CARA BERKURBAN YANG BENAR JIKA TERJADI PERBEDAAN HARI RAYA IDUL ADHA

CARA BERKURBAN YANG BENAR,JIKA TERJADI PERBEDAAN HARI RAYA IDUL ADHA.

Assalaamualaikum.

Kurban di titipkan ke Masjid yang hari Idul adha-nya berbeda

Deskrispi masalah

Perbedaan itu rahmat, jika sama kenapa harus beda, jika beda kenapa tidak saling menghargai,begitu bunyi slogan memaknai perbedaan, tahun lalu idul fitri yang berbeda dan sekarang justru Idul Adha, idul Adha identik dengan sembelihan hewan kurban, sekalipun memaklumi perbedaan tetap saja masih menyisakan problema. Sebut saja si imam ( Pemilik Hewan Qurban) , ia meyakini bahwa Idul Adha jatuh pada hari Kamis, namun ia sudah terlanjur menitipkan hewan kurbannya ke Masjid yang merayakan hari raya pada hari Rabu, oleh pihak masjid ( Takmir masjid ) Sementara Qurban itu disembelih pada hari rabu, si imam ( pemilik Qurban) pun bertanya-tanya apakah sah kurbannya disembelih pada hari itu sedang ia meyakini hari raya idul Adha jatuh pada Kamis?

Pertanyaan

  1. Sah kah hewan kurban si imam yang oleh pihak masjid disembelih pada hari rabu? Jika tidak sah, bagaimanakah solusinya?
  2. Apakah pihak yang menyembelih hewan kurban ber-keharusan untuk dloman (ganti rugi), mengingat kurban itu tidak disembelih pada hari Kamis.

Waalikum salam.

Jawaban.
Untuk mengetahui sah dan tidaknya pelaksanaan qurban penting adanya kehati- hatian sebagaimana keterangan ibarah berikut:

كاشفة السجا على سفينة النجا. فى باب الصوم

واعلم أنه يثبت رمضان بشهادة العدل وإن دل الحساب القطعي على عدم إمكان رؤيته كما نقله ابن قاسم عن الرملي وهو المعتمد خلافاً لما نقله القليوبي فإنه ضعيف فليحف قال ذلك كله المدابغي

Dan ketahuilah sesungguhnya Ramadhan ditetapkan dengan kesaksian orang adil meskipun hisab qot’i (hitungan pasti) menunjukkan tidak mungkin terjadinya rukyah hilal, seperti keterangan yang dikutip oleh Ibnu Qosim dari Romli. Ini adalah pendapat yang mu’tamad yang bertolak belakang dengan keterangan yang dikutip oleh Qulyubi karena pendapatnya tersebut adalah yang dhoif, seperti yang dikatakan oleh Mudabighi

قال المرغني ودليل الاكتفاء في ثبوته بالعدل الواحد ما صح عن ابن عمر رضي اﷲعنهما أخبرت رسول اﷲ صلى اﷲ عليه وسلّم أني رأيت الهلال فصام وأمر الناس بصيامه اه قوله أخبرت رسول اﷲ صلى اﷲ عليه وسلّم أي بلفظ الشهادة ويكفي في الشهادة أشهد أني رأيت الهلال وإن لم يقل وإن غداً من رمضان

Murghini berkata, “Dalil dicukupkannya penetapan Ramadhan dengan satu orang adil adalah hadis yang shohih dari Ibnu Umar rodhiallahu ‘anhuma, “ Aku memberitahu kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bahwa aku melihat hilal (Ramadhan). Kemudian beliau berpuasa dan memerintahkan orang-orang untuk berpuasa.” Perkataan Ibnu Umar, Aku memberitahu kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama adalah dengan lafadz syahadah ( kesaksian ). Dalam bersyahadah atau bersaksi, cukup mengucapkan, “Aku bersaksi sesungguhnya aku telah melihat hilal,” meskipun tidak mengucapkan, “Sesungguhnya besok sudah masuk Ramadhan.

” والمعنى في ثبوته بالواحد الاحتياط للصوم ومثله سائر العبادات كالوقوف بالنسبة لهلال ذي الحِجة وهي شهادة حسبة بكسر الحاء أي لا مرجوٌ بها ثواب الدنيا فلا تحتاج إلى سبق دعوى

Dan adapun arti pokok ditetapkannya Ramadhan dengan satu orang adil adalah karena ihtiyat ( berhati-hati ) dalam berpuasa. Begitu juga, ibadah-ibadah lain, seperti; wukuf, dengan artian bahwa ditetapkannya Dzulhijah dengan rukyah hilal oleh satu orang adil.

