
Assalamualaikum
Deskripsi masalah.
Saya Abdul Hamid Aceh ingin berqurban Wajib atau Nadzar, dan saudaraku sepupu ingin juga berqurban dengan qurban sunnah akan tetapi kami tidak tahu niatnya
Pertanyaannya.
Bagaimana niat dan do’a quban, baik qurban sunnah ataupun qurban wajib ? Mohon penjelasannya Kiyai
Waalaikum salam.
Jawaban:
Sesungguhnya setiap amalan itu bergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.”
Sebagaimana Rasulullah Shollallahu alaihi wasallam bersabda:.
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ . [رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة.
“Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan”.
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .
Catatan :
Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran Islam. Imam Ahmad dan Imam syafi’i berkata : Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba tergantung dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu dari ketiganya. diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata : Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh. Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata : Hadits ini merupakan sepertiga Islam.
Adapun asbabul wurud dari Hadis ini, yaitu: ada seseorang yang hijrah dari Mekkah ke Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama : “Ummu Qais”, bukan untuk mendapatkan keutamaan hijrah atau mengharap keridhaan Allah SWT. Maka orang itu kemudian dikenal dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais).
Kemudian terkait pertanyaan sebagaimana deskripsi jika seseorang ingin berqurban wajib, atau sunnah atau qurban Nadzar maka dia harus berniat karena niat termasuk bagian dari syarat ,namun demikian penting sebelumnya kami berikan contoh ibarah yang menunjukan qurban sunnah yaitu sebagaimana berikut:
Kitab Sulaiman Kurdi juz 2 halaman 204
وَقَالَ العَلاَّمَةُ السَّيِّد عُمَرُ البَصْرِى فِى حَوَاشِ التُّحْفَة المحتاج ……….. كَذَالِكَ فِى نَازِلَةٍ وَقَعَتْ لِهَذَا الحَقِيْر وَهِيَ اشْتَرَى شَاةً لِلتَّضْحِيَةِ فَلَقِيَهُ شَحْصٌ آخَرَ فَقَالَ مَاهَذِهِ فَقَالَ أُضْحِيَتِى.
Al Allamah As Sayid Umar Al Bashriy berkata dalam komentar atas kitab Tuhfatul Muhtaj: Demikian pula dalam peristiwa yang terjadi pada seorang yang naif ini, yakni seseorang membeli kambing untuk digunakan qurban lalu bersua dengan seseorang lain kemudian bertanya: ‘Apa ini?’ Maka jawab si orang tadi: ‘Qurbanku.
Adapun niatnya adalah sebagaimana saya kutip dari kitab ” SYARQOWI SYARAH TAHRIR berikut :
Niat qurban sunnah
نويتُ الأضحية المسنونة لله تعالى
Saya niat qurban yang disunnahkan karena Allah Taala .
Atau memakai kalimat:
نويتُ أداءَ سُنّةِ التضحيةِ لله تعالى
Niat saya melaksanakan sunnah qurban karena Allah Ta’ala atau saya niat melaksanakan qurban sunnah karena Allah Ta’ala
Niat qurban wajib
نويتُ الأضحيةَ الواجبةَ لله تعالى
Saya niat qurban wajib karena Allah Ta’ala
Atau memakai kalimat:
نويتُ أداءَ واجبةِ التضحيةِ لله تعالى
Saya niat melaksanakan kewajiban qurban karena Allah Ta’ala .
NIAT QURBAN SEKALIGUS AQIQOH DIGABUNGKAN dengan mengikuti pendapatnya Imam Romli sah tetapi menurut Ibnu Hajar tidak sah berikut ibarohnya dan niatnya sebagai berikut:
مسئلة) لو نوي العقيقة والضحية لم تحصل غير واحد عند حج ويحصل الكل عند م ر اهـ
(Masalah) Apabila seseorang meniati aqiqah dan qurban, maka tidak hasil kecuali satu (niat) menurut Imam Ibnu Hajar , dan bisa hasil keseluruhannya(yaitu niat beraqiqoh dan niat berqurban) menurut Imam Muhammad Ramli. (Itsmid al-‘Ain Hal 77).
