السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI
《JILID II (DUA)》
BAB SHALAT ISTISQA’
HADITS KE 73 :
وَعَنْ سَعْدٍ رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم دَعَا فِي اَلِاسْتِسْقَاءِ: ( اَللَّهُمَّ جَلِّلْنَا سَحَابًا, كَثِيفًا, قَصِيفًا, دَلُوقًا, ضَحُوكًا, تُمْطِرُنَا مِنْهُ رَذَاذًا, قِطْقِطًا, سَجْلًا, يَا ذَا الجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ ) رَوَاهُ أَبُو عَوَانَةَ فِي صَحِيحِهِ
Dari Sa’ad Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam berdoa sewaktu memohon hujan: “Ya Allah ratakanlah bagi kami awan yang tebal, berhalilintar, yang deras, berkilat, yang menghujani kami dengan rintik-rintik, butir-butir kecil yang banyak siramannya, wahai Dzat yang Maha Agung dan Mulia.” Riwayat Abu Awanah dalam kitab shahihnya.
MAKNA HADITS :
Nabi (s.a.w) dianugerahi jawami’ al-kalim dan semua do’a yang dibaca ketika
beristisqa’ merupakan do’a yang paling fasih dari segi bahasa dan memiliki nilai
kesastraan yang paling tinggi. Di dalamnya terdapat ungkapan tadharru’, memohon kepada Allah agar rahmat-Nya tetap dilestarikan, sedangkan bahaya
yang terkandung di dalamnya dihilangkan. Ia turut memuatkan etika ketika
memohon kepada-Nya melalui sabdanya: “يا ذا الجلال والاكرام “ yang bermaksud:
(Wahai Tuhan yang memiliki kekayaan secara mutlak dan memiliki anugerah yang sempurna, lestarikanlah anugerah-Mu, dan lenyapkanlah malapetaka dari kami).
Pada suatu hari Nabi (s.a.w) bersua dengan seorang lelaki yang sedang berdo’a di dalam sholatnya seraya membaca: “يا ذا الجلال والاكرام” “Wahai Tuhan Yang memiliki kebesaran dan kemuliaan.” Mendengar itu, baginda bersabda kepada lelaki itu:
“Sungguhnya do’amu itu telah dikabulkan oleh Allah.”
FIQH HADITS :
Disyariatkan membaca do’a istisqa’ dengan salah satu dari do’a-do’a yang
dinukil dari Rasulullah (s.a.w).
Wallahu a’lam bisshowab..
Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Aamiin..