MENGENAL NAFSU DAN SIFAT-SIFATNYA

Assalamualaikum.
Cangkolang abdinah sabelunah. Tak langkong abdinah bedih bertanya. ! Nafsu kaetoh akadhi ponapah ??? Ben ponapah se dikatakan nafsu kaetoh.???

Anyo’onah penjelasnah 🙏

Waalaikum salam.

Jawaban.

Ketahuilah bahwa mengetahui nafsu adalah merupakan perkara yang penting dari setiap perindividu manusia, kenapa demikian? karena sesungguhnya orang yang mengenal terhadap nafsunya (dirinya), maka sungguh ia mengenal Tuhannya. Artinya orang yang mengetahui dengan kerendahan /kehinaan dan ketidak mampuan dan kelemahan dan ketidak abadian dirinya ,maka dia mengetahui kepada kemuliaan dan kekuasaan Allah , dan barang siapa yang bodoh/tidak mengetahui terhadap dirinya, maka ia bodoh terhadap Tuhannya, oleh karena itu wajib atas orang yang berakal untuk menyingsingkan lengan bajunya dengan bersungguh-sungguhlah didalam mencari makrifah dan janganlah sampai terlambat dalam menuntut hal tersebut sebelum mati menjemputnya, dan ia adalah orang yang tertimpa musibah disebabkan karena kebodohannya, maka tidak ada jalan setelah kematian menuju penglihatan hati , Allah berfirman:

وَمَن كَانَ فِي هَٰذِهِ أَعْمَىٰ فَهُوَ فِي الْآخِرَةِ أَعْمَىٰ وَأَضَلُّ سَبِيلًا (٧٢)


قوله تعالى : ومن كان في هذه أعمى أي في الدنيا عن الاعتبار وإبصار الحق فهو في الآخرة أي في أمر الآخرة .

Barang siapa didunia ini buta arttinya dari mengambil pelajaran dan melihat yang hak, maka ia diakhirat buta artinya didalam urusan akhirat, dan dia paling sesatnya jalan. ( Tafsir Al-Qurthubiy ).
Kemudian Ketahuilah bahwa sesungguhnya nafsu yang bersifat ketuhanan itu dia adalah ruh sebelum berhubungan dengan jasad , dan Allah sungguh telah menciptakan banyak ruh sebelum jasad, maka pada waktu itu dia tepat berada di sebelahnya yang haq dan kedekatannya, maka ketika yang hak memerintahkan agar ruh berhubungan dengan jasad, maka dia mengetahui kepada yang lain sementara dia sendiri terhalangi dari yang haq (Allah) itu dikarenakan disibukkannya dari Allah taala (hubungannya kepada Allah). Maka dari itu ia butuh adanya peringatan sebagaimana firman Allah:

وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَىٰ تَنفَعُ الْمُؤْمِنِينَ (٥٥)


( وذكر فإن الذكرى تنفع المؤمنين ) أي : إنما تنتفع بها القلوب المؤمنة

Dan berilah peringatan sesungguhnya peringatan itu bermanfaat kepada orang-orang mukmin “( Tafsir Ibnu Katsir QS.Adzzariyat: 55 ) .

Nafsu itu adalah mutiara yang mulia (bersinar) pada badan, jika menyinari pada dhahirnya badan dan dalamnya (Dhahir batin)nya badan, maka dia berhasil bangun. Dan jika menyinari pada dalamnya badan tanpa luarnya badan, maka dia berhasil tertidur. Dan jika sinarnya terpus secara keseluruhan maka dia hasil mati/meninggal. Dan adapun asal muassal terjadinya setiap kemaksiatan, lupa dan syahwat/keinginan dan syirik itu adalah karena rela terhadap nafsu, ingatlah..!!! Apa kamu tidak melihat bahwa Firaun ketika ia rela dari nafsunya pada setiap kerelaan, maka ia enteng/ membangkang melampaui batas pada banyak kecongkaan, kesombongannya hingga ia sampai pada pengakuan ” Saya adalah Tuhan kamu yang Maha Tinggi. Dan adapun asal muassal timbulnya dari setiap ketaatan, dan menerima peringatan dan iffah/pemaaf dan musyahadah ( tersingkapnya tabir) itu adalah ketidak adanya kerelaan kepada nafsu, maka ketika itulah tidaklah ada sesuatu yang membawa manfaat (lebih bermanfaat) bagi para hamba dibandingkan dari pada mendidik jiwanya. Dan oleh karena itu ungkapan mengambil ibroh pengaruhnya nafsu itu adalah dengan bersungguh-sungguh. Nafsu ada tujuh tingkatan.

