DEWAN PIMPINAN PUSAT
IKATAN ALUMNI BATA-BATA

M089. HUKUM BEKERJA KEPADA MAJIKAN YANG MENGELOLA BARANG HARAM

PERTANYAAN :

Assalamualaikum Ustadz..

Mau tanya Ustad..

Ada kasus, ada seorang bekerja di salah satu rumah, seorang tersbeut bekerja sebagai pembantu di rumah itu. Dan dia tau bahwa sang majikannya pekerjaan nya tidak halal. Seperti menjual sabu2, Pertanyaan nya bagaimanakah hukum pembantu tersebut menerima gaji dari majikannya apakah berstatus halal atau haram mengingat status pekerjaan majikannya tersebut pekerjaan yg tidak halal. Sedangkan pembantu itu pekerjaan yg halal yakni jadi pembantu di rumah tersebut. Mohon penjelasan nya ustad..

JAWABAN :

Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh..

‎Upah yang didapat dari pekerjaan tersebut haram dengan dasar bahwa ia termasuk membantu kemaksiatan dan ia tahu bahwa harta yang didapat dari bosnya hasil dari penjualan miras

وَأَمَّا المَظْنُونُ بِعَلاَمَةٍ فَهُوَ مَالُ السُّلْطَانِ وَعُمَّالِهِ وَمَالُ مَنْ لاَ كَسَبَ لَهُ إلاَّ مِنَ النَّاحِيَةِ او بَيْعِ الخَمْرِ او الرِّبَا او المَزَامِيْرِ وَغَيْرِ ذَلِكَ مِنْ آلاَتِ اللَّهْوِ المُحَرَّمَةِ. فَإِنَّ مَنْ عَلِمَتْ أَنَّ كَثِيْرَمَالِهِ حَرَامٌ مُطْلَقًا فَمَا تَأخُذُهُ مِنْ يَدِهِ وَإِنْ أَمْكَنَ أَنْ يَكُونَ حَلاَلاً نَادِرًا, فَهُوَ حَرَامٌ, لأَنَّهُ الغَالِبُ عَلَى الظَّّنِّ.

اسعاد الرفيق جزء 2 ص 127

ومنها أي من معاصى البدن الاعانة على المعصية أي على معصية من معاصى الله بقول او فعل او غيره ثم ان كانت المعصية كبيرة كانت الاعانة عليها كذالك كما في الزواجر قال فيها وذكري لهذين أي الرضا بها والاعانة عليها باي نوع كان ظاهر معلوم مما سيأتـي في الامر بالمعروف والنهي عن المنكر

“Di antara maksiat tubuh adalah ikut menolong (terlibat) dalam melancarkan maksiat-maksiat yang dimurkai Allah, baik berupa ucapan, perbuatan dll. Bila maksiat tadi tergolong dalam dosa besar, maka dosa yang didapat dari keterlibatannya pun juga besar, seperti dijelaskan dalam kitab Zawajir. Di dalam kitab tersebut Ibn Hajar berkata :” (alasan) saya menyebutkan dua hal diatas, yakni membiarkan maksiat terjadi ( الرضا بالمعصية) dan terlibat di dalamnya (اعانة لها) dengan berbagai macam ragamnya, sudah cukup jelas dan maklum seperti yang akan dijelaskan dalam Bab Amr Ma’ruf –Nahy Munkar”.

“berikutnya dalam Kaidah dijelaskan : Apapun yang haram dilakukan maka haram untuk dicarinya. Kaidah dalam nadzam ini berbeda dengan kaidah yang ada di dalam kitab Asybah Wa Nadzoir, justru kaidah yang ada adalah sebaliknya, yaitu: Setiap hal yang yang haram dicari, haram pula untuk dikerjakan. Dan dari keharaman ‘mengerjakan’ ini menyebabkan haramnya ‘mencari’nya, bukan sebaliknya. Seperti kasus suap, mengerjakannya haram, mencarinya pun juga demikian”.

فوائد الجنية جزء 2 ص 302

قاعدة وهي ما يحرم فعله حرم طلبه كذ الناظم وهو عكس ما في الاشباه والنظائر اذ الذي فيها : ما حرم طلبه حرم فعله فحرمة الفعل مسببة عن حرمة الطلب لا العكس وذالك كالرشوة فعلها حرام وطلبها حرام بشرطه (ايضا كما ذكر عنهم)

Lebih lanjut Uang yang dihasilkan dari pekerjaan untuk mensuburkan kemaksiatan haram hukumnya, disedekahkan juga tidak SAH

من أَعاَنَ عَلَى مَعْصِيَةٍ وَلَوْ بِشَطْرِ كَلِمَةٍ كاَنَ شَرِيْكاً فِيْهاَوفى نفس الكتاب اجرة العمل الذى يتعلق بالمعصية حرام والتصدق به منها لايجوز ولايصح إهـ.

Barang siapa yang menolong kemaksiyatan walaupun hanya dengan setengah kalimat, maka ia telah terlibat dalam maksiyat tersebut” (al-Hadits). Dalam Kitab al-Ihyaa’ ‘Uluumiddiin dijelaskan “Ongkos pekerjaan yang berhubungan dengan maksiat haram, dan mensedekahkannya juga tidak boleh dan tidak sah”. [ Ihyaa’ ‘Uluumiddiin II/91 ].

قال رسول الله صلى الله عليه و سلم من اصاب مالا من ماثم فوصل به رحما او تصدق به انفقه في سبيل الله جمع الله جميعه ثم قذفه فى النار احياء ٢/٩١

Rosululloh bersabda : barang siapa yang memperoleh harta dari pekerjaan dosa, kemudian ia pergunakan untuk menyambung kerabat atau disedekahkan di jalan Allah SWT, maka Allah akan mengumpulkan semuanya dan melemparkannya ke neraka.

اجرة العمل الذى يتعلق بالمعصية حرام والتصدق به منها لا يجوز و لا يصح نفس الكتاب

Upah dari pekerjaan yang terkait dengan maksiat itu haram, dan tidak boleh serta tidak sah bersedekah dengan upah itu”.

Wallaahu A’lamu Bis showaab..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

#TERKINI

#WARTA

#HUKUM