السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI
《JILID II (DUA)》
KITAB JANAZAH
HADITS KE 99 :
وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: ( لَمَّا تُوُفِّيَ عَبْدُ اللَّهِ بْنِ أُبَيٍّ جَاءٍ اِبْنُهُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم . فَقَالَ: أَعْطِنِي قَمِيصَكَ أُكَفِّنْهُ فِيهِ, فَأَعْطَاه إيَّاهُ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِِ
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu ‘anhu bahwa ketika Abdullah Ibnu Ubay wafat, puteranya datang kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam dan berkata: Berikan baju baginda padaku untuk mengkafaninya. Lalu beliau memberikan kepadanya. Muttafaq Alaihi.
MAKNA HADITS :
Nabi (s.a.w) sentiasa bersikap kasih sayang untuk menjinakkan hati orang lain
agar mau menerima ajarannya, gemar memberikan imbalan kepada orang yang pernah berbuat kebaikan dan tidak pernah menolak orang yang meminta sesuatu
kepadanya.
Ketika Abdullah ibn Ubay, tokoh munafiq terkemuka meninggal dunia, anak laki-lakinya datang menghadap Rasulullah (s.a.w) untuk meminta baju gamisnya.
Baju gamis Rasulullah (s.a.w) itu kelak akan dia gunakan untuk mengkafankan
ayahnya karena dia meyakini itu dapat meringankan siksa neraka bagi ayahnya dan menulak siksa kuburnya. Lalu Rasulullah (s.a.w) memberikan apa yang dipintanya karena menghormati kedudukan anaknya yang telah berbuat baik di dalam Islam dan untuk melunakkan hati kaumnya sekaligus membalas kebaikan yang pernah dilakukan oleh ayahnya terhadap bapak saudara Nabi (s.a.w) (al-Abbas r.a) ketika ditawan di Badar. Pada saat itu bapak saudara Nabi (s.a.w) tidak memakai baju gamis,
kemudian Ibn Ubay memberikan baju gamis kepadanya. Dengan demikian, Nabi (s.a.w) telah membalas jasa kebaikan yang pernah dilakukan Ibn Ubay terhadap bapak saudaranya sebagai bakti seorang anak terhadap bapak saudaranya.
FIQH HADITS :
1. Akhlak Rasulullah (s.a.w) yang mulia dan sifat dermawannya dimana
baginda tidak pernah menolak orang yang pernah meminta kepadanya.
2. Orang munafik tetap diperlakukan hukum-hakum Islam ke atas dirinya
karena memandangnya berdasarkan dzahir semata, seperti memandikan,
mengkafankan dan mengkebumikan jenazahnya hendaklah mengikut
hukum Islam.
3. Disyariatkan melawat mayat dan memberitakan kematiannya.
4. Boleh meminta pakaian-pakaian orang sholeh untuk mengambil barokah
darinya, sekalipun si peminta adalah orang yang berkemampuan.
5. Disyariatkan mengafankan mayat dengan baju gamis. Keutamaan Abdullah
ibn Abdullah ibn Ubay, karena Rasulullah (s.a.w) telah memperkenankan
permintaannya dan memberikan baju gamis kepadanya.
Wallahu a’lam bisshowab..
Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Aamiin..