1️⃣Nafsu Ammaroh .Nafsu ini condong pada tabiat/keinginan yang bersifat fisik/badan dan menyuruh pada kelezatan dan kesyahwat/keinginan yang dicegah/dilarang oleh syariat dan tergilanya hati terhadap arah yang rendah maka dialah sebuk-buruknya tempat dan sumbernya akhlak yang tercela seperti halnya takabbur dan tamak dan rakus dan syahwat, dan dengki, dan marah, bahil, dan unek-unek yang buruk ( dan tingkatan ini karena menangnya nafsu sebelum mujahadah. Dalil firman Allah:

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ

_Artinya : “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang”_

2️⃣Nafsu Lawamah ia adalah nafsu yang menyinari dengan hati (menyinari hati) maka sekali-kali tunduklah kekuatan akal dan disisi lain ia ingkar dan bermaksiat kemudian ia merasa menyesal disinilah maka ia menyesali terhadap dirinya dan menyalahkan terhadap dirinya dan Nafsu Lawamah inilah sebagai tempatnya penyesalan dikarenakan ia pemulanya keinginan dan terpelesetnya pada kemaksiatan dan sifat ketamakan dan rakusnya. Dalil firman Allah:

وَلَا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ

_Artinya : “Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri)”._

3️⃣Nafsu Muthmainnah ia adalah nafsu yang menyinari dengan sinar hatinya ( menyinari hati) hingga ia melepaskan dari sifat yang hina ( dan merasa tenang menuju kepada banyak kesempurnaan) sedangkan banyak celaannya sebagai pemula dari kesempurnaan kapan orang menempuh/berjalan melalui kakinya maka dia terhitung sebagai ahli thoriqoh dikarenakan dia pindah dari tamkin ( warna ) menuju tamkin pemperdayaan yang memungkinkan. Sedangkan orang yang memiliki nafsu lawwamah adalah mabuk sampainya tiupan banyak angin manusia yang membicarakan sedangkan dia termasuk bagian dari mereka dari jarak jauh dari kuatnya/dahsayatnya hubungan kepada yang haq (Allah yang Maha Tinggi). Dalil firman Allah:

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ﴿٢٧﴾ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ﴿٢٨﴾ فَادْخُلِي فِي عِبَادِي ﴿٢٩﴾ وَادْخُلِي جَنَّتِي ﴿٣٠

_Artinya : Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai; lalu masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku._

4️⃣Nafsu Mulhamah dan nafsu ini yang Allah berikan ilham kepadanya berupa ilmu dan sifat tawadu’, dan menerima dan dermawan , maka karena itulah dia menjadi sumber kesabaran dan menanggung hal- hal yang berat dan syukur. Dalil firman Allah :

فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا

_Artinya : “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”._

5️⃣Nafsu Radhiyah .Nafsu Radhiyah adalah nafsu yang rela terhadap pemberian dari Allah sebagaimana firman Allah (” Dan mereka itu rela dari Allah ). Adapun sifat tingkah laku lakunya sifat Radhiyah itu adalah pasrah bernikmat-nikmatan ( berlezat-lezatan) dengan keheranan sebagaimana dikatakan ( Tambakanlah aku dengan kecintaan padamu dengan tumpang tindih # dan sayanglah dengan keras dengan gulapan keinginanmu yang menjadikan sulit ). Dalil firman Allah:

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ﴿٢٧﴾ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ﴿٢٨﴾ فَادْخُلِي فِي عِبَادِي ﴿٢٩﴾ وَادْخُلِي جَنَّتِي ﴿٣٠

_Artinya : “Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai; lalu masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku._

6️⃣Nafsu Mardhiyah adalah nafsu yang ridho/rela kepada Allah dan nampaknya dalam kerelaan itu terdapat pengaruh ridhonya Allah yang Maha Tinggi.dan orang yang sampai pada tingkatan nafsu mardhiyah dia keramat/mulia dan ikhlas dan ingat ( tidak terlepas mengingat Allah) . Dan pada tingkatan ini orang yang menempuh atau melangkahkan kakinya yang pertama didalam makrifat kepada Allah dengan sebenar-benarnya makrifat yang menjadikan nampak keagungan banyak haliyah pekerjaan/pelaksanaan .

