
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI
《JILID II (DUA)》
BAB ZAKAT
HADITS KE 165
وَعَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ, عَنْ أَبِيهِ, عَنْ جَدِّهِ; ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ -فِي كَنْزٍ وَجَدَهُ رَجُلٌ فِي خَرِبَةٍ-: إِنْ وَجَدْتَهُ فِي قَرْيَةٍ مَسْكُونَةٍ, فَعَرِّفْهُ, وَإِنْ وَجَدْتَهُ فِي قَرْيَةٍ غَيْرِ مَسْكُونَةٍ, فَفِيهِ وَفِي اَلرِّكَازِ: اَلْخُمُسُ ) أَخْرَجَهُ اِبْنُ مَاجَهْ بِإِسْنَادٍ حَسَن ٍ
Dari Amar Ibnu Syu’aib dari ayahnya, dari kakeknya Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Tentang harta simpanan yang ditemukan seseorang di suatu tempat yang tidak berpenghuni. Jika engkau menemukannya pada kampung yang dihuni orang, maka umumkan. Jika engkau menemukannya pada kampung yang tidak dihuni orang, maka zakatnya sebagai rikaz itu seperlima.” Dikeluarkan oleh Ibnu Majah dengan sanad hasan.
MAKNA HADIST
Harta yang ditemukan di atas permukaan tanah tanpa dipendam atau ditemukan di kawasan tanah yang bertuan, yakni tanah milik seseorang atau ditemukan dalam keadaan terpendam di tengah jalan, di dalam masjid, atau di tempat pos kawalan, tidaklah disebut harta rikaz, sebaliknya barang temuan dan berlaku ke atasnya hukum barang temuan. Harta rikaz yang menurut syariat wajib dikeluarkan seperlimanya mestilah memenuhi dua kriteria. ~Pertama,~ hendaklah dalam keadaan terpendam sebagai peninggalan zaman dahulu. Kedua hendaklah barang tersebut berada di dalam tanah yang tidak bertuan. Dengan demikian, jelaslah perbedaan antara barang temuan dengan harta rikaz. Hadis ini menetapkan pengertian tersebut dengan jelas.
FIQH HADIST
- Boleh mengambil barang temuan tetapi dengan syarat harus mengumumkannya terlebih dahulu.
- Zakat harta karun yang ditemukan di dalam kampung yang telah ditinggalkan oleh penduduknya adalah satu perlima, yakni dua puluh peratus, kerana diqiaskan kepada rikaz.
Wallahu a'lam bisshowab..
Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Aamiin..