السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI
BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT
HADITS KE 243 :
وَعَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ : ( رَأَيْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّي مُتَرَبِّعًا ) رَوَاهُ النَّسَائِيُّ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ خُزَيْمَةَ
‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Aku pernah melihat Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam sholat dengan duduk bersila. Riwayat Nasa’i dan dinilai shahih oleh Ibnu Khuzaimah.
MAKNA HADITS :
Berdiri dalam sholat fardu merupakan rukun sholat bagi orang yang mampu berdiri.
Orang yang sakit dan tidak mempunyai kemampuan untuk berdiri boleh mengerjakan sholat dalam keadaan duduk mengikuti keadaan yang dapat dia lakukan. Hal ini merupakan salah satu kemudahan Islam. Orang sakit yang mengerjakan sholat sambil duduk memperoleh pahala yang sama dengan orang yang sholat sambil berdiri. Sedangkan dalam sholat sunat, tidak diwajibkan berdiri, meskipun melakukannya dalam keadaan berdiri lebih diutamakan. Hukum wajib
berdiri dalam sholat ialah firman-Nya:
وقوموا لله قانتين
“… Berdiri untuk Allah (dalam solat kamu) dengan khusyuk.” (Surah al-Baqarah: 238)
FIQH HADITS :
Hadis ini menjelaskan tatacara sholat orang yang sakit hingga terpaksa mengerjakannya dalam keadaan duduk.
Wallahu a’lam bisshowab..
Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.
Semoga bermanfaat. Aamiin..