Ibarot senada bisa dilihat di : Bughyah alMustarsyidin 154, al-Baajuri II/304 dan al-Qalyubi IV/255.
Niat Qurban dan sekaligus aqiqoh Wajib
نويتُ الأضحيةَ والعقيقة الواجبتين لله تعالى
Niat Qurban dan sekaligus aqiqoh sunnah.
نويتُ الأضحية والعقيقة المسنونتين لله تعالى
Lalu bagaimana semisal seseorang yang mengatakan jika saya sukses dalam usaha bisnis (dagang ) maka saya nadzar akan berqurban, ternyata usahanya betul-betul sukses maka dia wajib berqurban yang tentunya dengan hewan tertentu, sedangkan contoh ungkapan yang bisa menjadikan makna Nadzar baik secara hakikat maupun secara hukum adalah sebagai berikut:
Referensi:
Kitab Bajuriy juz 2 halaman 310:
وَقَولُهُ مِنَ الأُضْحِيَّةِ المَنْذُورَةِ اى حَقِيْقَةً كَمَا لَو قَالَ: للهِ عَلَيَّ ان أُضْحِيَ بِهَذِهِ, فَهَذِهِ مُعَيَّنَةٌ بِالنَذْرِ إبْتِدَاءً, كَمَا لَو قَالَ للهِ عَلَيَّ أُضْحِيَّةٌ… أوْ حُكْمًا كَمَا لَوْ قَالَ هَذِه اُضْحِيَةٌ اَو جَعَلْتُ هَذِهِ اُضْحِيَةٌ فَهَذِهِ وَاجِبَةٌ بِالجَعْلِ لَكِنَّهَا فِى حٌكْمِ المَنْذُرَةِ.
Yang termasuk qurban nadzar sebenarnya adalah seperti apabila seseorang berkata: ‘Demi Allah wajib atasku berqurban dengan ini’ maka ucapan itu jelas sebagai nadzar sejak awal. Hal ini sebagaimana apabila seseorang berkata ‘Demi Allah wajib atasku qurban” atau secara hukum sebagai nadzar. Seperti bila seseorang berkata: Ini adalah hewan qurban’ atau diucapkan ‘Aku menjadikan ini sebagai hewan qurban’. Maka ini adalah wajib disebabkan kata ‘menjadikan’, akan tetapi dalam konteks hukum yang dinadzari.
Dari ibarah diatas tentang ucapan dengan kata tertentu maka hal ucapan tersebut hakikatnya adalah qurban nadzar sedang kata Ja’lu ( menjadikan ) maka dalam hal ini adalah berarti qurban wajib akan tetapi dalam konteks hukum yang dinadzarkan . Sedangkan niatnya walau qurban nadzar tetap mempunya arti wajib .Dengan demikian tidak perlu niat mandzuroh melainkan tetap niat qurban wajib sebagaimana contoh niat tersebut.
شرقاوي على شرح التحرير.ص ٤٦٥
ويشترط لها نية عند ذبح أو قبله عند تعيين لمايضحي به سواء كانت تطوعا أو واجبة بنحو جعلتها أضحية أو بتعيينها له عن نذر لا فى عين لها بنذر إبتداء فلايشترط لها نية ومعلوم أن النية بالقلب وتسن باللسان فيقول نويت الأضحية المسنونة أو أداء سنة التضحية فى المسنونة أو الواجبة .فإن قتصر على نحو الأضحية صارت واجبة يحرم الأكل منها ولو من جاهل قال م ر.
Niat dan Do’a Ketika menyembelih qurban dengan disembelih sendiri maka do’anya sebagai berikut:
بسم الله والله أكبر اللهم هذا منك وإليك فتقبل منّي كماتقبلتَ من سيدنا محمد نبيك ورسولك وإبراهيم خليلِك.
Jika menyembelih qurban diwakilkan kepada Kiyai atau tukang jagal maka niat dan Do’anya sebagai berikut:
بسم الله والله أكبر اللهم هذا منك وإليك فتقبلْ منّا كماتقبلت من سيدنا محمد نبيك ورسولك وإبراهيم خليلك.
