˆุทู‡ุง ุจู…ูˆุชู‡ุŒ ูู„ุง ูŠุตู„ูŠ ุฃุญุฏ ุนู† ุงู„ู…ูŠุชุŒ ู„ุฃู† ุงู„ุตู„ุงุฉ ู„ุง ุจุฏู„ ู„ู‡ุงุŒ ูˆู‡ูŠ ุนุจุงุฏุฉ ุจุฏู†ูŠุฉ ู„ุง ูŠู†ูˆุจ ุฃุญุฏ ุนู† ุงู„ู…ูŠุช ููŠ ุฃุฏุงุฆู‡ุง (1) .
ุจ – ูˆุฅู† ูƒุงู†ย ุงู„ู†ุฐุฑย ุญุฌุงุŒ ูˆู…ุงุช ุงู„ู†ุงุฐุฑ ู‚ุจู„ ุงู„ุชู…ูƒู† ู…ู† ุฃุฏุงุฆู‡ ู„ุฃูŠ ุนุฐุฑ ู…ู† ุงู„ุฃุนุฐุงุฑ ุงู„ุดุฑุนูŠุฉ ูู‚ุฏ ุงุฎุชู„ู ุงู„ูู‚ู‡ุงุก ููŠ ุฐู„ูƒ ุนู„ู‰ ู‚ูˆู„ูŠู†:
ุฃุญุฏู‡ู…ุง:ย ู„ู„ุญู†ููŠุฉ ูˆุงู„ู…ุงู„ูƒูŠุฉ ูˆุงู„ุดุงูุนูŠุฉุŒ ูˆู‡ูˆ ุฃู†ู‡ ูŠุณู‚ุท ุนู†ู‡ ูˆู„ุง ุดูŠุก ุนู„ูŠู‡ (2) .ูˆุงู„ุซุงู†ูŠ:ย ู„ู„ุญู†ุงุจู„ุฉ ููŠ ุงู„ู…ุฐู‡ุจุŒ ูˆู‡ูˆ ุฃู†ู‡ ูŠุฌุจ ุฃู† ูŠุฎุฑุฌ ุนู†ู‡ ู…ู† ุฌู…ูŠุน ู…ุงู„ู‡ ู…ุง ูŠุญุฌ ุจู‡ ุนู†ู‡ุŒ ูˆู„ูˆ ู„ู… ูŠูˆุต ุจุฐู„ูƒ (1) .ูˆุฅุฐุง ู…ุงุช ุจุนุฏ ุฃู† ุชู…ูƒู† ู…ู† ุฃุฏุงุฆู‡ ูˆู„ู… ูŠุญุฌุŒ ูู‚ุฏ ุงุฎุชู„ู ุงู„ูู‚ู‡ุงุก ููŠ ุณู‚ูˆุทู‡ ุนู„ู‰ ู‚ูˆู„ูŠู†:
ุงู„ู‚ูˆู„ ุงู„ุฃูˆู„:ย ู„ู„ุญู†ููŠุฉ ูˆุงู„ู…ุงู„ูƒูŠุฉุŒ ูˆู‡ูˆ ุฃู†ู‡ ูŠุณู‚ุท ุจูˆูุงุฉ ุงู„ู†ุงุฐุฑุŒ ูˆู„ุง ูŠู„ุฒู… ูˆุฑุซุชู‡ ุงู„ุญุฌ ุนู†ู‡ุŒ ูู„ุง ูŠุคุฎุฐ ู…ู† ุชุฑูƒุชู‡ ุดูŠุก ู„ุฃุฌู„ ู‚ุถุงุก ู…ุง ูˆุฌุจ ุนู„ูŠู‡ ู…ู† ุญุฌ ุฅู„ุง ุฅุฐุง ุฃูˆุตู‰ ุจุฐู„ูƒุŒ ูุฅู†ู‡ ูŠู†ูุฐ ููŠ ุญุฏูˆุฏ ุซู„ุซ ุชุฑูƒุชู‡ (2) .
