السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI
BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH
HADITS KE 292 :
وَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ الْمُزَنِيِّ رضي الله عنه عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( صَلُّوا قَبْلَ الْمَغْرِبِ , صَلُّوا قَبْلَ الْمَغْرِبِ ” ثُمَّ قَالَ فِي الثَّالِثَةِ : ” لِمَنْ شَاءَ ” كَرَاهِيَةَ أَنْ يَتَّخِذَهَا النَّاسُ سُنَّةً ) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ
وَفِي رِوَايَةِ اِبْنِ حِبَّانَ : ( أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم صَلَّى قَبْلَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ )
وَلِمُسْلِمٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ : ( كُنَّا نُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ غُرُوبِ الشَّمْسِ , فَكَانَ صلى الله عليه وسلم يَرَانَا , فَلَمْ يَأْمُرْنَا وَلَمْ يَنْهَانَا )
Dari Abdullah Mughoffal al-Muzanny Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sholatlah sebelum Maghrib, sholatlah sebelum Maghrib.” Kemudian beliau bersabda pada yang ketiga: “Bagi siapa yang mau,” Karena beliau takut orang-orang akan menjadikannya sunnat. Diriwayatkan oleh Bukhari.
Dalam suatu riwayat Ibnu Hibban bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam sholat sebelum Maghrib dua rakaat.
Menurut riwayat Muslim bahwa Ibnu Abbas berkata: Kami pernah sholat dua rakaat setelah matahari terbenam dan Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam melihat kami, beliau tidak memerintahkan dan tidak pula melarang kami.
MAKNA HADITS :
Sholat dua rakaat sesudah matahari tenggelam dan sebelum mengerjakan sholat Maghrib mimang disunatkan berdasarkan sabda Nabi (s.a.w), perbuatannya dan pengakuannya. Bagi sahabat yang tidak pernah menerima berita ini tentu dia tidak akan memperkatakannya, tetapi pada hakikatnya sholat ini tidak termasuk sholat sunat mu’akkad, sebab sabda Nabi (s.a.w) dalam hadis tersebut menegaskan:
“Bagi orang yang menghendakinya.”
Nabi (s.a.w) bersabda demikian kerena menekuni kedua rakaat ini memakan waktu cukup lama yang boleh mengakibatkan terlewatnya awal waktu Maghrib, padahal pahala yang dapat diperoleh di awal waktu lebih besar dimana seseorang akan memperoleh keridhaan Allah (s.w.t).
PEMBAHASAN :
Dari hadis-hadis yang telah disebut sebelum ini dapat disimpulkan bahwa jumlah keseluruhan sholat sunat sebelum dan sesudah sholat fardu ada dua puluh rakaat yang perinciannya sebagai berikut:
1. Empat rakaat sebelum sholat dzuhur dan empat rakaat lagi sesudahnya.
2. Empat rakaat sebelum sholat Asar.
3. Dua rakaat sebelum Maghrib dan dua rakaat lagi sesudahnya.
4. Dua rakaat sesudah sholat Isyak.
5. Dua rakaat sebelum sholat Subuh.
Berikut ini kami ketengahkan pendapat ulama mengenai sholat sunat rawatib ini.
Imam Ahmad berkata: “Sesungguhnya bilangan rakaat sunat rawatib itu secara keseluruhannya ada sepuluh rakaat, yaitu dua rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat lagi sesudahnya, dua rakaat sesudah Maghrib, dua rakaat sesudah Isyak, dan dua rakaat sebelum Subuh.” Beliau berpendapat demikian karena berlandaskan kepada hadis Ibn Umar yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim pada hadis no. 287.
Imam al-Syafi’i berkata: “Sesungguhnya bilangan rakaat sunat rawatib itu secara keseluruhan ada enam belas rakat, yaitu empat rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat sesudahnya, empat rakaat sebelum Asar, dua rakaat sesudah Maghrib, dua rakaat sesudah Isyak, dan dua rakaat sebelum Subuh.” Beliau
berpendapat demikian karena berlandaskan kepada hadis Ummu Habibah no. 290 yang diriwayatkan oleh Muslim dan al-Tirmizi dan hadis Ibn Umar no. 291 yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, dan al-Tirmizi.
Imam Abu Hanifah berkata: “Sunat rawatib kesemuanya terdiri dari dua belas rakaat, yaitu empat rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah Maghrib, dua rakaat sesudah Isyak, dan dua rakaat sebelum Subuh.” Beliau berpendapat demikian karena berdasarkan kepada hadis Ummu Habibah dalam hadis no. 290.
Imam Malik berkata: “Sunat rawatib terdiri dari empat belas rakaat, yaitu Raghibah al-Fajr (dua rakaat sebelum Subuh), empat rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat sesudahnya, empat rakaat sebelum Asar, dan dua rakaat sesudah Maghrib. Beliau berpendapat demikian karena berlandaskan kepada amal perbuatan Madinah.
Wallahu a’lam bisshowab..
Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Aamiin..