7️⃣Nafsu Kamilah adalah nafsu yang menjadikan banyaknya kesempurnaan yang mempunyai watak perilaku akhlak yang baik yang menaiki pada tingkatan kesempurnaan yang memerintahkan agar kembali kepada hamba untuk memberikan petunjuk kepada mereka dan kesempurnaan mereka sedangkan tingkatan maqomnya nafsu Kamilah adalah maqom tajliyaat (mengagungkan asma’) dan banyak sifat , dan sifat haliyahnya nafsu Kamilah itu adalah lebur kepada Allah ( fana’ billah).” Berjalan kepada Allah menuju Allah dan kembali dari Allah menuju Allah ( Dari Allah kembali kepada Allah), dan tidaklah ada tempat bagi nafsu Kamilah selain kembali kepada Allah sedangkan ilmunya bermanfaat dari Allah. Dengan kata lain nafsu Kamalah Yaitu derajat nafsu yang tertinggi dan yang paling sempurna dan sampailah ke Mukasafah makrifat/mengetahui ALLOH dgn ilmu yaqin Ialah tingkatan langit tertinggi, nafsu yg manjadikan manusia sbg Insan ‘Kamil Mukamil’, yaitu manusia yang sempurna dari yang sempurna.

Demikian penjelasan tentang nafsu dan tingkatannya berserta sifat dan prilakunya. Wallahu A’lam bisshowab.

Referensi:


تنوير القلوب: ص ٤٦٤

فصل فى النفس
إعلم أن معرفة النفس أمر مهم لكل فرد من أفراد الإنسان لأن من عرف نفسه فقد عرف ربه أى بالذل والعجز والضعف والفناء، ومن جهل نفسه فهو ربه أجهل، فعل العاقل أن يشمر عن ساعد الجد فى طلب المعرفة ولايتوانى فى ذلك لئلا يدركه الموت وهو مصاب بعمى الجهل فلا يكون له بعد ذلك سبيل إلى البصيرة، قال تعالى : فمن كان فى هذه أعمى فهو فى الآخرة أعمى وأضل سبيلا.
ثم اعلم أن النفس ربانية هى الروح قبل تعلقها بالأجساد، وقد خلق اﷲ الأرواح قبل الأجساد فكانت حينئذ فى جوار الحق وقربه فلما أمرها الحق أن تتعلق بالأجساد عرف الغير فحجبت عن حضرة الحق بسب شغلها عنه تعالى : فذالك إحتاجت إلى مذكر قال تعالى : وذكر فإن الذكرى تنفع المؤمنين وهى جوهر مشرق على البدن فإن أشرق على ظاهر البدن وباطنه حصلت اليقظة .وإن أشرق على باطن البدن دون ظاهره حصل النوم ، وإن انقطع إشراف بالكلية حصل الموت. وأصل كل معصية وغفلة وشهوة وشرك وهو الرضا عن النفس ألا ترى فرعون[ لما رضى عن نفسه كل الرضا أفرط فى الطويان حتى بلغ به أنه] قال [ أنا ريكم الأعلى ] وأصل كل طاعة ويقظة وعفة ومشاهدة هو عدم الرضى عنها فحينئذ لاشيء أنفع للعبد من تهذيب نفسه. ولها باعتبار تأثرها بالمجاهدة سبع مراتب [ الأولى] النفس [ الأمارة] وهى التى تميل إلى الطبيعة البدنية وتأمر بالذات والشهوات الممنوعة شرعا تجذب القلب إلى الجهة السفلية ، فهى مأوى الشرور ومنبع الأخلاق الذميمة كالكبر والحرص والشهوة والحسد والغضب والبخل والحقد [ وهذه المرتبة لغالب النفوس قبل المجاهد ] [ الثانية] النفس [اللوامة] وهى التى تنورت بنور القلب فتطيع القوة العاقلة تارة وتعصى أخرى ثم تندم فتلوم نفسها وهى منبع الندامة لأنها مبدأ الهوى والعثرة والحرص [ الثالثة ] النفس [ المطمئنة ] وهى التى تنورت بنور القلب حتى تخلت عن صفتها الذميمة [ واطمأن إلى الكمالات] وملامحها مبدأ الكمال متى وضع السالك قدمه عد من أهل الطريقة لانتقاله من التلوين إلى التمكين وصاحبها
سكران هبت عليه نسمات الوصال يخاطب الناس وهو عنهم فى بعد من شدة تعلقه بالحق تعالى:[ الرابعة] النفس [ الملهمة] وهى التى ألهمها الله العلم والتواضع والقناعة والسخاوة فلذا كانت منبع الصبر والتحمل والشكر [ والخامسة ] النفس [ الراضية ] وهى التى رضيت عن الله تعالى كما قال الله تعالى [ ورضوا عنه ] وشأنها التسليم والتلذذ بالحيرة كما قيل:[ زدني بفرط الحب فيك تحيرا# وارحم حشا بلظى هواك تعسّرا]
[ السادسة ] النفس [ المرضية ] وهي التى رضي الله تعالى عنها ويظهر فيها أثر رضاه تعالى وهو الكرامة والإخلاص والذكر وفى هذه المرتبة يضع السالك القدم الأول فى معرفة الله تعالى حق معرفته وفيها يظهر تجلى الأفعال [ السابعة ] النفس [ الكاملة ] وهى التى صارت الكمالات للاربعاء وسجية ومع ذلك تترقى فى الكمال وتؤمر بالرجوع إلى العباد لإرشادهم وتكميلهم مقامها مقام تجليات الأسماء والصفات وحالها البقاء بالله، تسير بالله إلى الله وترجع من الله ، إلى الله.ليس لها مأوى سواه علومها مستفيدة من الله. ..والله أعلم بالصواب