ุงู„ู‚ูˆู„ ุงู„ุซุงู†ูŠ:ย ู„ู„ุดุงูุนูŠุฉ ูˆุงู„ุญู†ุงุจู„ุฉุŒ ูˆู‡ูˆ ุฃู†ู‡ ุตุงุฑ ุจุงู„ุชู…ูƒู† ุฏูŠู†ุง ููŠ ุฐู…ุชู‡ุŒ ูˆูŠุฌุจ ู‚ุถุงุคู‡ ู…ู† ุฌู…ูŠุน ุชุฑูƒุชู‡ ุฅู† ุชุฑูƒ ู…ุงู„ุงุŒ ุจุฃู† ูŠุญุฌ ูˆุงุฑุซู‡ ุนู†ู‡ ุฃูˆ ูŠุณุชุฃุฌุฑ ู…ู† ูŠุญุฌ ุนู†ู‡ุŒ ุณูˆุงุก ุฃูˆุตู‰ ุจุฐู„ูƒ ุฃูˆ ู„ู… ูŠูˆุตุŒ ูุฅู† ู„ู… ูŠุชุฑูƒ ู…ุงู„ุงุŒ ุจู‚ูŠย ุงู„ู†ุฐุฑย ููŠ ุฐู…ุชู‡ุŒ ูˆู„ุง ูŠู„ุฒู… ุงู„ูˆุฑุซุฉ ุจู‚ุถุงุฆู‡ ุนู†ู‡ (3) .ุฌ – ูˆุฅู† ูƒุงู†ย ุงู„ู†ุฐุฑย ุตูˆู…ุงุŒ ูู…ุงุช ุงู„ู†ุงุฐุฑ ู‚ุจู„ ูุนู„ู‡ ูู‚ุฏ ุงุฎุชู„ู ุงู„ูู‚ู‡ุงุก ููŠ ุณู‚ูˆุทู‡ ุนู„ู‰ ู‚ูˆู„ูŠู†:
ุฃุญุฏู‡ู…ุง:ย ู„ู„ุญู†ููŠุฉ ูˆุงู„ู…ุงู„ูƒูŠุฉ ูˆุงู„ุดุงูุนูŠุฉ ููŠ ุงู„ู…ุฐู‡ุจุŒ ูˆู‡ูˆ ุฃู† ุงู„ุตูˆู… ูŠุณู‚ุท ุจู…ูˆุชู‡ุŒ ูู„ุง ูŠุตูˆู… ุนู†ู‡ ุฃุญุฏุŒ ู„ุฃู† ุงู„ุตูˆู… ุงู„ูˆุงุฌุจ ุฌุงุฑ ู…ุฌุฑู‰ ุงู„ุตู„ุงุฉุŒ ููƒู…ุง ุฃู†ู‡ ู„ุง ูŠุตู„ูŠ ุฃุญุฏ ุนู† ุฃุญุฏุŒ ูู„ุง ูŠุตูˆู… ุฃุญุฏ ุนู† ุฃุญุฏ (1) .

