DEWAN PIMPINAN PUSAT
IKATAN ALUMNI BATA-BATA

HADTS KE 14 : PENTINGNYA SHALAT JUM’AT

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بسم الله الرحمن الرحيم

KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI

《JILID KE II (DUA)》

BAB SHALAT JUM’AT

HADITS KE 14 :

عَنْ عَبْدِ الله بْنِ عُمَرَ, وَأَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُمْ, ( أَنَّهُمَا سَمِعَا رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يَقُولُ -عَلَى أَعْوَادِ مِنْبَرِهِ- “لَيَنْتَهِيَنَّ أَقْوَامٌ عَنْ وَدْعِهِمُ الْجُمُعَاتِ, أَوْ لَيَخْتِمَنَّ الله عَلَى قُلُوبِهِمْ, ثُمَّ لَيَكُونُنَّ مِنَ الْغَافِلِينَ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Abdullah Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu berkata bahwa mereka berdua mendengar Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda di atas kayu mimbarnya: “Hendaknya orang-orang itu benar-benar berhenti meninggalkan sholat Jum’at, atau Allah akan menutup hati mereka, kemudian mereka benar-benar termasuk orang-orang yang lupa.” Diriwayatkan oleh Muslim.

MAKNA HADITS :

Hari Jum’at merupakan hari mulia. Sejak dahulu hari Jum’at selalu diagungkan, hingga ketika di zaman Jahiliah pun diagungkan. Nama lain hari Juma’t ialah hari ‘Urubah. Nabi (s.a.w) mengenai hari Jum’at ini pernah bersabda:

خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ ، فِيهِ خُلِقَ آدَمُ ، وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ ، وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا ، وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ (الحديث)

“Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya ialah hari Jum’at. Pada hari Jum’at Adam diciptakan, pada hari Jum’at pula dia masuk ke dalam surga, dan pada hari Jum’at pula dia dikeluarkan daripadanya. Dan tidak sekali-kali hari kiamat terjadi kecuali pada hari Jum’at.”

Diberi nama hari Jum’at karena orang ramai berhimpun pada hari itu untuk mengerjakan ibadah sholat Jum’at. Hari Jum’at merupakan hari raya mingguan bagi umat Islam yang datang secara berulang dalam setiap minggu. Pada hari Jum’at terdapat suatu saat dimana pada saat itu do’a dikabulkan oleh Allah (s.w.t).

Rasulullah (s.a.w) memerintahkan supaya menghadiri dua khutbah dan mengikuti sholat Jum’at, serta mengingatkan umatnya dari memandang rendah masalah ini. Untuk itu, baginda menjelaskan bahwa meninggalkan sholat Jum’at akan mengakibatkan seseorang terhina dan hatinya dikunci mati oleh Allah. Sholat Jum’at adalah fardu ‘ain bagi kaum lelaki dan tidak wajib bagi kaum wanita, hamba sahaya dan orang yang bermusafir. Waktu sholat Jum’at merupakan waktu sholat Dzuhur. Orang yang mengingkari kewajiban sholat Jum’at hukumnya kafir dan dalil kewajipan mengerjakan sholat Jum’at adalah firman Allah (s.w.t):

أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ (٩)

“Hai orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sholat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.” (Surah al-Jumu’ah: 9)

Sholat Jum’at difardukan di Mekah, tetapi masih belum dilaksanakan kecuali setelah Nabi (s.a.w) berada di Madinah mengingat saat itu kaum muslimin masih belum memiliki kekuatan. Sholat Jum’at pertama yang dilakukan oleh Nabi (s.a.w) ialah di kalangan Bani Amr ibn Mu’adz yang terletak di antara Quba’ dan Madinah, tepatnya di lembah Ranunah.

FIQH HADITS :

1. Disunahkan membuat mimbar. Ini merupakan Sunnah Rasulullah (s.a.w).

2. Hukum sholat Jum’at adalah fardu ‘ain.

Wallahu a’lam bisshowab..

Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.

Semoga bermanfaat. Aamiin..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

#TERKINI

#WARTA

#HUKUM