
Assalamualaikum
Deskripsi masalah.
Sebelunya saya mohon maaf para Kiyai Saya Nour Shorin saya bernadzar ingin berqurban dan beraqiqoh dan Jauh sebelum pelaksanaan saya telah mempersiapkan hewan dan kambing tersebut namun tanpa disangka-sangka hewan tersebut melahirkan anak.
Pertanyaannya.
1-Apakah anak dari hewan qurban tersebut wajib disembelih mengingatkan yang menjadi hewan nadzar adalah induknya.
2- Bagaimana hukumnya Mudhahhiy ( orang yang berqurban) memakan daging anak sapi/kambing tersebut..? Mohon jawabannya karena ini betul-betul terjadi..
Walaikum salam.
Jawaban dari dua pertanyaan kami satukan.
Pada dasarnya hukumnya” Mudhohhiy” memakan daging qurban yang telah dinadzarkan dan sudah ditentukan tidak boleh dimakan (hukumnya haram), karena sudah ditakyin dan sudah menjadi qurban wajib, tetapi jika hewan tersebut melahirkan anak dalam konteks hewan tersebut tidak diketahui kehamilanya kemudian hewan tersebut hamil tanpa disangka ( Maklum susunya tidak kelihatan besar/Kampor maling: red , lalu hewan tersebut melahirkan anak dan terlepas dari induknya , maka hukumnya wajib disembelih. Alasannya karena termasuk dari tambahan kewajiban, namun demikian boleh mudho’hhiy memakan daging anak tersebut, berbeda dengan hewan yang ditentukan dalam kondisi diketahui kehamilannya ( ketika bernadzar ) maka dalam hal ini, hukumnya tidak boleh ( haram) dimakan.
Referensi Al-Bajuri Ala Ibuni Qosim.Halaman: 300-301
قوله ولايؤكل ) أى لايجوز له الأكل فإن أكلها شيأ غرمه وقوله المضحى وكذا من تلزمه نفقته وقوله من الأضحية المنذورة أى معينة عما فى الذمة أو حكما كما لوا قال هذه أضحية فهذه واجبة بالجعل لكنها فى حكم المنذورة كما مر فاندفع إعتراض المحشي بقوله لو قال الواجبة لكان أولى والهدى المنذور ودم الجبران كالأضحية المنذورة فلايجوز الأكل من ذلك كذلك العقيقة المنذورة والطبخة المنذورة والتخلص من ذلك أن يضحي بأخرى أو يهدى أخرى أو يطبخ طبخة أخرى زائدة على واجبة فيجوز له الأكل منها لأنها زائدة على الواجبة وله مع الكراهة كما قاله الماوردي شرب اللبن الفاضل عن ولد الأضحية ولو واجبة وله سقيه غيره بلاعوض وله أكل ولدهابعدذبحه وجوبا فى وقت الأضحية إن كان ولد الأضحية الواجبة على المعتمد لأنه من فوائدها كاللبن خلافاللشيخ الإسلام فى قوله بأنه لايجوز له أكله كما لايجوز له الأكل من أمه ويمكن حمله على ماإذا ماتت أمه فيجر لم عليه الأكل منه لقيامه مقامها حينئذ وليس فى ذلك تضحية بحامل فإن الحمل قبل انفصاله لايسمى ولدا فصورة المسألة أنه إنفصل منها قبل التضحية بها على أنه لو نذر التضحية بها وكانت حاملا أو جعلها أضحية كذلك أو طرأ حملها بعد ذلك فيهما لم يضر فإن جاء وقت الأضحية وهى حامل ذبحها أضحية وإن جعلها بعد انفصاله ذبحها وذبح ولدها جوبا ويجوز له أكله بخلاف مالوعين معافى الذمة حاملا فإنه لا يصح وما لو عين حائلا فحملت بعد ذلك ثم جاء وقت الأضحية فلايذبحها وهي حامل …….إلخ
Kesimpulan Dari ibarah dan pemaparan diatas, bahwa boleh memakan daging anak qurban yang tidak diketahui kehamilan induknya ketika bernadzar atau mentakyin, berbeda dengan kurban yang diketahui atas kehamilan sebelumnya, karena hal itu termasuk dari bagian faedah qurban sebagaimana keboleh meminum susu yang lebih dari anak hewan qurban walaupun adanya hewan qurban itu masuk dalam kategori qurban wajib .
Wallahu A’lam bisshowab.