Adapun yang dimaksud syahadah disini adalah syahadah hisbah ( kesaksian yang mencukupi yang lainnya ), maksudnya, syahadah yang tidak diharapkan adanya pahala di dunia. Oleh karena itu,syahadah tersebut tidak perlu ada dakwaan terlebih dahulu.

قال المدابغي ولو رجع عن شهادته بعد شروعهم في الصوم أو بعد حكم الحاكم ولوقبل شروعهم لزمهم الصوم ويفطرون بإتمام العدة وإن لم يروا هلال شوال


Mudabighi berkata, “Apabila orang adil itu mencabut syahadah atau kesaksiannya tentang rukyah hilal, padahal orang-orang sudah mulai berpuasa atau apabila ia mencabut syahadah-nya setelah ditetapkan dan diputuskan oleh hakim ( Menteri Agama ) meskipun orang-orang belum mulai berpuasa, maka wajib atas mereka berpuasa dan mereka nantinya berbuka dengan menggenapkan Ramadhan menjadi 30 hari meskipun mereka melihat hilal Syawal.”

Dari keterangan diatas bahwa Penetapan awal bulan romadhon,dan penetapan awal bulan dzulhijjah, dan penetapan hari raya idul fitri dan penetapan hari raya idul adha itu berdasarkan ru’yatul hilal.

Jadi misalkan jika penetapan ru’ yatul hilal bulan Dzulhijjah tanggal 1 jatuh pada hari senin maka Hari raya idul adha yang berdasarkan ru’yatul hilal tersebut bertepatan pada hari Rabu, tanggal 10 maka benar dan sah si penerima wakil qurban itu dalam melaksanakan menyembelih hewan kurbannya. Dengan alasan karena penyembelihan qurban mulai dari hari rabu sampai berakhirnya ayyamuttasyri’ ( yaitu tanggal 11,12,13 bulan dzulhijjah ) begitu juga halnya disembelih hari Kamis juga sah. . Alasannya karena masih masuk dalam hari tasyrik. Namun dia berdosa karena tidak mengikuti terhadap anjuran sipemilik Qurban .Akan tetapi jika disembelih pada hari selasa, maka hukum penyembelihan qurban tidak sah karena masih belum masuk tgl 10. ( hari qurban ) Dan ia wajib mengganti hewan yang disembelih karena masih belum masuk hari qurban. Namun sembelihannya halal jika sudah memenuhi syarat ” Ad-Dzabhu”. Namun tidak disebut daging qurban. Dengan alasan karena hewan qurban dilaksanan penyembelihan nya belum masuk tanggal 10 yang semestinya mulai dari hari Rabu sampai berakhirnya ayyamuttasyri’ ( yaitu tanggal 11,12,13 bulan dzulhijjah ) . Dan ia berdosa disebabkan ketidak amanahan dalam melaksanakan tugasnya.( jika disembelih hari selasa) begitu juga hari rabu.

Kesimpulan jika pelaksanaan Qurban sudah tepat sesuai dengan keputusan Mentri Agama , maka hukum kurbanya sah dan tidak perlu adanya Dhoman atau ganti. Dan jika salah dalam melaksanakan penyembelihan hewan Qurban dengan tidak mengikuti keputusan menteri Agama walaupun dirinya meyakini akan kebenarannya dengan Ru’yatul hilal, maka hukum Qurbannya tidak sah , kecuali apabila hakim (Menteri Agama) tersebut menawarkannya untuk bersyahadah, bahkan wajib menetapkan Dzulhijjah berdasarkan syahadah-nya itu.” Alasannya karena hal qurban menyangkut kepentingan umum tidak untuk pribadi. Jika tidak adanya syahadah, maka dalam hal ini, Wakil penerima Qurban ( Takmir /pengurus masjid atau panitia Qurban ) wajib menggantinya. ( jika disembelih sebelum masuk tgl 10 ).

Wakil berkewajiban melaksanakan pekerjaan sesuai dengan apa yang ditentukan kepadanya oleh pihak yang mewakilkan ( muwakkil ), mulai dari zaman, tempat, jenis, harga dan kadar, seperti tempo, waktu pelunasan, dan selainnya. Atau meminta bukti yang kuat terkait dengan kalamnya muwakkil, baik berupa pengetahuan penduduk sekitar muwakkil. Apabila hal ini tidak ditemukan juga, maka ia berkewajiban melakukan pekerjaan yang dilakukan dengan prinsip hati-hati .

