السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI
《JILID II (DUA)》
BAB PAKAIAN
HADITS KE 85 :
وَعَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا ( أَنَّهَا أَخْرَجَتْ جُبَّةَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَكْفُوفَةَ الْجَيْبِ وَالْكُمَّيْنِ وَالْفَرْجَيْنِ, بِالدِّيبَاجِ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ. وَأَصْلُهُ فِي مُسْلِمٍ, وَزَادَ: ( كَانَتْ عِنْدَ عَائِشَةَ حَتَّى قُبِضَتْ, فَقَبَضْتُهَا, وَكَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَلْبَسُهَا, فَنَحْنُ نَغْسِلُهَا لِلْمَرْضَى نَسْتَشْفِي بِهَا ) وَزَادَ البُخَارِيُّ فِي “الْأَدَبِ اَلْمُفْرَدِ”. ( وَكَانَ يَلْبَسُهَا لِلْوَفْدِ وَالْجُمُعَةِ )
Dari Asma Binti Abu Bakar Radliyallaahu ‘anhu bahwa dia mengeluarkan jubah Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam yang saku, dua lengan, dan dua belahannya bersulam sutera. Riwayat Abu Dawud. Asalnya dari riwayat Muslim, dan dia menambahkan: Jubah itu disimpan di tempat ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu hingga dia wafat, lalu aku mengambilnya. Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam biasa mengenakannya dan kami mencucinya untuk mengobati orang sakit. Bukhari menambahkan dalam kitab al-Adabul Mufrad: Beliau biasa mengenakannya untuk menemui utusan di hari Jum’at.
MAKNA HADITS :
Nabi (s.a.w) menganjurkan menghias diri dengan pakaian yang indah ketika
menyambut para delegasi agar penampilan seseorang enak dipandang mata, karena Allah Maha Indah dan menyukai keindahan. Allah menyukai apabila anugerah nikmat yang Dia berikan kepada hamba-Nya diperlihatkan oleh hamba yang berkenaan.
Antara toleransi yang diberikan oleh Islam ialah dibolehkan memakai kain
sutera sebagai penghias pakaian seperti pada bagian saku, ujung lengan dan bagian tepinya. Hal ini tidak termasuk pakaian yang diharamkan, bahkan dikecualikan dari hukum haram tersebut. Oleh itu, Asma’ (r.a) mengeluarkan kain jubah Nabi (s.a.w) yang bermotif demikian untuk menjelaskan bahwa seandainya ini dilarang, niscaya Nabi (s.a.w) pun tidak mau memakainya. Hal ini ditafsirkan bahwa pakaian kain sutera penghias tersebut hanya selebar empat jari atau kurang dari itu.
FIQH HADITS :
1. Boleh memakai pakaian yang dicampur dengan sedikit kain sutera, tetapi dalam batasan yang tidak melebihi keluasan empat jari, baik ketika disatukan ataupun ketika dipisahkan.
2. Boleh memakai kain jubah dan pakaian lain yang mempunyai dua belahan
pada kedua tepinya.
3. Melakukan pengubatan dengan pakaian-pakaian yang pernah digunakan
oleh Rasulullah (s.a.w) dan yang pernah disentuh oleh jasad baginda.
4. Disunatkan merapikan diri dan berhias untuk pergi mengerjakan sholat Jum’at, menyambut kedatangan delegasi (tamu), dan lain-lain.
Wallahu a’lam bisshowab..
Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Aamiin..