ูˆุงู„ุซุงู†ูŠ:ย ู„ู„ุญู†ุงุจู„ุฉ ูˆุงู„ุดุงูุนูŠ ููŠ ุงู„ู‚ุฏูŠู…ุŒ ูˆู‡ูˆ ุฃู†ู‡ ู„ุง ูŠุณู‚ุท ุจู…ูˆุชู‡ุŒ ูˆูŠุตูˆู… ุนู†ู‡ ูˆู„ูŠู‡ุŒ ูˆุฐู„ูƒ ู„ุฃู†ย ุงู„ู†ุฐุฑย ุงู„ุชุฒุงู… ููŠ ุงู„ุฐู…ุฉ ุจู…ู†ุฒู„ุฉ ุงู„ุฏูŠู†ุŒ ููŠู‚ุจู„ ู‚ุถุงุก ุงู„ูˆู„ูŠ ู„ู‡ ูƒู…ุง ูŠู‚ุถูŠ ุฏูŠู†ู‡.ุบูŠุฑ ุฃู† ุงู„ุตูˆู… ู„ูŠุณ ุจูˆุงุฌุจ ุนู„ู‰ ุงู„ูˆู„ูŠ ููŠ ู‚ูˆู„ ุงู„ุญู†ุงุจู„ุฉ ูˆุงู„ุดุงูุนูŠ ููŠ ุงู„ู‚ุฏูŠู…ุŒ ุจู„ ู‡ูˆ ู…ุณุชุญุจ ู„ู‡ ุนู„ู‰ ุณุจูŠู„ ุงู„ุตู„ุฉ ู„ู‡ ูˆุงู„ู…ุนุฑูˆู (2)