Keterangan wajibnya mengikuti tersebut jika tidak menyalahi terhadap aturan syariat, dan sebaliknya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penyembelihan hewan kurban yaitu harus memastikan pihak yang berkurban sudah memasuki tanggal 10 Hijriah dari bulan Dzulhijjah.Atau meminta bukti yang kuat terkait dengan kalamnya muwakkil, baik berupa pengetahuan penduduk sekitar muwakkil. Apabila hal ini tidak ditemukan juga, maka ia berkewajiban melakukan pekerjaan yang dilakukan dengan prinsip hati-hati .

Adapun kesalahan yang berkaitan dengan waktu penyembelihan hewan kurban, menjadikan pihak yang ditunjuk sebagai wakil mudlahhi (pihak yang berkurban) wajib mengganti hewan kurbannya mudlahhi karena kurban tersebut menjadi tidak sah, jika disembelih belum masuk waktu penyembelihan qurban ( belum masuk tg 10). Dan apabila wakil bertindak di luar ketentuan muwakkil sebagamana telah disebutkan, maka pentasarufan harta tersebut menjadi rusak, dan ia bertanggung jawab dalam mengganti rugi harga hewan sesuai hari diterimanya hewan tersebut oleh mudlahhi, atau dengan harga mitsil .

Referensi:

بغية المسترشدين ص: ١٥٠

ويجب على الوكيل موافقة ما عين له الموكل من زمان ومكان وجنس ثمن وقدره كالأجل والحلول وغيرها أو دلت عليه قرينة قوية من كلام الموكل أو عرف أهل ناحيته فإن لم يكن شىء من ذلك لزمه العمل بالأحوط نعم لو عين الموكل سوقا أو قدرا أو مستريا ودلت القرائن على ذلك لغير غرض أو لم تدل وكانت المصلحة في حلافه جاز للوكيل مخالفته ولا يلزم فعل ما وكل فيه اهـ.

حاشية إعانة الطالبين ج ٣ص١٠٦

ومتى خالف شيأ مما ذكر فسد تصرفه وضمن قيمته يوم التسليم ولو مثليا  

مغني المحتاج [٤ /٢٨٧]

(ويدخل وقتها) أي التضحية (إذا ارتفعت الشمس كرمح يوم النحر) وهو العاشر من ذي الحجة (ثم مضى قدر ركعتين) خفيفتين (وخطبتين خفيفتين) فإن ذبح قبل ذلك لم تقع أضحية لخبر الصحيحين أول ما تبدأ به في يومنا هذا نصلي ثم نرجع فتنحر من فعل ذلك فقد أصاب سنتنا ومن ذبح قبل ذلك فإنما هو لحم قدمه لأهله ليس من النسك في شيء ويستثنى من ذلك ما لو وقفوا بعرفة في الثامن غلطا وذبحوا في التاسع ثم بان ذلك أجزأهم تبعا للحج ذكره في المجموع عن الدارمي وهذا إنما يأتي على رأي مرجوح وهو أن الحج يجزىء والأصح أنه لا يجزىء فكذا الأضحية

المنثور في القواعد – الزركشي [١ /١١٤]

ولو ضحى على أن وقت الأضحية قد دخل فلم يكن فالظاهر أنها على ملك مالكها ويدل له حديث شاة الأضحية وقوله شاتك شاة لحم فإنه يقتضي أنها لا تكون أضحية ولا صدقة فإن العبادة إذا وقعت قبل الوقت لا تصح أصلا

الموسوعة الفقهية الكويتية [٥ /٩١]

قال الحنفية يدخل وقت التضحية عند طلوع فجر يوم النحر وهو يوم العيد وهذا الوقت لا يختلف في ذاته بالنسبة لمن يضحي في المصر أو غيره . لكنهم اشترطوا في صحتها لمن يضحي في المصر أن يكون الذبح بعد صلاة العيد ، ولو قبل الخطبة ، إلا أن الأفضل تأخيره إلى ما بعد الخطبة ، وإذا صليت صلاة العيد في مواضع من المصر كفى في صحة التضحية الفراغ من الصلاة في أحد المواضع . وإذا عطلت صلاة العيد ينتظر حتى يمضي وقت الصلاة بأن تزول الشمس ، ثم يذبح بعد ذلك . وأما من يضحي في غير المصر فإنه لا تشترط له هذه الشريطة ، بل يجوز أن يذبح بعد طلوع فجر يوم النحر ، لأن أهل غير المصر ليس عليهم صلاة العيد . وإذا كان من عليه الأضحية مقيما في المصر ، ووكل من يضحي عنه في غيره أو بالعكس ، فالعبرة بمكان الذبح لا بمكان الموكل المضحي ، لأن الذبح هو القربة

