DEWAN PIMPINAN PUSAT
IKATAN ALUMNI BATA-BATA

HADITS KE 110 : TAKBIR DALAM SHALAT JANAZAH

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بسم الله الرحمن الرحيم

KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI

《JILID II (DUA)》

KITAB JANAZAH

HADITS KE 110 :

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم نعى النجاشي في اليوم الذي مات فيه، وخرج بهم إلى المصلى، فصف بهم وكبر عليه أربعا. متفق عليه

Dari Abu Hurairah (r.a) bahwa Nabi (s.a.w) pernah mengumumkan berita tentang kematian al-Najasyi pada hari kematiannya, lalu baginda keluar bersama mereka menuju tempat sholat dan membariskan mereka menjadi bershaf- shaf. Nabi (s.a.w) melakukan empat kali takbir untuk al-Najasyi. (Muttafaq ‘alaih)

MAKNA HADITS :

Oleh karena makna dzahir hadis yang pertama menunjukkan larangan melakukan na’yu secara mutlak, maka Ibn Hajar mengiringinya dengan hadis Abu Hurairah yang bertujuan mengecualikannya sekaligus menjelaskan bahwa melakukan na’yu tidak dilarang apabila hanya sekedar memberitahu kematian seseorang tanpa disertai niyahah (tangisan ala Jahiliah dan juga tidak bertujuan membanggakan diri). Nabi (s.a.w) melakukan sholat jenazah untuk ahli Badar dengan enam kali takbir, lima kali takbir untuk sahabat yang lain, dan empat kali takbir untuk orang
selain mereka. Ketika Raja al-Najasyi meninggal dunia, baginda mengerjakan sholat jenazah untuknya sebanyak empat kali takbir, kemudian sholat jenazah ditetapkan menjadi empat kali takbir hingga baginda wafat.

Rasulullah (s.a.w) menyukai apabila bilangan orang yang sholat jenazah
diperbanyak, agar permohonan ampun bagi si mayat bertambah, begitu pula do’a
untuknya.

FIQH HADITS :

1. Boleh memberitahu kematian seseorang agar jenazahnya segera dilawat dan segala sesuatunya segera dipersiapkan dengan cepat,
menyembahyangkannya, berdo’a untuknya, dan memohonkan ampunan baginya. Hal ini tidak termasuk cara na’yu yang dilarang.

2. Boleh melakukan sholat ghaib ke atas kematian seseorang yang berada
di negeri yang berjauhan menurut pendapat Imam al-Syafi’i dan Imam Ahmad. Tetapi Imam Malik dan Imam Abu Hanifah melarang dari melakukan sholat ghaib; mereka mengatakan bahwa sesungguhnya sholat untuk Raja al-Najasyi merupakan suatu keistimewaan baginya.

3. Salah satu mukjizat Rasulullah (s.a.w) ialah baginda memberitahu kematian
Raja al-Najasyi tepat pada hari kematiannya kepada orang banyak, padahal jarak antara kota Madinah dengan negeri Habsyah sangatlah jauh.

4. Keutamaan Raja al-Najasyi bertambah.

5. Takbir sholat jenazah berjumlah empat kali. Imam al-Syafi’i dan Imam Ahmad
berkata: “Disyariatkan mengangkat kedua tangan pada setiap kali bertakbir.” Imam Abu Hanifah dan pendapat yang masyhur di kalangan mazhab Maliki mengatakan bahwa tidak ada mengangkat tangan setiap kali bertakbir, kecuali takbir pertama saja.

Wallahu a’lam bisshowab..

Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.

Semoga bermanfaat. Aamiin..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

#TERKINI

#WARTA

#HUKUM