السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI
BAB SUJUD SAHWI, SUJUD TILAWAH DAN SUJUD SYUKUR
HADITS KE 283 :
وَعَنْ أَبِي بَكْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم ( كَانَ إِذَا جَاءَهُ أَمْرٌ يَسُرُّهُ خَرَّ سَاجِداً لِلَّهِ ) رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ إِلَّا النَّسَائِيَّ
Dari Abu Bakrah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bila menerima kabar gembira beliau segera sujud kepada Allah Diriwayatkan oleh Imam Lima kecuali Nasa’i
HADITS KE 284 :
وَعَنْ عَبْدِ اَلرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ رضي الله عنه قَالَ : ( سَجَدَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم فَأَطَالَ اَلسُّجُودَ ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ وَقَالَ : إِنَّ جِبْرِيلَ آتَانِي فَبَشَّرَنِي فَسَجَدْت لِلَّهِ شُكْرًا ) رَوَاهُ أَحْمَدُ وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ
Abdul Rahman Ibnu Auf Radliyallaahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam pernah sujud beliau melamakan sujud itu setelah mengangkat kepala beliau bersabda: Sesungguhnya Jibril datang kepadaku dan membawa kabar gembira maka aku bersujud syukur kepada Allah Riwayat Ahmad dan dinilai shahih oleh Hakim
HADITS KE 285 :
وَعَنْ اَلْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم بَعَثَ عَلِيًّا إِلَى اَلْيَمَنِ – فَذَكَرَ اَلْحَدِيثَ – قَالَ : فَكَتَبَ عَلِيٌّ رضي الله عنه بِإِسْلَامِهِمْ فَلَمَّا قَرَأَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم اَلْكِتَابَ خَرَّ سَاجِدًا ) رَوَاهُ اَلْبَيْهَقِيُّ وَأَصْلُهُ فِي اَلْبُخَارِيِّ
Dari al-Barra’ Ibnu Azib Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam pernah mengutus Ali ke negeri Yaman Kemudian hadits itu menyebutkan: Ali lalu mengirim surat tentang ke-Islaman mereka Ketika Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam membaca surat itu beliau langsung sujud syukur kepada Allah atas berita tersebut
MAKNA HADITS :
Disyariatkan melakukan sujud syukur ketika memperoleh nikmat atau dijauhkan dari malapetaka. Inilah pendapat Imam al-Syafi’i dan Imam Ahmad. Imam Malik tidak mau mengakui amalan ini karena ia tidak diamalkan oleh masyarakat
Madinah. Sedangkan pendapat yang bersumber daripada Imam Abu Hanifah masih ada perselisihan pendapat. Ada kemungkinan hadis ini belum sampai kepadanya.
Nabi (s.a.w) pernah melakukan sujud ketika membaca ayat di dalam Surah Shad, lalu baginda bersabda: “Sujud ini sebagai tanda syukur kami.” Ka’ab ibn Malik (r.a) salah seorang diantara tiga orang yang tidak turut serta berperang melakukan sujud syukur ketika Allah menurunkan ayat yang menerima taubatnya. Dalam melakukan sujud syukur disyariatkan apa yang disyaratkan ketika hendak melakukan sujud tilawah.
FIQH HADITS :
1. Disyariatkan melakukan sujud syukur. Inilah pendapat Imam al-Syafi’i dan Imam Ahmad. Mazhab Hanafi mengatakan, tidak makruh melakukan sujud syukur dan tidak pula sunat, sedangkan Imam Malik tidak pernah mengatakannya.
2. Keutamaan membaca sholawat ke atas Nabi (s.a.w).
3. Disyariatkan mengirimkan pasukan sariyyah.
4. Taat kepada pemimpin dalam setiap keadaan yang diperintahkannya.
5. Mengajak umat manusia untuk beribadah kepada Allah dengan cara yang lemah lembut dan baik.
6. Boleh meringkaskan hadis dan hanya menyebutkan bagian yang penting saja untuk dijadikan sebagai syahid dan dalil.
Wallahu a’lam bisshowab..
Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Aamiin..