السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI
BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT
HADITS KE 257 :
وَعَنْ أَبِي بَكْرٍ اَلصِّدِّيقِ رضي الله عنه ( أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي صَلَاتِي . قَالَ قُلْ : ” اَللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ اَلْغَفُورُ اَلرَّحِيمُ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْه
Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq Radliyallaahu ‘anhu bahwa dia berkata kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam: Ajarkanlah padaku doa yang aku baca dalam sholatku. Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Ucapkanlah: (artinya = Ya Allah sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri dan tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu dan kasihanilah diriku sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).” Muttafaq Alaihi.
MAKNA HADITS :
Nabi (s.a.w) dianugerahkan jawami’ al-kalim dan ilmu mengenai perkara-perkara yang belum diketahui. Tiada satu kebaikan pun dari kebaikan dunia dan akhirat melainkan baginda menunjukkannya kepada kita, dan tiada satu keburukan pun dari keburukan dunia dan akhirat melainkan baginda mengingatkan kita supaya berwaspada terhadapnya. Dari sini Abu Bakar al-Shiddiq meminta kepada Rasulullah (s.a.w) agar mengajarkan kepadanya suatu doa yang seharusnya beliau baca ketika dalam sholat. Nabi (s.a.w) kemudian mengajarkan kepadanya do’a ini yang di dalamnya mengandungi permohonan ampun. Tidak diragukan lagi bahwa permohonan ampun merupakan permintaan yang paling tinggi dan paling besar untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.
FIQH HADITS :
1. Meminta pengajaran dari orang alim lebih-lebih lagi berkaitan do’a yang disebutkan di dalam hadits yang di dalamnya terkandung jawami’ al-kalim.
2. Bertawassul, yakni memohon kepada Allah dengan menyebut asma-Nya yang sesuai dengan kedudukan ketika meminta hajat dan berdo’a supaya diselamatkan dari hal-hal yang tidak disukai, seperti menyebut lafaz “ْالغفور رحيم “ ketika memohon ampunan atau menyebut lafaz: “ وارزقنا وأنت خير الرازقين ” ketika memohon supaya dianugerahkan rezeki. Betapa banyak kalimat seperti ini di dalam al-Qur’an dan do’a-do’a yang pernah dibaca oleh Rasulullah (s.a.w).
3. Disyariatkan berdo’a ketika dalam sholat secara mutlak tanpa perlu ditentukan tempat dimana mesti berdo’a. Dalam hadis sebelum ini disebutkan bahwa do’a ketika dalam sholat dilakukan sesudah tasyahhud, membaca sholawat ke atas Nabi (s.a.w) dan isti’adzah.
Wallahu a’lam bisshowab..
Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Aamiin..