DEWAN PIMPINAN PUSAT
IKATAN ALUMNI BATA-BATA

HADITS KE 39 : SHALAT KHAUF DALAM PEPERANGAN

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بسم الله الرحمن الرحيم

KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI

《JILID II (DUA)》

BAB SHALAT KHAUF

HADITS KE 39 :

عَنْ صَالِحِ بْنِ خَوَّاتٍ, ( عَمَّنْ صَلَّى مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَوْمَ ذَاتِ الرِّقَاعِ صَلَاةَ الْخَوْفِ: أَنَّ طَائِفَةً صَلَّتْ مَعَهُ وَطَائِفَةٌ وِجَاهَ الْعَدُوِّ, فَصَلَّى بِالَّذِينَ مَعَهُ رَكْعَةً, ثُمَّ ثَبَتَ قَائِمًا وَأَتَمُّوا لِأَنْفُسِهِمْ, ثُمَّ اِنْصَرَفُوا فَصَفُّوا وِجَاهَ الْعَدُوِّ, وَجَاءَتِ الطَّائِفَةُ الْأُخْرَى, فَصَلَّى بِهِمْ الرَّكْعَةَ الَّتِي بَقِيَتْ, ثُمَّ ثَبَتَ جَالِسًا وَأَتَمُّوا لِأَنْفُسِهِمْ, ثُمَّ سَلَّمَ بِهِمْ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ, وَهَذَا لَفْظُ مُسْلِمٍ. وَوَقَعَ فِي “الْمَعْرِفَةِ” لِابْنِ مَنْدَهْ, عَنْ صَالِحِ بْنِ خَوَّاتٍ, عَنْ أَبِيهِ.

Dari Sholeh Ibnu Khuwwat Radliyallaahu ‘anhu dari seseorang yang pernah sholat Khouf (sholat dalam keadaan takut atau perang) bersama Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam pada hari perang Dzatir Riqo’: Bahwa sekelompok sahabat Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam berbaris bersama beliau dan sekelompok lain menghadapi musuh. Lalu beliau sholat bersama mereka (kelompok yang berbaris) satu rakaat, kemudian beliau tetap berdiri dan mereka menyelesaikan sholatnya masing-masing. Lalu mereka bubar dan berbaris menghadapi musuh. Datanglah kelompok lain dan beliau sholat satu rakaat yang tersisa, kemudian beliau tetap duduk dan mereka meneruskan sendiri-sendiri, lalu beliau salam bersama mereka. Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Muslim. Hadits ini juga terdapat dalam kitab al-Ma’rifah karangan Ibnu Mandah, dari sholeh Ibnu Khuwwat dari ayahnya.

MAKNA HADITS :

Oleh karena sholat adalah tiang agama yang kedua, maka Islam selalu memelihara
agar sholat dikerjakan tepat pada waktunya, walau dalam keadaan yang sangat
genting sekalipun seperti ketika sedang perang dan saling serang menyerang
dengan musuh. Maka dalam keadaan disyariatkan sholat khauf dan Rasulullah (s.a.w) menerangkannya dengan caranya yang beraneka ragam mengikut situasi
dan keadaan. Semua itu bertujuan supaya kaum muslimin senantiasa mengambil berat
soal sholat yang merupakan tiang agama, kecintaan ahli ibadah serta merupakan
munajat kepada Tuhan semesta alam.

FIQH HADITS :

1. Memuliakan sholat dengan mengerjakannya secara berjamaah, karena
Rasulullah (s.a.w) senantiasa memeliharanya, sekalipun itu pada waktu
perang. Oleh itu, sebagian ulama ada yang mengatakan bahwa sholat
berjemaah adalah fardu ain.

2. Disyariatkan mengqasar sholat dalam perjalanan dan dalam keadaan
ketakutan.

3. Menjelaskan mengenai cara yang pertama dalam mengerjakan sholat khauf,
sementara musuh berada di arah lain selain kiblat. Caranya, imam menunggu
golongan yang kedua, sedangkan golongan pertama menyelesaikan rakaat
kedua sendiri-sendiri hingga keluar dari sholat dengan mengucapkan salam,
lalu pergi untuk menghadapi serangan musuh. Jumhur ulama memilih cara
ini karena cara ini lebih mendekati pemahaman zahir ayat yang membahas
mengenainya. Sedangkan Imam Abu Hanifah memilih cara yang kedua,
yang akan disebutkan di dalam hadis Ibnu Umar (r.a) sesudah hadis ini.

Wallahu a’lam bisshowab..

Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.

Semoga bermanfaat. Aamiin..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

#TERKINI

#WARTA

#HUKUM