DEWAN PIMPINAN PUSAT
IKATAN ALUMNI BATA-BATA

HADITS KE 252 : BACAAN KETIKA TASYAHHUD

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بسم الله الرحمن الرحيم

KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI

BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT

HADITS KE 252 :

وَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ : ( اِلْتَفَتَ إِلَيْنَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : ” إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ : اَلتَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا اَلنَّبِيُّ وَرَحْمَةَ اَللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلسَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اَللَّهِ اَلصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ثُمَّ لِيَتَخَيَّرْ مِنْ اَلدُّعَاءِ أَعْجَبُهُ إِلَيْهِ فَيَدْعُو ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيِّ )

وللنسائي : كنا نقول قبل أن يفرض علينا التشهد. وَلِأَحْمَدَ : ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم عَلَّمَهُ اَلتَّشَهُّد وَأَمَرَهُ أَنْ يُعَلِّمَهُ اَلنَّاسَ )

Abdullah Ibnu Mas’ud Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam berpaling pada kami kemudian bersabda: “Apabila seseorang di antara kamu sholat hendaknya ia membaca: (Artinya = Segala penghormatan sholawat dan kebaikan itu hanya bagi Allah semata. Semoga selamat sejahtera dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan berkah-Nya. Semoga selamat sejahtera dilimpahkan kepada kami dan kepada hamba-hamba-Nya yang shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Esa tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba dan utusan-Nya) kemudian hendaknya ia memilih doa yang ia sukai lalu berdoa dengan doa itu.” Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Bukhari.

Menurut riwayat Nasa’i: Kami telah membaca doa itu sebelum tasyahud itu diwajibkan atas kami. Menurut riwayat Ahmad: bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam telah mengajarinya tasyahhud dan beliau memerintahkan agar mengajarkannya kepada manusia.

MAKNA HADITS :

Kalimat tasyahhud memiliki banyak bentuk lafaz yang kesemuanya disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh dua puluh empat orang sahabat.

Jumhur ulama memilih salah satu diantaranya sebagaimana yang disebutkan di dalam hadis Ibn Mas’ud (r.a). Dengan membaca salah satu lafaz tasyahhud, maka itu sudah dianggap mencukupi. Nabi (s.a.w) amat mementingkan tasyahhud dan mengajarkannya kepada para sahabatnya di samping mereka berkewajiban mengajarkannya kepada orang lain.

FIQH HADITS :

1. Seseorang dilarang mengucapkan “السلام على الله”

2. Disyariatkan membaca tasyahhud menurut kalimat yang pernah diajarkan oleh Rasulullah (s.a.w). Ini menurut pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad.

3. Disunatkan memulai do’a terlebih dahulu untuk diri sendiri, lalu berdo’a untuk orang lain secara umum.

4. Disyariatkan membaca do’a sesudah tasyahhud dan sebelum salam, yaitu mana yang berkaitan dengan kebaikan dunia dan akhirat, namun do’a itu tidak boleh memuatkan dosa. Inilah pendapat jumhur ulama. Imam Abu Hanifah berkata: “Tidak boleh membaca do’a kecuali lafaz do’a yang terdapat di dalam al-Qur’an atau Sunnah atau lafadz do’a yang serupa dengan lafaz al-Qur’an,
namun tidak boleh membaca lafadz do’a yang mempunyai kesamaan dengan percakapan manusia.”

5. Wajib membaca tasyahhud pada tempatnya di dalam sholat. Tasyahhud merupakan rukun sholat dalam rakaat terakhir dan sunat dalam rakaat kedua.

Wallahu a’lam bisshowab..

Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.

Semoga bermanfaat. Aamiin..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

#TERKINI

#WARTA

#HUKUM