Referensi:
تنوير القلوب:ص،٢٤٨
والأفضل أن يذبح الأضحية بنفسه فإن لم يحل وكل مسلما عالما بشروطها وحضر ذبحها ويقول الذابح اللهم هذا منك وإليك فتقبل منّي كماتقبلتَ من سيدنا محمد نبيك ورسولك وإبراهيم خليلِك
Begitu pula halnya dengan niat aqiqoh tinggal merubah kalimat qurban diganti aqiqoh karena hukumnya aqiqoh sama dengan qurban .misalnya ;
نويتُ العقيقة المسنونة عن ولدي…/بنتي…….. لله تعالى
نويتُ العققيةَ الواجبةَ عن ولدي…/بنتي……لله تعالى
Atau dengan melafadhkan niat Aqiqoh wajib sebagai berikut:
نويت العقيقة عن ولدي ….فرضا لله تعالى
Niat aqiqoh sunnat:
نويت العقيقة عن ولدي ….سنة لله تعالى
Referensi:
تنوير القلوب. ٢٤٨
واماالعقيقة للمولود فهى سنة مؤكدة تذبح يوم السابع، ويقول عند الذبح بسم الله والله أكبر اللهم هذا منك وإليك اللهم هذه عقيقة فلان .. ………
Namun demikian ada do’a disaat Aqiqoh disebutkan dalam Risalatul Mu’asyarah Halaman 41 yang dikutip dari Kitab Qurratul Uyun lissyaikh Al-Imam Al-Alim Al-Allamah Al-Hammam Abi Muhammad Qosim bin Ahmad bin Musa Ibnu Yamun Attalidy Al-Ahmasyi.
*Jika anak laki- yang diaqiqohkan do’anya begini.*
اللهم ربي إن هذه عقيقة فلان بن فلان دمها بدمه ولحمها بلحمه وعظمها بعظمه وجلدها بجلده وشعرها بشعره اللهم اجعلها فداء لفلان بن فلان من النار.
*Jika anak perempuan- yang diaqiqohkan do’anya begini*
اللهم ربي إن هذه عقيقة فلان بن فلان دمها بدمها ولحمها بلحمها وعظمها بعظمها وجلدها بجلدها وشعرها بشعرها اللهم اجعلها فداء لفلان بن فلان من النار.
_Artinya: Ya Allah Tuhanku sesungguhnya ini adalah Aqiqohnya. sebut namanya yang diaqiqohi_ .. _Darahnya aqiqoh dengan darahnya ( fulan) dan dagingnya aqiqoh dengan dagingnya dan tulangnya aqiqoh dengan tulangnya dan kulitnya aqiqoh dengan kulitnya dan bulu-bulunya aqiqoh dengan bulunya/_ rambutnya, Ya Allah jadikanlah aqqoh ini _sebagai tebusan ………dari api neraka._
Catatan
Doa aqiqah yang disebutkan diatas secara eksplisit tidak ada dalam hadits yang sahih atau kitab-kitab rujukan utama seperti Shahih Bukhari, Shahih Muslim, atau kitab-kitab fiqih klasik yang banyak dikenal, seperti Al-Umm (Imam Syafi’i) atau Al-Mughni (Ibn Qudamah). Namun, doa tersebut dapat ditemukan dalam beberapa kitab fiqih atau kitab panduan pelaksanaan aqiqah yang berkembang dalam tradisi Islam.
Doa seperti ini biasanya diajarkan di beberapa kalangan umat Islam sebagai doa yang sifatnya doa ijtihad, artinya disusun oleh ulama-ulama terdahulu untuk memohon keberkahan dan kebaikan dalam prosesi aqiqah. Salah satu sumber yang memuat doa semacam ini adalah kitab-kitab fikih mazhab, seperti I’anatuth Thalibin, atau kitab-kitab panduan amalan sehari-hari yang lebih bersifat lokal atau tradisional.
Meskipun demikian, dalam Islam, doa yang dibaca saat aqiqah tidaklah harus baku seperti itu. Yang lebih penting adalah niat ikhlas dan doa agar anak yang diaqiqahkan diberi keberkahan.
Begitulah jawaban Untuk Ust. HAMID ACEH.
والله أعلم بالصواب