Nadzar

88. Jika orang yang memiliki kewajiban nadzar meninggal dunia sebelum melaksanakannya, apakah kewajibannya gugur karena kematian atau tidak?
Para ulama membedakan antara nadzar yang bersifat harta seperti sedekah, memerdekakan budak, dan sejenisnya, dengan nadzar yang bersifat non-harta seperti shalat, puasa, haji, dan iโ€™tikaf. Penjelasannya sebagai berikut:

A. Nadzar yang bersifat harta
89. Para ulama berbeda pendapat mengenai seseorang yang bernadzar terkait harta dalam keadaan sehat lalu meninggal sebelum memenuhi nadzarnya:

  • Pendapat pertama: Mazhab Hanafi dan Maliki menyatakan bahwa kewajiban nadzar tidak gugur karena kematian jika ia berwasiat agar nadzar tersebut dipenuhi dari hartanya. Nadzar itu diambil dari sepertiga hartanya seperti wasiat-wasiat lainnya. Namun, jika ia tidak berwasiat, maka kewajibannya gugur dalam hukum dunia, dan para ahli waris tidak wajib memenuhinya kecuali mereka melakukannya secara sukarela.
  • Pendapat kedua: Mazhab Syafiโ€™i dan Hanbali menyatakan bahwa nadzar tidak gugur dengan kematian. Nadzar tersebut harus dipenuhi dari seluruh harta warisan seperti halnya utang kepada Allah Ta’ala, baik almarhum berwasiat atau tidak.

B. Nadzar yang bersifat non-harta
90. Para ulama membedakan hukumnya berdasarkan jenis nadzar, apakah berupa haji, puasa, shalat, atau iโ€™tikaf:

  1. Jika nadzar berupa shalat:

    • Jika orang yang bernadzar meninggal sebelum melaksanakannya, mayoritas ulama (Hanafi, Maliki, Syafiโ€™i, dan Hanbali) berpendapat bahwa kewajiban shalatnya gugur dengan kematiannya. Tidak seorang pun dapat melaksanakan shalat untuk menggantikan orang yang meninggal karena shalat adalah ibadah fisik yang tidak dapat diwakilkan.
  2. Jika nadzar berupa haji:

    • Jika orang yang bernadzar meninggal sebelum mampu melaksanakan haji karena adanya uzur syarโ€™i, maka:
      • Pendapat pertama: Mazhab Hanafi, Maliki, dan Syafiโ€™i menyatakan kewajibannya gugur, dan tidak ada kewajiban apa pun atasnya.
      • Pendapat kedua: Mazhab Hanbali berpendapat bahwa haji harus dilaksanakan dari seluruh hartanya, meskipun ia tidak berwasiat.
    • Jika orang yang bernadzar meninggal setelah mampu melaksanakan haji tetapi tidak melakukannya, maka:
      • Pendapat pertama: Mazhab Hanafi dan Maliki menyatakan kewajibannya gugur dengan kematian, dan ahli waris tidak diwajibkan untuk melaksanakannya kecuali almarhum telah berwasiat. Wasiat tersebut hanya dilaksanakan dari sepertiga harta.
      • Pendapat kedua: Mazhab Syafiโ€™i dan Hanbali menyatakan bahwa kemampuan melaksanakan haji menjadikan nadzar tersebut sebagai utang dalam tanggungan almarhum. Oleh karena itu, nadzar tersebut harus dipenuhi dari seluruh harta warisan, baik ia berwasiat maupun tidak. Jika tidak ada harta yang ditinggalkan, maka nadzar tetap menjadi tanggungan almarhum, tetapi ahli waris tidak diwajibkan untuk melaksanakannya.
  3. Jika nadzar berupa puasa:

