Assalamualaikum warohmatullahi wabarkatuh.
Mohon penjelasan terkait kebiasaan waqiiyah dimasyarakat bahwa terkadang hidup mereka pas-pasan sehingga kebutuhannya kurang terpenuhi, maka dalam rangka untuk memenuhi hal yang menjadi kebutuhan, ia meminjam kebutuhannya itu misalkan berupa beras, karena manakala membayarnya terkadang sama dan terkadang tidak sama, maksud kami beras bermacam- macam mireg sedangkan istilah perkataan pinjaman atau meminjam itu, barang yang dipinjamkannya ketika membayarnya itu harus tetap utuh baik bentuk barangnya atau sifatnya sama dll.
Pertanyaannya.
Bagaimanakah yang benar dalam hukum Islam istilah meminjam beras, Apa berhutang beras..?
Jawaban:
Di dalam bahasa sehari-hari, ada istilah Muhammad meminjam beras kepada Ahmad.
Di dalam kitab fikih, itu dikenal istilah Muhammad berhutang beras kepada Ahmad.
Jadi istilah yang tepat menurut kitab fikih adalah Muhammad berhutang beras kepada Ahmad.
Referensi:
Berhutang adalah:ahmad menghutangkan beras,kepada muhammad, dan muhammad wajib mengembalikan terhadap beras yang sama banyaknya dan yang sama mutunya kepada ahmad.
فتح الوهب ج: ١ ص: ٢٢٤-٢٢٥
الإقراض ” هو تمليك الشيء على أن يرد مثله ” سنة ” لأن فيه إعانة على كشف كربة وأركانه أركان البيع كمايعلم –إلى أن قال- ويرد ” المقترض المثلي ” مثلا ” لأنه أقرب إلى الحق ” ولمتقوم مثلا صورة “ لخبر مسلم أنه صلى الله عليه وسلم اقترض بكرا ورد رباعيا وقال: “إن خياركم أحسنكم قضاء” –إلى أن قال- ” فلو رد أزيد ” قدرا أو صفة ” بلا شرط فحسن ” لما في خبر مسلم السابق إن خياركم أحسنكم قضاء ولا يكره للمقرض أخذ ذلك,*
Artinya:
Hutang piutang adalah:
-Muhammad menghutangkan beras kepada Ahmad,dan Ahmad wajib mengembalikan terhadap jumlah beras yang sama kepada Ahmad.Dan Muhammad wajib membayar terhadap sifat beras yang sama kepada Muhammad.
-Jika Muhammad berhutang beras 1 gantang kepada Ahmad, maka Muhammad wajib membayar beras 1 gantang kepada Ahmad.
-Jika Muhammad berhutang beras yang mutunya buruk kepada Ahmad maka Muhammad wajib membayar terhadap beras yang mutunya buruk kepada Ahmad.
-Jika Muhammad berhutang beras yang mutunya bagus kepada Ahmad maka Muhammad wajib membayar terhadap beras yang mutunya bagus kepada Ahmad.
-Jika Muhammad membayar beras kepada Ahmad dengan beras yang lebih ( yang lebih dari 1 gantang, atau dengan beras yang mutunya lebih bagus ), dengan tanpa syarat ketika akad hutang piutang bahwa pembayaran beras itu harus dibayar dengan beras yang lebih
( yang lebih dari 1 gantang,atau dengan beras yang mutunya lebih bagus),maka hukumnya adalah baik.
-Berdasarkan sabda nabi Muhammad:
إن خياركم أحسنكم قضاء
Artinya :” Sesungguhnya paling baiknya kalian, adalah paling baiknya kalian didalam membayar hutangnya.
-Dan tidak dimakruhkan bagi Ahmad untuk mengambil terhadap pembayaran beras yang lebih dari 1 gantang ( beras yang lebih bagus mutunya ) dari Ahmad.Tapi dengan syarat jika pembayaran beras yang lebih dari 1 gantang(beras yang lebih bagus mutunya)dari Ahmad itu tidak disyaratkan ketika terjadi akad hutang piutang diantara Muhammad dan Ahmad.
Kesimpulan. Sistem akad pinjaman beras yang telah berjalan dimasyarakat secara waqiiyah yang benar menurut fiqih adalah hutang beras bukan pinjam beras .Dengan demikian perlu adanya berubahan ucapan sesuai hukum, karena adat atau kebiasaan menjadi hukum selama tidak menyalahi syariat Islam.
العادة محكمة مالم تخالف الشرع
Artinya:” Adat /tradisi menjadi hukum selama tidak menyalahi aturan syariat Islam.
Wallahu A’lam bisshowab