السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI
BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH
HADITS KE 288 :
وَعَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- : أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم ( كَانَ لَا يَدَعُ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ ) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ
Dari ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam tidak meninggalkan (sholat sunat) empat rakaat sebelum Dhuhur dan dua rakaat sebelum Shubuh. Riwayat Bukhari.
MAKNA HADITS :
Memandang sunat qabliyyah Dzuhur termasuk sholat sunat rawatib, maka ada kalanya Rasulullah (s.a.w) mengerjakan dua rakaat dan ada kalanya pula empat rakaat untuk menetapkan ia adalah sunat. Ini karena jika sholat tersebut fardu, niscaya ia tidak boleh ditambah apalagi dikurangkan.
Dari sini dapatlah dihimpun antara hadis-hadis yang berbeda ketika menyebut bilangan rakaatnya. Hadits yang menceritakan Rasulullah (s.a.w) selalu mengerjakan sunat raghibah fajar dan sunat Dzuhur merupakan dalil yang menunjukkan keduanya adalah sholat sunat mu’akkad.
FIQH HADITS :
Nabi (s.a.w) sangat mementingkan sholat sunat qabliyah Dzuhur dan qabliyah Subuh.
Wallahu a’lam bisshowab..
Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Aamiin..