    • Jika orang yang bernadzar meninggal sebelum melaksanakan puasanya, maka:
      • Pendapat pertama: Mazhab Hanafi, Maliki, dan Syafiโ€™i (pendapat dalam mazhab) menyatakan bahwa kewajibannya gugur, dan tidak seorang pun dapat menggantikannya karena puasa wajib serupa dengan shalat. Sebagaimana shalat tidak dapat diwakilkan, puasa pun demikian.
      • Pendapat kedua: Mazhab Hanbali dan pendapat lama dalam Mazhab Syafiโ€™i menyatakan bahwa kewajiban puasa tidak gugur. Walinya dianjurkan untuk melaksanakan puasa tersebut sebagai pengganti, karena nadzar adalah tanggungan dalam diri yang menyerupai utang. Meskipun demikian, pelaksanaan puasa oleh wali hanya bersifat sunah sebagai bentuk kasih sayang dan kebajikan terhadap almarhum.

.

Membayar kaffar/ tebusan bagi yang tidak mampu ( melanggar nadzar )

ูุชุญ ุงู„ู‚ุฑูŠุจ ุจุงุจ ุงู„ู†ุฐุฑ

ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูŽู„ู’ุฒูู…ู ุงู„ู†ูŽู‘ุฐู’ุฑู) ุฃูŽูŠู’ ู„ูŽุง ูŠูŽู†ู’ุนูŽู‚ูุฏู (ุนูŽู„ูŽู‰ ุชูŽุฑู’ูƒู ู…ูุจูŽุงุญู) ุฃูŽูˆู’ ููŽุนู’ู„ูู‡ู ููŽุงู„ู’ุฃูŽูˆูŽู‘ู„ู (ูƒูŽู‚ูŽูˆู’ู„ูู‡ู ู„ูŽุง ุขูƒูู„ู ู„ูŽุญู’ู…ุงู‹ ูˆูŽู„ูŽุง ุฃูŽุดู’ุฑูŽุจู ู„ูŽุจูŽู†ุงู‹ ูˆูŽู…ูŽุง ุฃูŽุดู’ุจูŽู‡ูŽ ุฐูŽู„ููƒูŽ) ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูุจูŽุงุญู ูƒูŽู‚ูŽูˆู’ู„ูู‡ู ู„ูŽุง ุฃูŽู„ู’ุจูุณู ูƒูŽุฐูŽุงุŒ ูˆูŽุงู„ุซูŽู‘ุงู†ููŠู’ ู†ูŽุญู’ูˆู ุขูƒูู„ู ูƒูŽุฐูŽุง ูˆูŽุฃูŽุดู’ุฑูŽุจู ูƒูŽุฐูŽุงุŒ ูˆูŽุฃูŽู„ู’ุจูุณู ูƒูŽุฐูŽุงุŒ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุฎูŽุงู„ูŽููŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุฐู’ุฑูŽ ุงู„ู’ู…ูุจูŽุงุญูŽ ู„ูŽุฒูู…ูŽู‡ู ูƒูŽููŽุงุฑูŽุฉู ูŠูŽู…ููŠู’ู†ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุฑูŽู‘ุงุฌูุญู ุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ู’ุจูŽุบูŽูˆููŠูู‘ุŒ ูˆูŽุชูŽุจูุนูŽู‡ู ุงู„ู’ู…ูุญูŽุฑูŽู‘ุฑู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูู†ู’ู‡ูŽุงุฌู ู„ูŽูƒูู†ู’ ู‚ูŽุถูŽูŠูุฉู ูƒูŽู„ูŽุงู…ู ุงู„ุฑูŽู‘ูˆู’ุถูŽุฉู ูˆูŽุฃูŽุตู’ู„ูู‡ูŽุง ุนูŽุฏูŽู…ู ุงู„ู„ูู‘ุฒููˆู’ู…ู