المجموع شرح المهذب [٨ /٣٧٦]

(فرع)

إذا جعل شاته أضحية أو نذر الضحية بشاة معينة ثم ذبحها قبل يوم النحر لزمه التصدق بلحمها ولا يجوز له أكل شئ منه ويلزمه ذبح مثلها يوم النحر بدلا عنها وكذا لو ذبح الهدي المعين قبل بلوغ المنسك لزمه التصدق بلحمه ولزمه البدل في وقته ولو باع الهدي أو الاضحية المعينين فذبحه المشتري واللحم باق أخذه البائع وتصدق به وعلى المشتري أرش ما نقص بالذبح ويضم البائع إليه ما يشترى به البدل وفي وجه ضعيف انه لا يغرم المشتري شيئا لان البائع سلطه والمذهب ولو ذبح اجنبي الاضحية المعينة قبل يوم النحر لزمه ما نقص من القيمة بسبب الذبح قال الرافعي ويشبه ان يجئ فيه الخلاف في ان اللحم يصرف إلى مصارف الضحايا ام ينفك عن حكم الاضحية ويعود ملكا كما سبق فيما إذا ذبح الاجنبي يوم النحر وقلنا لا يقع اضحية * ثم ما حصل من الارش ومن اللحم إن عاد ملكا له فيشتري به أضحية يذبحها يوم النحر * ولو نذر أضحية ثم عين شاة عما في ذمته فذبحها اجنبي قبل يوم النحر اخذ اللحم ونقصان اللحم بالذبح وملك الجميع وبقى الاصل في ذمة الناذر والله أعلم

تحفة المحتاج في شرح المنهاج [٤١ /١١٥]

( فإن أتلفها ) أو قصر حتى تلفت أو ضلت أي وقد فات الوق وأيس منها فيما يظهر وبه يجمع بين هذا وما مر آنفا أو سرقت (لزمه) أكثر الأمرين من قيمتها يوم تلفها أو نحوه ومثلها يوم النحر لأنه بالتزامه ذلك التزم النحر وتفرقة اللحم ففيما إذا تساويا أو زادت القيمة يلزمه ( أن يشتري بقيمتها ) يوم نحو الإتلاف ( مثلها ) جنسا ونوعا وسنا ( و ) أن ( يذبحها فيه ) أي الوقت لتعديه ويصير المشتري متعينا للأضحية إن اشتراه بعين القيمة أو في الذمة لكن بنيته كونه عنها وإلا فيجعله بعد الشراء بدلا عنها وقضية كلامهم تعين الشراء بالقيمة فلو كان عنده مثلها لم يجز إخراجه عنها وهو بعيد والذي يظهر إجزاؤه وظاهر كلامهم تمكينه من الشراء وإن خان بإتلاف ونحوه ويوجه بأن الشارع جعل له ولاية الذبح والتفرقة المستدعية لبقاء ولايته حتى على البدل وليست العدالة شرطا هنا حتى تنتقل الولاية للحاكم بخلافه في نحو وصي خان فاندفع توقف الأذرعي في ذلك وبحثه أن الحاكم هو المشتري وفيما إذا زاد المثل يحصل مثلها لحصول ذينك الملتزمين بكل من هذين ولو كانت قيمتها يوم الإتلاف أكثر فرخص الغنم وفضل عن مثلها شيء اشترى كريمة أو شاتين فأكثر فإن لم يجد كريمة ولم توجد شاة ولو بأي صفة كانت بالفاضل أخذ به شقصا بأن يشارك في ذبيحة أخرى وإن لم يجز فإن لم يجده أخذ به لحما على الأوجه فإن لم يجده تصدق بالدراهم على فقير أو أكثر ولا يؤخرها

Demikianlah penjelasan mengenai ketentuan berkurban sah dan tidaknya harus menunggu keputusan Mentri Agama .
Wallahu A’lam.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *