السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI
BAB SUJUD SAHWI, SUJUD TILAWAH DAN SUJUD SYUKUR
HADITS KE 273 :
وَعَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ( إِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فَقَامَ فِي اَلرَّكْعَتَيْنِ فَاسْتَتَمَّ قَائِمًا فَلْيَمْضِ وَلْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ وَإِنْ لَمْ يَسْتَتِمْ قَائِمًا فَلْيَجْلِسْ وَلَا سَهْوَ عَلَيْهِ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَابْنُ مَاجَهْ وَاَلدَّارَقُطْنِيُّ وَاللَّفْظُ لَهُ بِسَنَدٍ ضَعِيفٍ
Dari al-Mughirah Ibnu Syu’bah bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: Apabila seseorang di antara kamu ragu ia berdiri dalam rakaat kedua dan ia sudah tegak berdiri maka hendaklah ia teruskan dan tidak usah kembali lagi dan hendaknya ia sujud dua kali Apabila ia belum berdiri tegak maka hendaknya ia duduk kembali dan tidak usah sujud sahwi Riwayat Abu Dawud Ibnu Majah dan Daruquthni Lafadznya menurut Daruquthni dengan sanad yang lemah
MAKNA HADITS :
Tidak sempat melakukan tasyahhud pertama disebabkan seseorang terus berdiri untuk mengerjakan rakaat ketiga. Jadi, seseorang itu tidak boleh kembali duduk untuk melakukan tasyahhud pertama, meskipun dia telah diingatkan oleh makmum menerusi bacaan tasbih, karena tempat untuk bertasyahhud telah terlepas dan itu mesti ditutupi dengan sujud sahwi sebagai gantinya sebagaimana yang telah dilakukan oleh Nabi (s.a.w).
Jika seseorang masih belum berada dalam posisi yang lebih mendekati berdiri, maka hendaklah dia kembali duduk untuk melakukan tasyahhud pertama dan tidak ada sujud sahwi lagi baginya. Imam Ahmad mengatakan bahwa seseorang itu tetap diharuskan melakukan sujud sahwi.
FIQH HADITS :
1. Jika seseorang meninggalkan tasyahhud pertama dan duduk untuk bertasyahhud, maka dia hendaklah kembali untuk bertasyahhud selagi belum mendekat keadaan berdiri. Jika lebih mendekati keadaan berdiri, maka dia tidak boleh kembali duduk untuk bertasyahhud, namun kemudian di akhir solat dia dikehendaki melakukan dua kali sujud sahwi. Inilah pendapat jumhur ulama. Jika kembali untuk bertasyahhud, padahal dia lebih mendekati keadaan berdiri maka batallah solatnya, menurut mazhab al-Syafi’i dan pendapat yang sahih dari mazhab Hanafi.
Mazhab Hanbali mengatakan, jika seseorang itu telah berdiri dan masih belum membaca al-Fatihah, maka lebih utama baginya untuk tidak kembali untuk tasyahhud. Dia dibolehkan untuk kembali duduk bertasyahhud hanya karena dia masih belum melakukan rukun yang dimaksudkan ketika berdiri, iaitu membaca al-Fatihah. Dalam dua keadaan tersebut seseorang tetap dikehendaki melakukan sujud sahwi.
Mazhab Maliki mengatakan, seseorang itu tetap dibolehkan kembali duduk untuk bertasyahhud selagi kedua tangan dan kedua lututnya masih belum berpisah
dengan tanah dan tidak ada sujud sahwi baginya. Tetapi jika keduanya telah berpisah dari tanah, maka dia tidak boleh kembali untuk melakukan tasyahhud pertama. Jika tetap kembali, maka ulama berselisih pendapat baik solatnya batal ataupun tidak. Apapun, menurut pendapat yang kuat, solatnya tidak batal meskipun dia kembali duduk untuk bertasyahhud sesudah berdiri, bahkan sudah memasuki bacaan al-Fatihah. Jika dia kembali duduk untuk bertasyahhud sesudah selesai membaca al-Fatihah, maka batallah solatnya. Ketentuan ini berlaku bagi imam dan orang yang solat sendirian. Sedangkan bagi makmum, seandainya dia meninggalkan tasyahhud pertama karena lupa, sementara imamnya duduk untuk bertasyahhud, maka dia wajib kembali duduk untuk bertasyahhud secara mutlak karena dia wajib mengikuti imam. Inilah pendapat jumhur ulama dan pendapat inilah yang paling kuat di kalangan mazhab al-Syafi’i.
2. Jika seseorang masih belum lagi berdiri secara tegak, maka dia boleh kembali duduk untuk tasyahhud. Ada dua pendapat meskipun dia mesti sujud sahwi atau sebaliknya. Pendapat yang paling sahih diantara kedua pendapat itu menurut jumhur ulama adalah orang itu tidak perlu lagi sujud. Sedangkan al-Qaffal mengatakan, jika dia lebih mendekati kepada keadaan berdiri, lalu dia kembali duduk, maka dia boleh sujud sahwi. Jika dia lebih mendekati kepada duduk atau dalam posisi pertengahan diantara keduanya, maka dia tidak perlu sujud sahwi lagi.
Wallahu a’lam bisshowab..
Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Aamiin..