Artinya:” Dan tidak wajib suatu nadzar, artinya tidak bisa terjadi suatu nadzar untuk meninggalkan perkara yang dimubahkan atau melaksanakan perkara mubah, maka sebagai contoh pertama. seperti ucapan si nadzir (yang nadzarl) โ€œAku tidak akan memakan daging dan tidak akan memium susu serta barang mubah yang menyerupainya, seperti ucapan si nadzir : โ€œSaya tidak akan memakai ituโ€.

Adapun yang kedua, yaitu seperti (ucapan nadzir, .) : โ€œAku akan memakan itu, meminum itu dan memakan ituโ€. Jika si Nadzir menyalahi nadzar yang dimubahkan itu, maka baginya wajib membayar kafarat sumpah bagi pendapat yang unggul menurut Imam Baghawi, dan keterangan kitab Muharrar dan Minhaj mengikuti pendapat Imam Baghawi, tetapi menurut sebenarnya keterangan kitab Raudhah dan asalnya, yaitu tidak ada kewajiban membayar kafarat.

ุงู„ู…ูˆุณูˆุนุฉ ุงู„ูู‚ู‡ูŠุฉ – 3115/31949
ุฌย – ุฃุซุฑ ุงู„ุฅุนุณุงุฑ ููŠ ุณู‚ูˆุทย ุงู„ู†ุฐุฑ:
7 –ย ุฐู‡ุจ ุงู„ุญู†ููŠุฉ ูˆุงู„ุดุงูุนูŠุฉ ุฅู„ู‰ ุฃู†ู‡ ุฅู† ู†ุฐุฑ ุงู„ุชุตุฏู‚ ุจุดูŠุกุŒ ูˆู„ูŠุณ ููŠ ู…ู„ูƒู‡ ุฅู„ุง ุฃู‚ู„ ู…ู†ู‡ุŒ ู„ุง ูŠู„ุฒู…ู‡ ุบูŠุฑู‡ุŒ ู„ุฃู†ย ุงู„ู†ุฐุฑย ุจู…ุง ู„ุง ูŠู…ู„ูƒ ู„ุง ูŠุตุญ. (3)
ูˆุฐู‡ุจ ุงู„ู…ุงู„ูƒูŠุฉ ุฅู„ู‰ ุฃู† ู…ู† ู†ุฐุฑ ู…ุง ู„ุง ูŠู…ู„ูƒ ู„ุฒู…ู‡ ุฅู† ู‚ุฏุฑ ุนู„ูŠู‡ุŒ ูุฅู† ู„ู… ูŠู‚ุฏุฑ ู„ุฒู…ู‡ ุจุฏู„ู‡ ุฃูˆ ุจุฏู„ ุจุฏู„ู‡ุŒ ูู„ูˆ ู†ุฐุฑ ุจุฏู†ุฉ ู„ุฒู…ุชู‡ุŒ ูุฅู† ุฃุนุณุฑ ุนู†ู‡ุง ูุจู‚ุฑุฉุŒ ูุฅู† ุฃุนุณุฑ ุนู†ู‡ุง ูุณุจุน ุดูŠุงู‡ุŒ ูู„ูˆ ู‚ุฏุฑ ุนู„ู‰ ู…ุง ุฏูˆู† ุงู„ุณุจุนุฉ ู…ู† ุงู„ุบู†ู… ูุฅู†ู‡ ู„ุง ูŠู„ุฒู…ู‡ ุฅุฎุฑุงุฌ ุดูŠุก ู…ู† ุฐู„ูƒุŒ ูˆู‡ูˆ ุธุงู‡ุฑ ูƒู„ุงู… ุฎู„ูŠู„ ูˆุงู„ู…ูˆุงู‚ุŒ ูˆููŠ ูƒู„ุงู… ุจุนุถู‡ู… ุฃู†ู‡ ูŠู„ุฒู…ู‡ ุฅุฎุฑุงุฌ ู…ุง ุฏูˆู† ุงู„ุณุจุนุฉ ู…ู† ุงู„ุบู†ู…ุŒ ุซู… ูŠูƒู…ู„ ู…ุง ุจู‚ูŠ ู…ุชู‰ ุฃูŠุณุฑุŒ ู„ุฃู†ู‡ ู„ูŠุณ ุนู„ูŠู‡ ุฃู† ูŠุฃุชูŠ ุจู‡ุง ูƒู„ู‡ุง ููŠ ูˆู‚ุช ูˆุงุญุฏ. (1)
ูˆุนู†ุฏ ุงู„ุญู†ุงุจู„ุฉ: ู…ู† ู†ุฐุฑ ุทุงุนุฉ ู„ุง ูŠุทูŠู‚ู‡ุงุŒ ุฃูˆ ูƒุงู† ู‚ุงุฏุฑุง ุนู„ูŠู‡ุง ูุนุฌุฒ ุนู†ู‡ุง ูุนู„ูŠู‡ ูƒูุงุฑุฉ ูŠู…ูŠู†ุŒ ู„ู…ุง ุฑูˆู‰ ุนู‚ุจุฉ ุจู† ุนุงู…ุฑ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ู‚ุงู„: ู†ุฐุฑุช ุฃุฎุชูŠ ุฃู† ุชู…ุดูŠ ุฅู„ู‰ ุจูŠุช ุงู„ู„ู‡ ุญุงููŠุฉุŒ ูุฃู…ุฑุชู†ูŠ ุฃู† ุฃุณุชูุชูŠ ู„ู‡ุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูุงุณุชูุชูŠุชู‡ ูู‚ุงู„: ู„ุชู…ุด ูˆู„ุชุฑูƒุจ (2) .
ูˆุนู† ุนุงุฆุดุฉ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ุง ุฃู† ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู‚ุงู„: ู„ุง ู†ุฐุฑ ููŠ ู…ุนุตูŠุฉ ุงู„ู„ู‡ุŒ ูˆูƒูุงุฑุชู‡ ูƒูุงุฑุฉ ูŠู…ูŠู†.
ู‚ุงู„: ูˆู…ู† ู†ุฐุฑ ู†ุฐุฑุง ู„ุง ูŠุทูŠู‚ู‡ ููƒูุงุฑุชู‡ ูƒูุงุฑุฉ ูŠู…ูŠู† (3)