Bab tentang Jiwa

Ketahuilah bahwa mengenal diri sendiri adalah hal yang penting bagi setiap individu, karena barang siapa mengenal dirinya, maka ia telah mengenal Tuhannya, yakni dengan kesadaran akan kehinaan, kelemahan, ketidakberdayaan, dan kefanaan dirinya. Namun, barang siapa yang tidak mengenal dirinya, maka ia lebih bodoh terhadap Tuhannya. Oleh karena itu, orang yang berakal seharusnya berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencari pengetahuan dan tidak lalai dalam hal tersebut, agar tidak dijemput oleh kematian dalam keadaan masih diliputi oleh kebutaan kebodohan, sehingga tidak ada lagi jalan menuju kesadaran setelah itu. Allah berfirman: “Barang siapa yang di dunia ini buta, maka di akhirat ia akan lebih buta dan tersesat lebih jauh.”

Ketahuilah bahwa jiwa yang bersifat ilahiah adalah roh sebelum keterikatannya dengan jasad. Allah menciptakan roh sebelum jasad, dan pada saat itu, roh berada di sisi Tuhan dalam kedekatan. Ketika Allah memerintahkan roh untuk melekat pada jasad, roh pun mengenal hal-hal lain sehingga terhalang dari hadirat Tuhan karena kesibukannya terhadap hal-hal tersebut. Maka dari itu, roh membutuhkan pengingat, sebagaimana firman Allah: “Dan berilah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” Jiwa ini adalah inti yang memancarkan cahaya ke tubuh; jika cahayanya menerangi baik bagian luar maupun bagian dalam tubuh, maka terjadilah kesadaran. Jika cahayanya hanya menerangi bagian dalam tubuh saja, maka yang terjadi adalah tidur. Namun, jika pancarannya terputus sama sekali, maka terjadilah kematian.

Sumber segala dosa, kelalaian, hawa nafsu, dan kesyirikan adalah rasa puas terhadap diri sendiri. Tidakkah engkau lihat bahwa Fir’aun, ketika ia merasa sangat puas dengan dirinya, berlebihan dalam kedurhakaan hingga ia berkata, “Akulah tuhanmu yang paling tinggi”? Sebaliknya, sumber segala ketaatan, kesadaran, kemurnian, dan penyaksian adalah ketidakpuasan terhadap diri sendiri. Maka dari itu, tiada yang lebih bermanfaat bagi seorang hamba selain mendidik jiwanya.

Jiwa memiliki tujuh tingkatan berdasarkan pengaruhnya terhadap usaha keras (mujahadah) yang dilakukan:

