السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI
BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH
HADITS KE 290 :
وَعَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ : سَمِعْت النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ : ( مَنْ صَلَّى اِثْنَتَا عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ . وَفِي رِوَايَةٍ ” تَطَوُّعًا”
وَلِلتِّرْمِذِيِّ نَحْوُهُ , وَزَادَ : ( أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا , وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ , وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ , وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الْفَجْرِ )
وَلِلْخَمْسَةِ عَنْهَا : ( مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى اَلنَّارِ )
Ummu Habibah Ummul Mu’minin Radliyallaahu ‘anhu berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa melakukan sholat dua belas rakaat dalam sehari semalam niscaya dibangunkan sebuah rumah baginya di surga.” Hadits riwayat Muslim. Dan dalam suatu riwayat: “Sholat sunat.”
Menurut riwayat Tirmidzi ada hadits yang serupa dengan tambahan: “Empat rakaat sebelum Dhuhur, dua rakaat setelahnya dan dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah Isya’, dan dua rakaat sebelum Shubuh.”
Menurut riwayat Imam Lima darinya (Ummu Habibah r.a): “Barangsiapa memelihara empat rakaat sebelum Dhuhur dan empat rakaat setelahnya niscaya Allah mengharamkan api neraka darinya.”
MAKNA HADITS :
Mengerjakan sholat sunat dengan istiqamah merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan cara itu, dia memperoleh kedudukan yang tinggi di sisi Allah karena seluruh anggota tubuhnya tidak bergerak
melainkan hanya untuk beribadah kepada Allah. Dia pun akhirnya sampai kepada kedudukan wali dan kekasih Allah. Inilah yang diisyaratkan dalam hadis qudsi:
وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ: كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ.
“Hamba-Ku senantiasa mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan mengerjakan amalan-amalan sunat hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Akulah yang menjadi pendengarannya yang selalu dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang selalu dia gunakan untuk melihat, tangannya yang selalu dia gunakan untuk memukul, dan kakinya yang selalu dia gunakan untuk berjalan. Jika dia benar-benar meminta kepada-Ku, niscaya Aku benar-benar memberinya dan jika dia benar-benar memohon perlindungan kepada-Ku, niscaya Aku benar-benar melindunginya.”
Dengan arti kata lain, seseorang itu senantiasa berada dalam suatu keadaan yang dikehendaki oleh Allah. Apapun yang diperintahkan-Nya pasti dia kerjakan, dan apapun yang dilarang-Nya pasti dia tinggalkan. Ini merupakan satu karunia yang besar karena dalam satu hadis dikisahkan tentang keutamaan sholat rawatib ini:
“Barang siapa yang mengerjakannya secara berterusan tanpa meninggalkannya, maka akan dibangunkan baginya sebuah gedung di dalam surga, dan Allah
mengharamkan tubuhnya ke atas neraka. Inilah karunia paling besar yang bakal diperoleh oleh orang yang tekun mengerjakan sholat sunat rawatib.
FIQH HADITS :
Ummahat al-Mu’minin dan sahabat yang lain memiliki semangat yang tinggi untuk senantiasa mengikuti semua amal perbuatan Nabi (s.a.w) disamping mereka turut mengutamakan sunat rawatib, karena mereka yakin bahwa barang siapa yang mengerjakannya secara terus menerus sholat sunat ini, maka ia dapat menyelamatkannya dari melakukan perbuatan yang menyebabkan dirinya memasuki neraka.
Wallahu a’lam bisshowab..
Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Aamiin..