ุฏย – ุฃุซุฑ ุงู„ุฅุนุณุงุฑ ููŠ ูƒูุงุฑุฉ ุงู„ูŠู…ูŠู†:
8 –ย ุฅุฐุง ุญู†ุซ ุงู„ุญุงู„ู ููŠ ุงู„ุฃูŠู…ุงู† ูุนู„ูŠู‡ ุงู„ูƒูุงุฑุฉุŒ ู„ู‚ูˆู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ {ูˆู„ูƒู† ูŠุคุงุฎุฐูƒู… ุจู…ุง ุนู‚ุฏุชู… ุงู„ุฃูŠู…ุงู†} (ูค) ุฅู† ุดุงุก ุฃุนุชู‚ ุฑู‚ุจุฉุŒ ูˆุฅู† ุดุงุก ุฃุทุนู… ุนุดุฑุฉ ู…ุณุงูƒูŠู† ุฃูˆ ูƒุณุงู‡ู…ุŒ ูุฅู† ู„ู… ูŠุฌุฏ ูุตูŠุงู… ุซู„ุงุซุฉ ุฃูŠุงู… ู…ุชุชุงุจุนุงุชุŒ ู„ู‚ูˆู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰: {ููƒูุงุฑุชู‡ ุฅุทุนุงู… ุนุดุฑุฉ ู…ุณุงูƒูŠู† ู…ู† ุฃูˆุณุท ู…ุง ุชุทุนู…ูˆู† ุฃู‡ู„ูŠูƒู… ุฃูˆูƒุณูˆุชู‡ู… ุฃูˆ ุชุญุฑูŠุฑ ุฑู‚ุจุฉ} (ูก) ุนู„ู‰ ุงู„ุชุฎูŠูŠุฑ ุจูŠู†ู‡ุง {ูู…ู† ู„ู… ูŠุฌุฏ ูุตูŠุงู… ุซู„ุงุซุฉ ุฃูŠุงู…} ูˆู‚ุฑุฃ ุงุจู† ู…ุณุนูˆุฏ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ (ุซู„ุงุซุฉ ุฃูŠุงู… ู…ุชุชุงุจุนุงุช) ูˆู‚ุฑุงุกุชู‡ ู…ุน ุดุฐูˆุฐู‡ุง ุนู†ุฏ ุงู„ู‚ุฑุงุก ู‡ูŠ ูƒุงู„ุฎุจุฑ ุงู„ู…ุดู‡ูˆุฑ ู…ู† ุญูŠุซ ุงู„ุฑูˆุงูŠุฉ.
ูู…ู‚ุชุถู‰ ู‡ุฐุง ุฃู† ุงู„ุฅุนุณุงุฑ ุจุงู„ุนุชู‚ ุฃูˆ ุงู„ุฅุทุนุงู… ุฃูˆ ุงู„ูƒุณูˆุฉ ูŠู†ุชู‚ู„ ุจู‡ ุงู„ู…ุนุณุฑ ุฅู„ู‰ ุงู„ุตูŠุงู… .ูˆุงู„ู„ู‡ ุฃุนู„ู… ุจุงู„ุตูˆุงุจ

C. Pengaruh Ketidakmampuan dalam Gugurnya Nadzar

7. Ulama Hanafiyah dan Syafiโ€™iyah berpendapat bahwa jika seseorang bernadzar untuk bersedekah dengan sesuatu yang nilainya lebih besar dari apa yang dimilikinya, maka ia tidak diwajibkan memenuhi lebih dari apa yang dimilikinya. Sebab, nadzar terhadap sesuatu yang tidak dimiliki tidak sah.

Mazhab Malikiyah berpendapat bahwa jika seseorang bernadzar dengan sesuatu yang tidak ia miliki, maka nadzar tersebut tetap wajib dipenuhi jika ia mampu. Jika ia tidak mampu, maka ia diwajibkan mengganti dengan sesuatu yang lain atau penggantinya. Misalnya, jika ia bernadzar seekor unta, maka unta tersebut menjadi kewajiban baginya. Jika ia tidak mampu memenuhinya, maka ia mengganti dengan seekor sapi. Jika tidak mampu lagi, maka ia mengganti dengan tujuh ekor kambing. Namun, jika ia hanya mampu memberikan kurang dari tujuh ekor kambing, ia tidak diwajibkan mengeluarkan apa pun. Pendapat ini sesuai dengan keterangan Khalil dan Al-Mawaq. Namun, sebagian ulama menyatakan bahwa ia tetap wajib memberikan apa yang dimilikinya di bawah tujuh ekor kambing, lalu melengkapi sisanya jika ia mampu di kemudian hari. Sebab, ia tidak diwajibkan memberikan semua secara langsung dalam waktu bersamaan.

