السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI
《JILID KE II (DUA)》
BAB SHALAT JUM’AT
HADITS KE 26 :
وَعَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ رضي الله عنه قَالَ: ( صَلَّى النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم الْعِيدَ, ثُمَّ رَخَّصَ فِي الْجُمُعَةِ, فَقَالَ: “مَنْ شَاءَ أَنْ يُصَلِّيَ فَلْيُصَلِّ” ) رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ إِلَّا التِّرْمِذِيَّ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَة
Zaid Ibnu Arqom Radliyallaahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam sholat ‘Id, kemudian beliau memberi keringanan untuk sholat Jum’at, lalu bersabda: “Barangsiapa hendak sholat, sholatlah.” Riwayat Imam Lima kecuali Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah.
MAKNA HADITS :
Agama itu mudah dan antara kemudahannya ialah adanya rukhsah dengan tujuan tidak memberatkan umat manusia ketika melaksanakan ‘azimah. Misalnya, jika dalam satu hari itu bertemu dua hari raya, yaitu hari raya pada hari Jum’at, maka Islam memberikan rukhsah bagi orang yang telah mengerjakan sholat hari raya cukup hanya mengerjakan sholat Dzuhur di rumahnya pada hari itu dan tidak wajib baginya keluar untuk mengerjakan sholat Jum’at. Demikian menurut mazhab Imam Ahmad. Tetapi menurut jumhur ulama, sholat Jum’at tetap diwajibkan, karena dalil yang mewajibkannya bersifat umum. Sedangkan hadis-hadis mengenai hal ini masih belum cukup kuat untuk mentakhsisnya mengingat sanadnya masih diperselisihkan dan ini dapat pula ditafsirkan sebagai sesuatu yang khusus bagi Nabi (s.a.w) saja.
FIQH HADITS :
Boleh mengerjakan sholat Jum’at atau meninggalkannya bagi orang yang telah mengerjakan sholat hari raya pada hari itu.
Wallahu a’lam bisshowab..
Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Aamiin..