السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI
BAB SUJUD SAHWI, SUJUD TILAWAH DAN SUJUD SYUKUR
HADITS KE 268 :
عَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ بُحَيْنَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ- ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم صَلَّى بِهِمُ الظُّهْرَ فَقَامَ فِي اَلرَّكْعَتَيْنِ اَلْأُولَيَيْنِ وَلَمْ يَجْلِسْ فَقَامَ اَلنَّاسُ مَعَهُ حَتَّى إِذَا قَضَى اَلصَّلَاةَ وَانْتَظَرَ اَلنَّاسُ تَسْلِيمَهُ كَبَّرَ وَهُوَ جَالِسٌ وَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ ثُمَّ سَلَّمَ ) أَخْرَجَهُ اَلسَّبْعَةُ وَهَذَا لَفْظُ اَلْبُخَارِيِّ وَفِي رِوَايَةٍ لمُسْلِمٍ : ( يُكَبِّرُ فِي كُلِّ سَجْدَةٍ وَهُوَ جَالِسٌ وَسَجَدَ اَلنَّاسُ مَعَهُ مَكَانَ مَا نَسِىَ مِنَ الْجُلُوسِ )
Dari Abdullah Ibnu Buhaimah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam sholat Dhuhur bersama mereka beliau berdiri pada dua rakaat pertama dan tidak duduk tasyahhud orang-orang ikut berdiri bersamanya hingga beliau akan mengakhiri sholat dan orang-orang menunggu salamnya beliau takbir dengan duduk kemudian beliau sujud dua kali sebelum salam lalu beliau salam Dikeluarkan oleh Imam Tujuh dan lafadz ini menurut riwayat Bukhari Dalam suatu riwayat Muslim: Beliau takbir pada setiap sujud dengan duduk lalu beliau sujud dan orang-orang sujud bersamanya sebagai pengganti duduk (tasyahhud) yang terlupakan
MAKNA HADITS :
Solat terdiri dari rukun dan lain-lain. Rukun mesti dikerjakan dan tidak dapat digantikan dengan sujud sahwi. Oleh kerana tasyahhud pertama tidak termasuk salah satu rukun solat, maka sujud sahwi dapat dilakukan sebagai penggantinya. Jadi, Rasulullah (s.a.w) tidak kembali duduk untuk melakukan tasyahhud. Seandainya ia rukun, niscaya baginda kembali duduk untuk melakukannya dan tidak mencukupi hanya dengan melakukan dua kali sujud sebagai penggantinya.
FIQH HADITS :
1. Jika meninggalkan tasyahhud pertama kerana lupa, maka itu dapat diganti dengan sujud sahwi.
2. Tasyahhud pertama dan duduk untuk tasyahhud pertama tidak termasuk rukun solat dan tidak pula diwajibkan. Jumhur ulama mengatakan, jika keduanya wajib, niscaya Nabi (s.a.w) tidak mengganti keduanya dengan melakukan sujud sahwi. Imam Ahmad mengatakan, keduanya adalah wajib. Jika seseorang lupa melakukan keduanya, maka dia mesti mengganti keduanya
dengan sujud sahwi sesuai dengan pengertian hadis ini.
3. Menjelaskan bilangan sujud sahwi sebanyak dua kali sujud.
4. Disyariatkan membaca takbir untuk sujud sahwi dan salam sesudahnya.
5. Disyariatkan takbir intiqal.
6. Wajib mengikuti imam ketika melakukan sujud sahwi, termasuk pula orang yang masbuq, yakni makmum yang datang terlambat.
7. Tidak boleh melakukan sujud sahwi secara berulang kali, meskipun tertinggal beberapa perbuatan solat yang banyak terlewatkan, kerana Rasulullah (s.a.w) cukup melakukan dua kali sujud sebagai ganti kepada duduk dan tasyahhud pertama. Al-Baihaqi meriwayatkan satu hadis dari Aisyah bahwa dua kali sujud sahwi sudah mencukupi untuk menggantikan semua penambahan dan kekurangan.
8. Sujud sahwi dilakukan sebelum salam menurut pendapat Imam al-Syafi’i. Beliau menyanggah hadis-hadis lain yang menyebut Rasulullah (s.a.w) tidak menyadari kealpaannya melainkan sesudah salam, lalu baginda segera mengerjakan sujud sahwi sesudahnya, tetapi jika baginda menyadari kealpaannya sebelum itu, niscaya baginda melakukan sujud sahwi sebelum salam. Imam Ahmad mengatakan bahwa hadis mengenai masalah ini beraneka ragam. Dalam hadis ini disebutkan, sujud dilakukan sebelum salam, sedangkan menurut hadis Abu Hurairah (r.a) yang bakal disebutkan berikut ini disebutkan di dalamnya berdiri pada tonggak kayu dan melakukan sujud sahwi
sesudah salam. Setiap hadis yang telah disebutkan hendaklah diamalkan sesuai dengan keadaannya dan tidak boleh diqiyaskan dengan hal lain. Selain dari apa yang telah disebutkan dalam masalah ini, maka sujud sahwi hendaklah dilakukan sebelum salam. Imam Malik mengatakan, jika lupa
karena menambahkan sesuatu, maka sujud dilakukan sesudah salam, sebab itu untuk menghinakan syaitan. Oleh itu, sebaiknya dilakukan sesudah selesai mengerjakan solat. Jika lupa karena kekurangan melakukan sesuatu, maka sujud sahwi dilakukan sebelum salam, sebab itu dilakukan untuk memperbaiki dan menggantikan kekurangan. Adalah mustahil apabila perbaikan dan penggantian itu dilakukan sesudah selesai mengerjakan solat. Apabila digabung antara kekurangan dan penambahan, maka apa yang dimenangkan adalah kekurangan dan seseorang hendaklah melakukan sujud sahwi sebelum salam. Imam Abu Hanifah mengatakan, pada awalnya sujud sahwi itu dilakukan sesudah salam dan para pengikut Imam Abu Hanifah mentakwilkan hadis-hadis masalah ini dengan mengatakan bahwa sujud sahwi dilakukan sebelum salam.
Wallahu a’lam bisshowab..
Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Aamiin..