Mazhab Hanabilah menyatakan bahwa jika seseorang bernadzar untuk melakukan suatu ketaatan yang tidak mampu ia laksanakan, atau sebelumnya mampu tetapi kemudian tidak sanggup melaksanakannya, maka ia diwajibkan membayar kafarat sumpah. Hal ini berdasarkan hadis dari โ€˜Uqbah bin Amir radhiyallahu โ€˜anhu yang berkata: โ€œSaudari perempuanku bernadzar untuk berjalan ke Baitullah tanpa alas kaki. Lalu ia memerintahkanku untuk meminta fatwa kepada Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam. Maka aku memintakan fatwa untuknya, lalu Rasulullah bersabda: โ€˜Hendaklah ia berjalan, tetapi juga boleh menaiki kendaraan.โ€™โ€

Juga berdasarkan hadis dari Aisyah radhiyallahu โ€˜anha bahwa Nabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda: โ€œTidak ada nadzar dalam kemaksiatan kepada Allah, dan kafaratnya adalah kafarat sumpah.โ€ Nabi bersabda: โ€œBarang siapa bernadzar dengan sesuatu yang tidak mampu ia lakukan, maka kafaratnya adalah kafarat sumpah.โ€


D. Pengaruh Ketidakmampuan dalam Kafarat Sumpah

8. Jika seseorang melanggar sumpahnya, maka ia diwajibkan membayar kafarat, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

โ€œTetapi Allah akan menghukum kalian karena sumpah yang kalian teguhkan.โ€ (QS. Al-Maโ€™idah: 89)

Ia boleh memilih salah satu dari tiga bentuk kafarat:

  1. Memerdekakan seorang budak.
  2. Memberi makan sepuluh orang miskin dengan makanan yang biasa ia berikan kepada keluarganya, atau memberikan pakaian kepada mereka.
  3. Jika ia tidak mampu melakukan salah satu dari ketiganya, maka ia diwajibkan berpuasa selama tiga hari berturut-turut.

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:

โ€œMaka kafaratnya adalah memberi makan sepuluh orang miskin dari makanan yang biasa kalian berikan kepada keluarga kalian, atau memberi pakaian kepada mereka, atau memerdekakan seorang budak. Barang siapa tidak mampu melakukannya, maka ia harus berpuasa selama tiga hari.โ€ (QS. Al-Maโ€™idah: 89)

Ibnu Masโ€™ud radhiyallahu โ€˜anhu membaca ayat tersebut dengan tambahan โ€œtiga hari berturut-turut.โ€ Meskipun bacaan ini dianggap tidak mutawatir, ia memiliki kedudukan seperti hadis masyhur dari sisi periwayatannya.

Dari sini, dapat disimpulkan bahwa ketidakmampuan dalam memerdekakan budak, memberi makan, atau memberi pakaian, menyebabkan orang yang bersangkutan berpindah kewajiban ke bentuk kafarat lainnya, yaitu puasa.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Slot77 Daun77 akurat77 https://itgid.org/public/4d/ https://itgid.org/public/scatter/ slot77 slot online Demo Slot Pg https://aekbilah.tapselkab.go.id/aseng/ Slot Online Gacor https://aekbilah.tapselkab.go.id/dior/ https://www.uobam.co.id/public/assets/ Toto 4D https://wiki.clovia.com/ Slot Gacor Gampang Maxwin Slot77 Daun77 Daun77 slot thailand Daun77 slot77 4d Usutoto situs slot gacor Usutoto Usutoto slot toto slot Daun77 Daun77 Daun77 Akurat77 Akurat77 Akurat77 Akurat77 MBAK4D MBAK4D DWV99 DWV138 DWVGAMING METTA4D MBAK4D MBAK4D MBAK4D METTA4D DWV99 DWV99 MBAK4D MBAK4D MBAK4D SLOT RAFFI AHMAD METTA4D https://aekbilah.tapselkab.go.id/toto4d/ https://aekbilah.tapselkab.go.id/spaceman/ METTA4D METTA4D METTA4D demo slot MBAK4D METTA4D MINI1221 https://www.concept2.cz/ https://berlindonerkebab.ca/ togel malaysia sabung ayam online tototogel slot88 MBAK4D MBAK4D DWV138 METTA4D