  1. Jiwa yang Amarah (An-Nafs Al-Ammarah): Jiwa ini condong kepada sifat-sifat jasmani dan memerintahkan kepada hawa nafsu serta syahwat yang dilarang secara syariat. Ia menarik hati ke arah bawah, menjadi tempat bersemayamnya kejahatan, dan merupakan sumber sifat-sifat tercela seperti kesombongan, kerakusan, syahwat, iri hati, marah, kikir, dan dengki. Jiwa pada tingkatan ini merupakan keadaan jiwa kebanyakan manusia sebelum melakukan mujahadah (usaha keras dalam ketaatan).
  2. Jiwa yang Menyesali (An-Nafs Al-Lawwamah): Jiwa ini mulai diterangi oleh cahaya hati, kadang-kadang mengikuti akal yang sehat dan kadang-kadang tidak. Ketika melakukan dosa, jiwa ini merasa menyesal dan mencela dirinya sendiri. Ia adalah sumber penyesalan karena merupakan awal mula dari hawa nafsu, kesalahan, dan kerakusan.
  3. Jiwa yang Tenang (An-Nafs Al-Muthmainnah): Jiwa ini telah diterangi oleh cahaya hati hingga terlepas dari sifat-sifat tercelanya dan menjadi tenang dalam meraih kesempurnaan. Ia adalah tanda dari permulaan kesempurnaan, dan ketika seorang penempuh jalan spiritual (salik) mencapai tingkatan ini, ia dianggap termasuk dalam kalangan ahli thariqah (jalan spiritual) karena ia telah beralih dari ketidaktetapan menuju keteguhan. Pemilik jiwa ini tenggelam dalam cinta Allah, berbicara dengan manusia, namun sebenarnya ia jauh dari mereka karena keterikatannya yang kuat kepada Allah.
  4. Jiwa yang Diilhami (An-Nafs Al-Mulhamah): Jiwa ini telah diilhami oleh Allah dengan ilmu, kerendahan hati, kepuasan, dan kedermawanan. Oleh karena itu, ia menjadi sumber kesabaran, ketahanan, dan rasa syukur.
  5. Jiwa yang Ridha (An-Nafs Ar-Radhiyah): Jiwa ini ridha terhadap ketetapan Allah, sebagaimana firman Allah: “Mereka ridha kepada Allah, dan Allah pun ridha kepada mereka.” Keadaan jiwa ini adalah penerimaan penuh dan menikmati ketidakpastian dalam perjalanan cinta, sebagaimana dikatakan: “Tambahkanlah aku rasa cinta yang amat mendalam kepadamu hingga aku semakin bingung dalam cintaku, dan kasihanilah jiwaku yang terpanggang oleh api cintamu yang semakin menggelora.”
  6. Jiwa yang Diridhai (An-Nafs Al-Mardhiyyah): Jiwa ini telah diridhai oleh Allah, dan tampak padanya tanda-tanda keridhaan-Nya, yaitu kedermawanan, keikhlasan, dan dzikir. Dalam tingkatan ini, seorang salik menapakkan langkah pertama dalam mengenal Allah dengan sebenar-benarnya, dan di sini tampaklah manifestasi dari perbuatan-perbuatan-Nya.
  7. Jiwa yang Sempurna (An-Nafs Al-Kamilah): Jiwa ini telah mencapai kesempurnaan dalam sifat-sifat luhur dan terus-menerus meningkat dalam kesempurnaan. Jiwa ini diperintahkan untuk kembali kepada manusia guna membimbing dan menyempurnakan mereka. Kedudukannya adalah kedudukan manifestasi nama-nama dan sifat-sifat Allah, serta keadaannya adalah tetap (dalam keberadaan bersama Allah). Ia berjalan bersama Allah menuju Allah dan kembali kepada Allah. Ia tidak memiliki tempat berlindung selain Allah, dan ilmunya didapatkan langsung dari Allah.

… Dan hanya Allah yang mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Slot77 Daun77 akurat77 https://itgid.org/public/4d/ https://itgid.org/public/scatter/ slot77 slot online Demo Slot Pg https://aekbilah.tapselkab.go.id/aseng/ Slot Online Gacor https://aekbilah.tapselkab.go.id/dior/ https://www.uobam.co.id/public/assets/ Toto 4D https://wiki.clovia.com/ Slot Gacor Gampang Maxwin Slot77 Daun77 Daun77 slot thailand Daun77 slot77 4d Usutoto situs slot gacor Usutoto Usutoto slot toto slot Daun77 Daun77 Daun77 Akurat77 Akurat77 Akurat77 Akurat77 MBAK4D MBAK4D DWV99 DWV138 DWVGAMING METTA4D MBAK4D MBAK4D MBAK4D METTA4D DWV99 DWV99 MBAK4D MBAK4D MBAK4D SLOT RAFFI AHMAD METTA4D https://aekbilah.tapselkab.go.id/toto4d/ https://aekbilah.tapselkab.go.id/spaceman/ METTA4D METTA4D METTA4D demo slot MBAK4D METTA4D MINI1221 https://www.concept2.cz/ https://berlindonerkebab.ca/ togel malaysia sabung ayam online tototogel slot88 MBAK4D MBAK4D DWV138 METTA4D