السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI
《JILID II (DUA)》
KITAB JANAZAH
HADITS KE 93 :
وَعَنْهَا ( أَنَّ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ رضي الله عنه قَبَّلَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم بَعْدَ مَوْتِهِ ) رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
Dari ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Abu Bakar Radliyallaahu ‘anhu mencium Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam setelah beliau wafat. Riwayat Bukhari.
MAKNA HADITS :
Allah (s.w.t) memuliakan anak Adam dan menjadikan mayatnya pun suci. Allah
(s.w.t) berfirman:
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam…” (Surah al-Isra’: 70)
Oleh itu, dibolehkan mencium orang yang telah mati. Nabi (s.a.w) sendiri pernah mencium saudara sesusuannya, yaitu Utsman ibn Mazh’un ketika meninggal
dunia, sedangkan air mata baginda bercucuran. Abu Bakar (r.a) mencium Rasulullah (s.a.w) ketika baginda telah wafat. Cukuplah perbuatan Rasulullah (s.a.w) sebagai dalil dan hujah sebagaimana apa yang telah dilakukan oleh Abu Bakar (r.a). Hal ini menunjukkan bahwa perbuatan itu tidak hanya khusus kepada Nabi (s.a.w) saja.
FIQH HADITS :
Boleh mencium orang yang telah meninggal dunia.
Wallahu a’lam bisshowab..
Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Aamiin..